Chap. 3, Janggal

231 19 0
                                        

Aku masih tak bisa membayangkan bahwa hari ini aku juga harus mempresentasikan hal itu jua. Ada sesuatu dalam hatiku yang berdentum sangat kuat. Apa ini berhubungan? Soal mimpi itu.. Pakaian itu.. Dan, Shani? Kenapa aku baru menyadari ini semua-- Ah! Sudah jam 10! Aku harus bergegas sebelum terlambat.

"Nin, gue duluan ya! Ntar sore ketemu lagi, dah~"
"DIH! Ngeselin banget sih tuh anak. Tau ah"

Hampir saja aku telat dari dosen yang lumayan galak ini. Ia hanya tersenyum kecut melihatku tergesa-gesa masuk ke dalam kelasnya sambil permisi. Setidaknya aku masih memikirkan nilai ini. Aku tak mau menyia-nyiakan uang orang tuaku.

"Selanjutnya, Kayla Caroline"

Perempuan berambut pendek yang sedikit berantakan itu maju dengan santainya memberikan senyuman tanpa dosa. Perlu kalian ketahui, dia adalah mahasiswi yang paling tidak stylish di kampus ini. Ya, aku tau dia anak kost-- maksudku.. Nilai! Ya, nilai yang membuat hidupnya menjadi seadanya. Apa manusia betah seperti itu? Aku sama sekali tidak.

"Disini terdapat sebuah kerajaan yang sangat makmur namun kejam. Konon katanya, pada tahun itu terjadi perang menyeramkan yang menewaskan putri kerajaan Nattio.. Yang bernama Shane Eindiera Nattio"

Untunglah materiku lebih baik dari dia. Penyampaiannya bagus karena orangnya sangat pintar dalam public speaking. Sayangnya ia tak pernah becus dalam membuat power point. Sangat berantakan. Ya, semua orang mengakuinya.

"Ada pertanyaan?"

"Saya"

"Baik, Ardan ingin bertanya ya"

"Sebelumnya nama saya Ardan, saya ingin bertanya mengenai perang di kerajaan Nattio. Siapakah yang menyelamatkan sang putri sebelum pasukan musuh membunuh mereka?"

  "Mereka adalah Filagra bersaudara. Rattu Vijnyk Filagra dan Sanyia Grasiya Filagra. Mereka di kenal sangat dekat dengan putri Shane"

Jantungku berdentum lebih keras lagi seperti sebelumnya. Ada yang janggal dengan pernyataan Kayla. Aku tau tidak ada yang salah dalam hal ia menginformasikannya.. Tetapi kenapa aku merasa ada yang tidak beres? Tunggu.. Pelafalan, Shane itu di panggilnya Syen-- dalam bahasa kita biasa mendengar 'Shan-E' lalu E ada dua bacaan 'kan? e dan e~. Hah! Shani? Apa yang aku pikirkan?!

"Baik karena tidak ada--"
"Kayla, tunggu! Jangan tutup dulu. Aku ingin mencatat sesuatu"

Teriakku tak peduli dosen akan memandangku keji atau bagaimana. Ini penting untukku dan aku tidak mengurusi apa yang orang lain pikirkan soal hal semacam ini. Aku mencatat nama Putri dari kerajaan Nattio tersebut.

  "Terimakasih, kamu boleh menutupnya"

Aku tau pancaran mata itu. Nilai harianku akan turun lagi? Selalu begitu. Anak yatim piatu sungguh masih di perhitungkan di negara ini. Aku tak terlalu memusingkannya. Aku sering mendapatkan kejadian seperti ini. Sama sekali tak memberatkanku. Setelah presentasi berlalu, tatapan dari dosenku itu tambah tajam ketika tau aku membuang muka darinya.

*****

Author Pov's//

Gadis berambut pendek di atas bahu berada di ruangan kecil berisi banyak sekali lukisan. Ia mengeluarkan seluruh inspirasinya di dalam ruangan yang terbatas itu. Seseorang mengetuk pelan pintu dan berjalan masuk dengan perlahan.

"Lukisanmu sangat bagus"

Puji seorang perempuan yang sangat cantik dengan pakaian yang casual hari ini ia kenakan. Viny yang sedari tadi fokus itu hanya menoleh sebentar dan berdehem kemudian melanjutkan aktivitasnya lagi. Secuek itu kah dia? Tidak. Ada yang di pikirkannya ketika mengingat nama Shani tersebut. Ya, perempuan itu adalah Shani.

"Kamu suka hal berbau klasik?"
"Tidak juga"
"Itu adalah topi yang sering digunakan di Kerajaan Eropa"

Tangan Viny yang tadinya santai berkutik dengan kanvas di depannya tersebut seketika terhenti. Kerajaan? Ia menggambar apa yang di mimpikannya semalam. Sangat tidak jelas. Dan mendengar suara Shani membuatnya terdiam.

"Sedang apa kau kesini?"

"Aku? Ah, memastikan"

"Memastikan apa?"

"Kalau kau mengingatku"

"Aku tau siapa kau, Shani 'kan?"

Hampir saja gadis itu penasaran dengan jawaban yang di berikan Viny. Yang ada ia malah tertawa kecil saat menyadari yang di maksudnya adalah kejadian yang tak bisa disebut heroik pada saat itu. Menjadikan Viny tameng dari anak-anak pembenci perempuan cantik dengan wajah datar tersebut. Itu bukan awal mereka berkenalan, karena saat di depan gerbang mereka juga bertemu.

  "Aku juga ingat kalo itu. Ingat aku. Bukan sekedar nama"

Lari! Tidak putri!
Kita akan bertemu di perbatasan
Putri Shani!

Putri Shan--
Putri--
Put..

"Aku tak mengingat apapun"

Jawab Viny yang langsung membuat kecewa Shani. Gadis berambut panjang nan lurus tersebut hanya mengangguk sambil bergumam sangat pelan. Ia tidak tau mengapa rasanya sangat kecewa dan sedih mendengar jawaban sesingkat itu.

"Aku akan buat kamu ingat aku lagi"

"Apa sebenarnya yang kau inginkan?"

"Ha--h?"

"Aku tau kau anak pindahan. Tapi tidak seperti itu cara berkenalan"

"Viny, kau salah paham"

"Dan perlu kamu ketahui.. kamu nampak lebih muda dari aku. Mengerti"

Perempuan jangkung itu berdiri dan meletakkan kuasnya di atas meja kemudian melirik Shani sebelum ia benar-benar pergi meninggalkannya.

Bersambung..

I'm DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang