part 15

2 0 0
                                    

BAGIAN02


Setelah Sholat shubuh seperti biasa Kami selalu sholat berjamaah.

"Mau kemana Ning?." Tanyaku ketika istriku hendak keluar dari dalam kamar.

"Mau ikut kegiatan di pondok putri."

"Gak usah dulu untuk hari ini."

"Kenapa?."

"Ada yang mau Saya bicarakan Ning."

Dia hanya mengangguk pelan dengan muka bertanya-tanya.

"Buka dulu mukenahnya. Kita bicara di luar."

Dia perlahan membuka mukenahnya dan Aku melipat sejadah dan menaruhnya di atas ranjang.

"Memangnya mau bicara penting hingga harus bicara di luar."

"Iya penting."

"Ayo."

Setelah Dia selesai melipat mukenahnya Aku tarik tangan untuk keluar dari kamar.
Aku menggandeng tangannya erat. Rasanya Aku tak bisa berpisah lama dengan istriku ini.

"Aku belum memakai cadar."

"Tidak usah. Rumah sepi kalau shubuh gini, jadi aman buat Ning."

Dia tersenyum mendengar ucapanku itu begitupun Aku. Aku masih menggandeng tangannya. Aku akan mengajak istriku ini ke samping kamar untuk menikmati dinginnya pagi hari.

"Kita mau bicara di sini?."

"Iya. Sambil makan jambu air. Ning suka?."

"Iya suka."

Aku langsung mengambil buah jambu air itu beberapa dan memberikannya pada istriku.

Lalu duduk di teras sambil memakan jambu air yang Aku ambil tadi.

"Apa nama jambu air ini? Aku suka kecil-kecil tapi rasanya sangat manis."

"Namanya jambu air pujaan hati."

Aku mencoba mencairkan suasana.

"Ahh beneran namanya pujaan hati?" Tanya istriku tak percaya.

"Iya bener asal dimakannya sama Gadis cantik seperti Ning ini."

Aku menatapnya dan Dia tertawa hingga deretan gigi putihnya terlihat. Sekejap kemudian Dia langsung menutupnya dengan kedua tangannya.

Dia teramat manis sungguh beruntungnya Aku bisa memiliki istri cantik dan sholeha seperti Dia.

Dia seperti bunga mawar baunya harum, bunganya cantik, dan memiliki daya tarik yang kuat. Tapi Dia memiliki duri yang tajam untuk melindunginya.

Jadi harus hati-hati untuk mendekatinya.

"Hey !."

Aku terkejut dari lamunanku.

"Kenapa melamun. Katanya mau bicara sesuatu?."

"Iya Ning sampai lupa. Begini Ning nanti malam Saya akan pergi keluar kota."

Dia terlihat sangat terkejut hingga menghentikan tangannya untuk memakan jambu air itu.

"Keluar kota untuk apa? Dan berapa lama?."

" Saya di luar kota karna grup Al-banjari diundang untuk acara pernikahan di sana."

"Terus berapa lama?."

Kurasa istriku ini mulai khawatir untuk Aku tinggal lama.

"Seminggu mungkin."

AIR MATA PERNIKAHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang