Jihyo memandang pantulan dirinya di cermin, kaus berwarna putih dengan aksen bunga didada dan dipadu dengan celana jeans yang sangat pas di kaki jenjangnya membuat dirinya semakin imut.
Kedua lengan bajunya ia lipat beberapa kali, rambutnya di kuncir seperti ekor kuda, juga sneakers senada dengan bajunya yang ia pakai.
Sungjin mengabarinya tadi, bahwa dia akan menjemput Jihyo sepuluh menit lagi dan meminta wanita itu berpakaian layaknya abg untuk pergi ke mall tapi Jihyo pikir ini berlebihan.
Helaan nafas keluar dari bibir tipis berwarna pink itu, Jihyo sedikit gugup karena Sungjin mengajaknya kencan dan baru pergi ke rumahnya, mendadak sekali untuk kencan.
"Ini pakaian untuk kencan?"
Jihyo kembali memutar tubuhnya dan mengambil sling bag berwarna putih juga, hari ini sangat cerah jadi Jihyo juga harus cerah.
Ceklek
Pintu kamarnya terbuka membuat Jihyo menoleh dan tersenyum, ada Sungjin.
"Aku kira masih lama"
"Udah rapih kok, gimana?"
Sungjin memperhatikan Jihyo dengan cara bersender di ambang pintu, dengan kedua tangan yang di lipat di depan dada.
"Bagus! Kamu cantik"
Jihyo tersipu malu, Sungjin sangat tampan dengan balutan jas berwarna abu-abu yang dalamannya berwarna hitam (kaus turtle neck) juga celana Sungjin yang senada dengan kausnya dan jangan lupakan sepatu pantofel.
"Bisa aja, yuk kebawah"
Sungjin mengangguk lalu lebih dulu pergi meninggalkan Jihyo, dibawah sudah ada Mamah dan Papah yang sedang bercengkrama ringan sambil ditemani dengan segelas teh.
"Udah mau berangkat?"
"Iya Pah, aku pinjem Jihyo sebentar ya?"
"Iya Sungjin, pulangnya jangan di atas jam 10 malam ya?"
"Siap pah laksanakan"
Jihyo terkekeh lalu mendekati orang tuanya dan mencium pipi Mamah dan Papah, sedangkan Sungjin hanya mencium punggung tangan Papah dan Mamah, salim.
"Dadah"
Jihyo menarik pelan Sungjin untuk keluar rumah dan tersenyum kita Bambam menyapa mereka.
"Hati-hati non"
Jihyo tertawa kecil karena tingkah sang penjaga rumah lalu masuk kedalam mobil Sungjin.
"Wah~ banyak banget!"
Jihyo tidak sengaja melihat ke jok belakang, disana banyak kantung berwarna putih yang isinya adalah cemilan ringan.
"Abisin aja kalo kuat"
Jihyo terkekeh lalu menatap Sungjin dari samping yang sedang memakai seatbelt.
"Bukannya supermarket gitu udah gaboleh pake plastik ya?"
"Gatau, aku dikasihnya plastik, yaudah"
Jihyo membuka stick coklat dari kemasannya lalu mulai memakannya ketika Sungjin menajalankan mkbilnya.
"Nanti ke mall pake itu?"
"Jasnya aku bukalah dan aku udah bawa celana sama sepatu juga di belakang"
"Kenapa ga pake jas aja hehe"
"Gamau ntar aku disangka ayah kamu"
"Loh kok gitu?"
"Karna aku terlihat lebih tua kalau sama kamu"
"Mana ada?"
"Adalah"
"Kamu ganteng gini, siapa yang bilang tua? Biar aku tabok bibirnya"
Sungjin tertawa kecil lalu mengusap kepala Jihyo.
"Galak banget si yaampun"
"Lagian, kamu tuh ganteng, dengan style kaya gini kamu lebih berwibawa dan dewasa"
"Aku menolak hal itu, karena dengan pakaian seperti ini aku terlihat seperti om-om atau bahkan seorang Ayah yang mempunyai 2 anak"
Jihyo tertawa sedikit keras, memang benar sih.
"Jangan ketawa ish"
"Haha iyaa maaf"
"Bagi dong"
Jihyo mengambil stick coklat lalu menyodorkan kearah Sungjin, rela tak rela Jihyo memberinya.
"Kamu mau borok sikutan apa?"
"Hah?!"
"Ya kan kamu beli ini buat aku, jadi kamu gaboleh minta ntar sikutnya borokan"
"Mana ada?"
"Adalah"
"Yeu dasar pelit"
"Biar cepet kaya"
"Aku bisa beli banyak, awas kamu minta"
Jihyo terkekeh lalu menaruh cemilannya di dashboard mobil Sungiin dan menyenderkan kepalanya di bahu lebar kekasihnya.
"Aku sayang banget sama kamu tau"
"Ya aku tau, kenapa random banget si?"
"Gatau mau bilang gitu aja tiba-tiba"
"Aku juga sayang kamu"
"Kalau aku pergi gimana?"
"Hah?"
"Gajadi hehe bercanda"
Sungjin hanya mengangguk membiarkan Jihyo semakin menempel pada dirinya.
'Ini aneh gabiasanya dia bilang macem-macem kaya tadi' batin Sungjkn.
.
.
.
.
.
Bersambung...