part 1

71 2 0
                                    

Aku ingin menceritakan sedikit tentangku.
Kata nenek aku anak manja yang gak bisa ngelakuin apa - apa sendiri, pokoknya kata nenek aku kayak anak kecil yang apa- apa harus di bilangin mulu. Bukan hanya itu nenek suka marah - marah kalau aku nyuruh bibi di rumah untuk membatu keperluanku, nenek bilang.

" Kalau butuh apa-apa itu jangan nyuruh bibi mulu, belajar ngelakuin keperluamu sendiri. Kamu ini sudah besar bukan anak kecil lagi, kalau nanti kamu sudah berkeluarga siapa yang mau bantu haahh ??? gak ada. Makanya kamu harus belajar dari sekarang."

Ceramah nenek padaku setiap hari nenek memberiku sarapan nasehat seperti itu. Bahkan bisa lebih dari itu, sampai-sampai nenek membanding aku dengan mbak salwa.

"Kamu harusnya contoh salwa, dia mandiri sudah bisa cari uang sendiri dan lebih penting dia bisa melakukan semua sendiri tanpa nyuruh bibi."
Mendengar ucapan nenek itu aku jadi berfikir, aku ini anak yang sangat tidak berguna. Bahkan aku rasa aku ini masih anak kecil, padahal usiaku sudah 23 tahun.

Mungkin kebanyakan orang di usiaku saat ini, sudah ada yang menikah, punya anak atau sekarang mereka lagi giat-giatnya bekerja untuk mempersiapkan masa depan mereka masing-masing.
Tapi beda halnya dengan aku, justru aku kebalikannya. Aku engan rasanya membangun rumah tangga,mendengar kata pernikahan saja aku sudah merinding apalagi melakukannya.
Sungguh aku belum siap sama sekali.
"Tidak !! aku belum siap " ucapku sedikit berteriak.

"Shafira !!! ayo berangkat, keburu siang nanti." Teriakan itu membuatku tersadar dari lamunanku.
Awas aja nanti. Kalau bukan karna mama yang nyuruh, aku juga males ikut dengannya untuk belanja keperluan pernikahan mbak salwa. Aku menggerutu sendiri sambil menutup leptop dan mengambil tas di atas tempat tidur.
Tiba-tiba....

Mohon maaf jika banyak kesalahan, mohon saran dan kritiknya.

AIR MATA PERNIKAHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang