Bagian 41

681 12 0
                                    

Sandiwara lo sudah terbongkar!!

☏☏☏

Star mengusap wajahnya kasar."kenapa semua bisa jadi begini???"batin Star,lalu menghela nafas berat.

"Ada apa sayang?kelihatan resah banget kamu,"ucap Meli sambil memperhatikan Star.

"Tidak ada apa-apa ma,Star ngantuk ingin tidur,tapi mama harus nungguin Star sampai tidur,"jawab Star sambil memeluk tangan Meli.Meli terkekeh melihat sifat manjanya Star.

"Iya,mama akan temenin kamu,"ucap Meli seraya mengelus rambut putranya. Hingga akhirnya Star tertidur. Meli tersenyum melihat wajah tenang dan tampan Star.

"Pa, seandainya papa masih hidup papa akan bangga memiliki anak yang persis papa,mulai dari sifatnya,kelakuannya,kemanjaannya,serta fisiknya,"lirih Meli,lalu mengecup kening Star dan segera menghapus air matanya mengingatkan kejadian yang luar biasa menimpa keluarganya.

"Ma?"panggil Zidva. Meli menoleh,"ada apa sayang?"tanya Meli,lalu mendekati Zidva.

"Mama tidur di kamar inap khusus tamu,biar Zidva tidur di sofa,lumayan ma sofanya sangat panjang dan lebar,"ucap Zidva. Meli menganggukkan kepala,lalu mengecup kening Zidva. Memang di sini ada kamar khusus tamu dan di fasilitasi ada AC dan TV saja dan tidak semua kamar seperti itu,ini kamar khusus VIP

☏☏☏

Sinar matahari pagi menerobos celah-celah jendela kamar Salwa yang berada di lantai dua,Nabsila sedikit menggeliat dan merenggangkan otot-otot tubuhnya yang kaku,Nabsila memandang sekitar dan ternyata sepi hingga suara percikan dari kamar mandi terdengar.

"Mungkin Salwa sedang mandi,"guman Nabsila,ia melirik jam dan ternyata pukul 06.00,lalu segera beres-beres untuk menyiapkan kebutuhan sekolah,ya Nabsila belum sempat menata tadi malam,ya karena Nabsila capek nangis dan capek setelah kejadian kemarin. Hingga suara pintu kamar mandi terbuka menampakkan Salwa yang sudah rapi dengan pakaian sekolah.

"Mandi sono,keburu siang,"ucap Salwa dengan nada datarnya. Nabsila mengangguk dan segera pergi ke kamar mandi.

Aku menguncir rambutku supaya tidak gerah jika nanti ada materi olahraga serasa selesai dengan aktifitas ku,aku membawa tas sekolah dan turun untuk melaksanakan sarapan.

"Pagi sayang,"sapa Sarah yang berkutat menyiapkan hidangan ke meja makan. 

"Pagi bun,"jawabku,lalu segera mengambil kursi di meja makan.

"Nabsila mana sayang?"tanya Sarah.

"Masih bersiap dan sebentar lagi pasti turun,"jawabku, dan perkataan ku benar Nabsila turun dengan membawa tas sekolahnya dan menghampiriku lalu duduk di sampingku.

"Abang!!!kenapa minum susu Salwa!!!"teriakku.

"Apaan sih,sama aja kali ini juga bunda yang buat bukan lo,"jawab Rizo sambil meneguk habis susu yang belum sempat aku minum.

"Bunda!!abang nakal bun!!"rengek ku terhadap Bunda.

"Manja,"cibir Rizo.

"Abang!udah jangan ganggu adik kamu,"titah Sarah,Rizo hanya mengangguk dan mengacak rambutku,"iya maafkan abang,abang emang sengaja,"ucap Rizo dengan nada manisnya yang bikin eneg.

"Udah jangan acak-acak rambut Salwa abang!!nanti kunciran  Salwa kendor!!"kataku sebal akibat perbuatan Rizo yang dengan sengaja menarik kuncir rambutku. Sarah dan Nabsila hanya terkekeh melihat kelakuan kakak beradik yang setiap pagi tak pernah akur.

"Udah abang!!kita sarapan nanti kalian telat lo,"ucap Sarah. Akhirnya kami makan bersama dan bercanda bersama. 

"Tante kami berangkat dulu,"pamit Nabsila dan diikuti oleh kami,lalu mencium punggung tangan Sarah.

STARWA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang