Chap. 6, Angin Bisu

275 26 6
                                        

Viny Pov's//

Hari yang membosankan. Dengan aku yang lagi-lagi mengharapkan sesuatu kembali datang dan menyapaku. Apa yang aku tunggu? Sebenarnya apa yang aku lakukan di kehidupan ini? Rasanya hidup ini benar-benar kosong. Kehilangan papa dan mama? Itu adalah masa terburukku. Tetapi, sebelumnya pun aku merasa sangat tidak pantas untuk hidup.

"Mau bagaimana pun, rasa hampa ini tak akan pernah hilang"

Aku di taman kampus yang rindang. Nampak beberapa bunga-bungaan yang menambah cantik di sekitarnya. Sayangnya, aku tak bisa menikmati itu semua. Aku masih merasa kosong.

"Cahaya dari timur ke barat. Dimana letak bayangan bertemu?"

Seseorang datang menggangguku yang sedang menikmati angin sore. Hal seperti ini sering di lewatkan oleh beberapa mahasiswa yang sibuk ataupun lebih memilih keluar kampus dan menghabiskan waktu di kafe. Siapakah orang itu? Dia lagi. Wanita berambut panjang yang tak aku kenal. Hanya saja, kalung rubi itu. Aku seolah pernah melihatnya.

"Hai, kita ketemu lagi"

Sapanya. Ah, hatiku merasa sakit lagi. Siapa dia sebenarnya? Mengapa mimpiku yang beruntun kini mulai menunjukkan bahwa dirinyalah yang selama ini mengganggu tidurku.

"Sedang apa kesini?"

"Aku selalu ingin bertemu denganmu, Vin- ah. Kak Viny"

"Lalu?"

"Memastikan--"

"Bahwa aku mengingatmu?"

Dia menoleh ke arahku sambil tersenyum tipis dan menganggukan kepalanya dengan lembut. Entah ada angin apa, rasanya telapak tanganku ini ingin sekali merengkuh tubuh tingginya itu. Aku tak tau mengapa perasaan itu semakin kuat ketika memandang wajahnya. Ucapan Gracia benar. Ada sesuatu diantara kami yang tak pernah aku tau.

"Rupanya kamu mulai mencari tau ya"
"Tidak"

Jawabku spontan karena aku sebelumnya tak pernah penasaran dengannya. Namun, setelah berbicara dengan adik yang membenciku semalam membuatku sedikit sadar.

"Aku akan tetap menunggu sampai kamu mengingatku"
"Jika aku sudah ingat, apa yang akan bakalan kamu lakuin?"
"Gak bisa.. haha. Nanti kamu tau sendiri rasanya saat mengingatku, ah bukan. Mengingat semuanya"

Aku menyipitkan mataku sembari berpikir tentang ucapannya. Bahkan melihatnya saja baru pertama kali di depan gerbang sedang tersenyum aneh kepadaku. Apanya yang mau diingat? Cahaya dari timur ke barat. Dimana letak bayangan bertemu. AH! Apa yang tadi itu?! Sungguh, itu seperti terdengar dua kali di telingaku.

"U-Ulangi ucapanmu"

"Ucapanku?"

"Iya! Soal.. soal cahaya itu"

"Oh, kamu mulai ingat ya. Cahaya dari timur ke barat. Dimana letak bayangan bertemu? Itu maksudnya?"

"Di tengah. Diantara dua pohon"

Aku berkata sambil memandangi daun pohon apel yang berjatuhan di depan mataku ini. Aku menjawab ucapan Shani dengan perasaan yang tak bisa ku sampaikan. Ia terdiam.

"Kau ingat. Itu jawabannya"

Ia berjalan ke arahku sambil memasang wajah terharu. Dengan sigap, ia menarik tanganku lalu membuatku jatuh ke dalam pelukannya. Sekali lagi keanehan ini tak aku tolak. Aku tak berpikir untuk mendorongnya bahkan menanyakan maksud ia memelukku. Malahan, detak jantungku terasa lebih nyaman ketika mencium aroma rambutnya.

"Kak Viny. Aku merindukanmu"

Ujarnya sangat pelan dan terdengar benar-benar lembut di telingaku. Aku.. hanya ingin membelai rambutnya. Tanpa sebab lagi? YA. Tubuhku layaknya bergerak sendiri.

"Kenapa aku tidak merindukanmu?"
"Ini menyakitkan saat tau hanya aku yang merindukanmu di saat kita saling bertemu-- tetapi, kau tidak bersama kenangan itu"

Aku diam seribu bahasa. Aku paham mengapa ia sangat bersikukuh ingin bertemu denganku. Aku yakin dengan perasaanku. Meski rasa benci tiba-tiba hadir memanggil namaku, aku percaya perkataan Gracia benar nyatanya. Aku dan dia pernah berada di masa yang lama. Dimana yang ku tau dunia hanya aku dan dia yang tinggal. Dan dia.. sangat merindukanku.

*****

Author Pov's//

Dua bayangan yang menyatu terlihat jelas di mata seorang gadis cantik yang sedang membawa beberapa buku besar. Ia melihat kedua perempuan yang tak asing di matanya.

"Persaingannya mulai juga"

Katanya sambil menghembuskan nafas pelan. Wajahnya tidak kesal ataupun marah melihat pemandangan yang menarik tadi. Ia lebih suka bersaing secara sehat dan tanpa ada niat untuk saling merebut. Gracia membalikan tubuhnya dan berjalan pergi meninggalkan taman. Baru saja ia melangkah sampai di depan gedung seni, seseorang berlari.

"Lari! Lari! Ada cewek gila di gedung itu!"

Seru seorang mahasiswi yang sempat terjatuh dari anak tangga, namun kemudian ia bergegas berdiri dan menghampiri Gracia yang hanya menatapnya sambil melongo.

"Cewek gila?"

Celetuknya bingung kenapa gadis tadi langsung pergi meninggalkannya dan tidak menjelaskan secara detil tentang apa yang terjadi di dalam. Lalu, muncul wanita berpakaian serba hitam dengan syal berwarna abu-abu perak. Ia berjalan menemui Gracia sangat santai sampai perempuan yang rambutnya bergelombang itu menyadari sesuatu.

"Njirrr, gaada bayangannya dong?!"

Cetusnya langsung mundur perlahan karena wanita tadi seolah sengaja mendatanginya. Gracia menoleh ke arah sekitar yang beruntungnya sangat sepi, jadi ia tak bisa berteriak.

"Grasiya Filagra? Wah. Benar-benar mirip ternyata"

Gracia kaget orang itu mengenalinya.

Bersambung...

Yuhu! Ah, hectic banget nerusin ff baru ini wkwk
Semoga seru dan nyampe ya!
Maapkan jika sering kasih penjelasan yang rumit dan belibet👉👈
Sudah ciri khas saia soalnya bikin ff yang banyak mikirnya 😭
Have fun❤️

I'm DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang