Prolog

261 78 99
                                    

Perkenalan Tokoh Utama dan Karakter.

Dunia tidak kejam, oranglah yang membuatnya terlihat kejam.

Selamat membaca.

"Sejahat jahatnya seorang papa kandung, dia akan tetap sayang sama anaknya dibanding anak tetangganya."

Theia Lavanya nama seorang gadis yang saat ini sedang meratapi nasipnya tinggal di rumah papa tirinya. Ibu kandungnya Maya Kusuma merupakan seorang perancang gaun pengantin yang memilih menjual rumahnya untuk menutupi kerugian pasca butik miliknya habis terbakar. Ia kemudian menikah dengan Mr. Fahrul teman masa SMAnya sekaligus tetangganya yang telah menduda.

Theia mengerutkan keningnya serta memutar bola matanya tanda bahwa ia sedang berpikir keras. Bagaimana mungkin mamanya yang sudah memasuki kepala empat memiliki keinginan menikah lagi setelah ayahnya meninggal 11 tahun yang lalu pikirnya. Sementara dirinya yang saat ini sudah berusia 17 tahun saja tidak memiliki hasrat untuk dekat atau sekedar menjalin hubungan tanpa status dengan laki-laki manapun. Theia kacau dalam hubungan asmara.

"Jadi lo udah tinggal sama papa baru lo?" Azura teman sejak masuk SMAnya ini angkat bicara setelah lama menyimak ocehan dari mulut manis milik Theia.

Theia menoleh sebentar ke arah Azura yang sejak tadi lebih fokus membanting-banting bola volly ketimbang duduk menjadi sandaran kepala Theia.

"Iya," jawab Theia singkat, padat dan jelas.

"Jadi lo udah tinggal satu atap dong sama Rachel?" tanya Azura lagi, kali ini ia memilih untuk duduk disamping Theia sambil merogoh tasnya dan mengambil air mineral didalam sana.

"Iya, dan tiap hari dia tu kayak ngajak perang sama gue." Theia menghela nafas lemah.

"Kalau kayak gini terus, gue bisa mati perawan tau gak?" Theia menghentakan kakinya dengan gusar.

Azura segera menutup botol minumannya seraya menelan sisa-sisa air dikerongkongannya.

"Gak boleh ngomong gitu kali Te, ucapan lo itu doa buat lo sendiri. Lagian lo kenapa jadi pesimisme gini sih, biasanya aja lo gak perduli dengan masalah apapun yang datang ke elo."

Theia tersenyum miring sambil mendengarkan perkataan Azura yang memang benar adanya.

"Lo nggak kenal Rachel aja sih, Ra." Theia menoleh lagi ke arah Azura.

"Rachel kan ga suka sama gue dari dulu banget. Gue berasa kek perebut papa orang tau gak," kata Theia sejujurnya.

"Rachel tu nggak suka sama gue, ditambah nyokap gue nikah sama bokap dia. Habis!" Theia menyandarkan keningnya pada kedua jemarinya.

Azura yang melihat tingkah Theia merasa prihatin dengan kondisi temannya. Ia ingin menguatkan Theia tapi bagaimana caranya?

"Hmmm..." Azura memposisikan dirinya menghadap ke arah Theia. Tangannya terbuka hendak memeluk temannya yang biasanya selalu ceria ini tiba-tiba down karena pernikahan ibunya.

"Ya kalau menurut gue sih lo sabar aja positif thinking gitu jangan pesimis dong, siapa tau aja nanti Rachel bisa baik sama lo secara lo sama dia kan sekarang udah jadi sodara."
Azura memamerkan senyum kebanggan pada Theia.

"Iya juga sih." Theia kini terlihat lebih tenang, dagunya ia topang dengan tangan kirinya. Matanya melirik ke atas seperti sedang membenarkan ucapan Azura barusan.

"Ah bodo amatlah. I don't care." ucapnya seraya bangkit dan merebut bola volly dari tangan Azura. Disusul Azura dari belakang.

Mereka berdua berjalan ke arah lapangan volly yang sepi.

Hatimu,Rumahku (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang