part 11

9 0 0
                                    

Pagi itu Calon istriku, sangat cantik. Dia memakai baju berwarna biru toska dengan bawahan berwarna hitam, dilengkapi jilbab syar'i berwarna senada dengan bajunya.
Tak lupa cadar yang semakin mempermanis tampilannya.

Dia memilih duduk di kursi belakang mobil, mungkin karna Kami belum Sah menjadi sepasang Suami istri, jadi Dia sedikit mengambil jarak. Aku mengerti itu.

Sepanjang perjalanan Dia tidak berbicara sepatah katapun padaku, dan Aku juga agak sungkan membuka pembicaraan. Jadi hanya kesunyian yang terasa di dalam mobil ini.

Setelah sampai di butik tempat Kami akan fitting baju pengantin, Aku membukakan pintu untuk calon istriku.
Sampai di dalam Kami disambut oleh wanita paruh baya.

"Ini pasti Shafira anaknya, Mama ami ya?."

Wanita itu menunjuk calon istriku dan memeluknya.

"Iya, tante Maya."

"Duuhh.... tante sampek pangling lho, sekarang tambah cantik Kamu."

"Tante bisa aja mujinya, tente juga gak berubah masih tetep awet muda dan cantik."

"Halahh, tante udah tua Shafira, udah punya cucu."

Para wanita-wanita ini tertawa, rasanya mereka sudah kenal sejak lama pikirku.

"Oohh iyaa. Sampek lupa ini siapa Shafira?."

Tante Maya menunjukku.

"Ini Ramdhan Tante. Calon suami Shafira."

Tak tahu kenapa saat Dia menyebut Aku sebagai calon suaminya, hatiku seperti meletup-meletup. Sangking bahagia.

"Ooh ini Toh Calonmu Shafira. Kamu sangat pintar memilih calon suami."

"Memangnya kenapa Tante."

"Dia sangat tampan Shafira."

Aku tersenyum mendengar itu, begitu juga dengan Tante Maya.

Setelah cukup lama berbincang-bincang, Tante Maya mengajak Kami untuk melihat beberapa contoh baju pengantin.

Baju di sini sangat bagus-bagus, dan Aku tahu ini pasti tidak murah. Tapi Aku sangat merasa tidak bermodal sebagai seorang calon suami.

Bagaimana Aku tidak merasa seperti itu, semua persiapan pernikahan mulai dari catering, baju pengantin dan semuanya
Itu ditanggung oleh Ayah mertuaku.

Bukannya Aku tidak mampu untuk membayar itu semua, tapi Abi bilang.

"Simpan saja tabunganmu itu, untuk masa depan Kalian. Biar semuanya Abi yang tanggung sekarang, mumpung Abi masih mampu melakukannya."

Aku hanya mengiyakan saja, karna Aku pikir itu memang benar.

"Mas Ramdhan...."

"Iya ada apa Ning?."

"Disuruh coba jasnya."

Dia menyodorkan jas berwarna putih dan juga celananya. Tapi fokusku tidak pada baju itu, melainkan pada ucapan calon istriku tadi.

Dia memanggilku dengan sebutan Mas.
Aku tersenyum mendengar itu, tapi Aku tak melihat raut bahagia dari sorot mata calon istriku. Mungkin Dia masih canggung.

Setelah memilih dan mencoba baju pengantin untuk acara Akad nanti, konsepnya serba putih dan itu permintaan Ayah mertuaku.

Sekarang giliran calon istriku untuk mencoba gaun pengantinnya. Dia terlihat sangat anggun memakai gaun putih dengan dihiasi motif bunga-bunga di bagian bawah gaunnya.

"Bagaimana Ramdhan, bukankah bagus gaunnya." Ucap Tante Maya.

"Sangat bagus tante, dan sangat cantik."

Aku terpesona dengan kecantikan calon istriku ini, sungguh Dia seperti peri-peri di serial Disney.

Dia memakai makhkota bunga warna putih dan biru, kerudungnya warna putih polos, dan tak lupa cadarnya itu. Dia layaknya princess cinderella yang kirim tuhan untukku.

"Gaun ini akan dipakai waktu akad nikah nanti, kalau gaun untuk acara resepsinya. Mama Ami bilang konsepnya serba baby blue."

"Warna baby blue itu seperti apa ya Tante?."

Tante Maya langsung menjukkan taksido dengan warna yang dimaksud.
Warnanya sangat cantik.

Setelah semua selesai mulai dari baju pengantin untuk akad nikah sampai untuk resepsi nanti. Kami berpamit pulang.

Karna sudah siang Aku langsung mengantar calon istriku ini ke rumahnya, karna Abi menelfonku bahwa soal undangan biar Ibu mertuaku dan umik yang mengurusnya.

Jadi Aku langsung mengantar calon istriku pulang, setelah memberi tahu kalau tahu Dia tentang undangan yang akan diurus Ibunya dan Ibuku. Seperti tadi pagi Dia tidak berbicara sepatah katapun.

Pernikahan Kami sudah tinggal menghitung hari tapi sama sekali tidak ada perubahan dari sikapnya padaku. Aku jadi sedikit ragu dengan pernikahan ini.

Bersambung.

Thank you.

Tetep jaga kesehatan, makan makanan yang bergizi dan selalu cuci tangan.
#dirumahajadulu

AIR MATA PERNIKAHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang