part 14

3 0 0
                                    

Part 14

Ternyata seperti ini kehidupan rumah tangga rupanya, setelah menikah Aku banyak berinteraksi dengan keluarga Ramdhan yang sekarang menjadi keluargaku juga.

Aku cukup mudah akrab dengan semua orang di keluarga ini. Mereka semua sangat baik padaku, apalagi Bu nyai yang sekarang Aku panggil umik.

Dan juga Pak Kyai yang Aku panggil Abah, pokoknya setiap hari Aku merasa bahagia jadi bagian di keluarga ini.

Walau kadang masih suka merindukan keluargaku sendiri, tapi semua itu teralihkan dengan kegiatanku yang baru.

Yah...Sekarang Aku lebih banyak waktuku habis di dapur. Umik mengajarkanku banyak resep masakan mulai dari yang berkuah sampai tumisan.

Aku juga belajar membuat kue, tapi kebanyakan gagalnya sieh. Umik bilang.

"Tidak apa-apa gagal. Itu sudah biasa dalam belajar, jadi harus tetap semangat."

Aku tersenyum mendengar itu.

Umik ini sangat mengerti Aku, Umik tahu kalau sebelumnya Aku jarang memasak bukan hanya hampir tidak bisa sama sekali membuat kue.

Tapi di antara kesibukanku di dapur. Aku juga sedih rasanya. Bagaimana tidak baru beberapa hari setelah menikah Suamiku itu sudah aktif lagi grup Al Banjarinya itu.

Dia berangkat pagi dan pulang larut malam, terkadang Dia pulang saat Aku sudah terlelap tidur.

Dia memang pamit padaku kalau seandainya Dia akan pulang larut malam. Tapi tetap saja Aku merasa sedih karna itu.

Jadi Aku berfikir bahwa Dia menyesal menikah denganku. Apalagi Dia belum dapat malam pertamanya. Ini membuat pikiranku tak karuan.

Untuk menghilangkan pikiran negatif tentang Suamiku itu, Aku mulai kembali pada hobiku dulu. Yaitu membaca komik.

Sebenarnya Aku tidak terlalu suka membaca tapi mau bagaimana lagi. Aku lebih suka menonton film.

Aku juga pernah berfikir untuk meminta Mama membawa laptopku kesini, tapi kuurungkan niatku itu. Takut ada masalah nantinya.

Jadi sambil menunggu Suamiku datang. Aku membaca komik online di ponselku, Aku memilih cerita yang romantis-romantis biar kayak anak-anak muda yang sedang kasmaran.

Kadang Aku sudah seperti orang gila. Bagaimana tidak kadang Aku tertawa sendiri, senyum-senyum sendiri.
Kadang juga Aku menangis karna sebuah puisi singkat di komik itu.

^^^
Rindu.
Rasa itu yang menyelimuti hatiku
Rasa gundah dan gelisah menyeruak
dari dalam hatiku yang terluka ini
Dikala Aku harus melepasmu.

Aku tak masalah jika rasa cintamu
Sudah tak ada lagi. Tapi kenapa?
Kenapa Kau ingin meninggalkan Aku
Setelah Aku korbankan semuanya untukmu.

Di saat setelah membaca puisi itu. Aku bertanya pada diriku sendiri, apa laki-laki sekejam itu.

Aku juga sedih saat membaca suatu postingan yang sedang viral. Tentang Seorang istri yang setia menunggu suaminya siuman dari komanya.

Sang suami kecelakaan mobil dua bulan lalu yang mengakibatkan Sang suami tercinta tak kunjung membuka mata.

Sang istri itu sampai membuat puisi untuk para wanita yang sekarang menjadi seorang istri. Begini puisinya.

^^^

Saat Suami Kita di rumah apa kalian pernah memeluknya dan berkata bahwa Kita mencintainya?.
Jika tidak maka lakukan sekarang sebelum kalian bagaimana merindukan pelukan dari Suami Kita sendiri.
Sayangilah suami kalian, rangkulah Dia disaat Dia butuh teman.
Dan peluklah Dia saat pulang bekerja karna apa? Karna Dia pasti lelah seharian mencari nafkah untuk Kita.

Aku tidak menangis membaca itu. Tapi Aku seperti mendapatkan ribuan tamparan keras di wajahku.

Jangankan memeluknya, menyapanya saja Aku jarang.

Aku harus melakukannya malam ini. Aku tidak mau menjadi istri yang akan menyesal nantinya.

Tapi Aku harus mencari cara bagaimana Suamiku harus memelukku malam ini. Bukannya Aku tak mau memeluknya tapi Aku malu saja.

Jika tiba-tiba Aku memintanya memelukku
Dia pasti jadi canggung. Aku berfikir keras mencari cara.

"Aku tahu bagaimana caranya agar suamiku malam ini akan memelukku."

Aku mengambil remote AC dan melirik jam, sekarang jam 23:45 wib. Pasti sebentar lagi Dia datang.

Aku langsung memencet remote AC ke Suhu yang lebih dingin, bahkan ini rasanya dua kali lipat lebih dingin dari biasanya.

Tak lupa Aku sembunyikan remote AC itu diatas lemari, agar Dia tidak bisa mengatur ulang Suhu pada remote ACnya.

Aku tersenyum bahagia sambil menatap cermin.

"Apa ini tidak berlebihan Shafira?."
Tanyaku pada diriku sendiri.

"Yah tidaklah, memangnya kenapa? Toh Kita sudah menjadi suami istri."

"Aku tahu rasa gengsimu terlalu berlebihan jadi Kau menjebak Suamimu sendiri."

"Kalau iya kenapa, Kamu tahu kan Aku orangnya seperti apa. Jadi jangan heran."

"Dasar gila. Cewek aneh. Sukanya pengen menang sendiri."

Aku tertawa menanggapi pantulan diriku di cermin, belum selesai berbicara. Aku mendengar suara deru mobil datang.

Aku terkejut dan langsung mematikan lampu utama dan menyalakan lampu tidur. Dan sejurus kemudian Aku sudah pura-pura tidur.

Aku menyelimuti badanku hingga dada dan sengaja tidur miring untuk memunggunginya.

Ya Allah....Semoga rencanaku berhasil dan semoga juga Aku tidak terlihat sedang berpura-pura tidur. Aku berdoa dalam hati.

Cekrekk...

Suara pintu terbuka dan kudengar langkah orang masuk, jantungku mulai berdegup kencang.

Semoga ide konyol ini berhasil, rasanya Aku hanya merepotkan diriku sendiri saja. Kalau seandainya Aku percaya diri dan berani mengatakan bahwa Aku ingin memelukmu untuk menghilangkan semua rasa lelahmu seharian mencari nafkah untukku.

Tapi lidahku terlalu kaku dan memilih menggunakan cara ini saja.

Bersambung.

Mohon saran dan kritiknya juga 🙏
Dan jangan lupa jejaknya ya 🙏
Mohon maaf jika kali ini tidak panjang🙏
Tapi di nextnya Saya kasih bonus 😊
Jadi harus tetap jadi pembaca setia yaa

AIR MATA PERNIKAHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang