Prolog

743 22 0
                                    

~Gracia Pov's
Wanita itu manis.
Mama membencinya. Papa juga membencinya.
Aku mimpi buruk dan mereka tidak suka.
Mereka bilang aku sakit.
Mereka bilang aku tidak normal.
Tapi mimpi itu selalu datang dan berkata padaku kalau ia nyata.
Aku mencintainya.
Siapapun dia.

"Ge! Mana pensil aku?"

Pagi yang menyebalkan. Menyebalkan! Hidup bersama gadis yang sok estetik. Selalu merepotkanku. Dia bilang kalau pertemuanku dengannya itu sudah di gariskan. HAH? Seandainya mama tidak melahirkannya aku akan menertawakan ucapannya itu.

"Berhenti natap aku kayak gitu"
"Huh, mastiin aja"
"Apa? Mastiin kalo aku bukan kakak kamu?"

Tanyanya sirik. Ah, iya. Itulah suara hatiku. Senang sekali ia dapat mengetahuinya. Ketahuilah, aku benci dengannya karena banyak faktor. Namun, faktor terbesarnya adalah sesuatu yang aku lupakan. Entah mengapa rasanya aku dan dia memiliki masalalu tak akur.

"Dah, ah! Mo berangkat. Kunci pintu jangan lupa"

Teriakku sambil menyahut kunci mobil sebelum ia memakainya. Maaf-maaf aja kalau aku bukanlah adik perempuan yang cantik dan manis juga baik. Mobil adalah satu-satunya kendaraan yang kami punya. Jadi, dia akan ke kampus naik kendaraan umun. Ya!

"Duh, buru-buru so--"

Ga..gadis ini.

"Oke. Duluan"
"Tunggu! Apa kita pernah ketemu sebelumnya?"

~Viny Pov's

Pernahkah kamu, setiap bangun pagi tiba-tiba merasa kalau kamu bukanlah dirimu?
Maksudku.. Kamu bangun seperti orang lain.
Rasanya ada sesuatu yang hilang dari diriku.
Perasaan benci dan kecewa itu menyatu setiap aku memimpikan orang itu.
Di dunia ini hanya ada satu yang tidak ku percayai, yakni cinta.

Hari ini aku berangkat ke kampus seperti biasa naik angkot. Gracia selalu memperlakukanku layaknya orang lain. Aku tak tau apa yang salah dengan hubungan keluargaku dengannya. Kami berpisah 3 tahun yang lalu dan bertemu ketika Mama dan Papa di kabarkan meninggal pada kepulangan mereka dari Jepang.
Ya, aku dulu memanglah anak yang suka merantau. Sedangkan Gracia sebenarnya tinggal bersama orangtuaku, namun di saat kepergian mereka ke Jepang. Ia tidak ikut.

"Ini pak. Makasih"

Aku turun dari angkot dan berjalan sebentar sebelum menemukan gerbang yang sangat besar milik kampusku. Hari ini adalah hari pertamaku dan Gracia di semester kedua yang aku tinggalkan. Karena agak terguncang aku izin beberapa minggu untuk menenangkan diri akibat kematian orangtuaku. Aku melangkahkan kaki ke taman dekat parkiran, lalu--

"Hai! Ingat aku?"

Aku mengerutkan dahi dan berpikir. Siapa dia?. Entahlah. Aku sama sekali tak mengenalinya. Kecuali, kalung itu..

---------------------------------------------------------

Ah, aroma kehidupan yang baru.
Akhirnya aku bisa kembali lagi.
Aku bahagia bisa menginjakkan kaki di universitas ini. Aku pasti menemukannya. Viny!

"Hai! Ingat aku?"

Aku Shani. Kamu pasti ingat 'kan?

I'm DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang