Benjamine POV
Ingin sekali ku hajar William tadi ditempat, aku tidak tahan melihat orang lain memandang takjud Reese. Dia Milikku.
Kuakui, siapa yang tidak melotot melihat Reese berjalan saat ini. ingin sekali ku robek gaunnya agar dia tidak dapat memakai gaun sialan itu lagi! Ah... ide bagus, sepertinya nanti harus ku curi diam-diam gaun itu. Gaun warna putih dengan transparan dibagian kakinya menampilkan kaki jenjang Reese yang menakjubkan. Pikiran nakal ku mulai muncul, ingin rasanya berada ditengah kaki jenjang itu.
Ingin rasanya aku membawa dia pulang ke mansion ku dan akan ku tandai dia langsung.
Tapi aku tadi sudah berbincang dengan Niel dan Bethany, mereka menyarankan untuk aku dapat meluluhkan hati Reese terlebih dahulu. Karna dia bukan werewolf dia tidak merasakan ikatan mate ini. Tapi Bethany setuju untuk membantuku.
'Bodoh kau, Ben. Jika aku yang berhadapan dengan William aku akan menrobek kulitnya saat itu juga' Noah bereaksi. Aku tau dia sangat cemburu.
'Aku bahkan akan membunuh yang semua wolf dan mengeluarkan mata mereka yang melihat takjub pundah terbuka milik Reese' lanjutnya
'Aku tau Noah, tapi entah mengapa saat aku melihat Reese aku tidak dapat melakukan itu. Aku tau jika aku melakukan itu dia akan terluka, bahkan mungkij takut padaku.'
'Ah... ini membuatku gila, aku ingin sekali menancapkan taringku dileher putihnya itu' ucapnya frustasi
'Kau dulu yang setuju dengan ku kita tak butuh mate Noah' ejekku
'Kau dulu juga yang bilang begitu, sekarang bahkan kau seperti marmut kecil yang mendamba untuk disayang'
'Sialan kau Noah'
Aku melihat Reese disebelahku sedang menatap kejalan, dia terdiam. Pasti sedang banyak yang dia pikirkan.
"Reese...." panggilku, dia menoleh.
Kulihat wajah datar cantiknya, sepertinya aku menganggu pikirannya yangs sedang berkelana. Ingin sekali aku menciumnya saat ini juga, Oh MoonGoddes, ternyata begini rasanya memiliki mate.
"Kau tidak apa-apa?" Lanjutku.
"Aku tidak apa-apa, hanya saja banyak sekali pertanyaan dikepalaku"
"Maaf kalau kau terpaksa pulang dengan ku"
"Tidak apa-apa, lagipula aku penasaran sesuatu hal" dia seperti berpikir keras. "Apa ada keluargamu atau kau keturunan wizard?"
"Tidak ada, mengapa?" Jawabku penasaran.
"Kenapa semua kekuatan ku tidak bereaksi terhadapmu?" Katanya sedikit cemberut.
Aku tersenyum. "Apa saja yang sudah kau lakukan padaku?"
"Aku mencoba untuk membaca pikiranmu, membuatmu berhenti saat berjalan kearahku, tidak ada yang berhasil"
"Aku mau coba satu hal" ucapnya
tiba-tiba dia memegang tanganku sambil memejamkan matanya. Hatiku menghangat melihatnya.
Dia membuka mata dan menatapku.
"Kenapa Reese?" Ucapku
Dia shock, mulutnya menganga. "Kau.... masih mengingatku?!! Mustahil" dia mendekatkan wajahnya pada ku "apa kau ingat kapan kita bertemu?"
"Tadi di pesta" jawabku heran.
"Kekuatanku sama sekali tak berfungsi untukmu" dia melepaskan wajahku dan kembali duduk.
"Jadi tadi kau mencoba menghapus ingatanku?" Dia mengangguk, dahinya mengerut tanda dia sedang berpikir.
"Reese, jangan berpikir terlalu keras. Kekuatan mu tetap ada, kan hanya padaku saja yang tidak berfungsi" kataku menyemangatinya.
Dia tersenyum melihatku. "Semoga kau tidak akan menyebalkan yaa selamanya. Sehingga aku tidak perlu menggunakan kekuatanku" katanya sambil tersenyum
"Never.... i promise" ucapku tersenyum.
Author POV
SUV Lincoln itu telah sampai di depan butik yang sudah gelap. benjamin keluar untuk membukakan pintu untuk Reese.
"Kau tinggal disini?" tanya benjamine
"Iya, dibawah ada butikku. Dilantai atas adalah kamarku."
"Benjamine, terimakasih ya" lanjut Reese tersenyum.
Benjamine pun ikut tersenyum. "Panggil ben aja, jika aku berkunjung kesini kau akan terima kan?"
Dijawab dengan anggukan Reese. "Oh ya Ben, jas mu" sambil berusaha untuk membuka jas Benjamine.
"Bawa saja biar aku ada alasan mengunjungimu." Ucap Benjamin. "Masuk sana, diluar udaranya dingin"
'BODOH KAU BEN! Kenapa kau suruh dia masuk!!! Aku masih ingin melihat dia' Noah daritadi berusaha meronta me - mindlink benjamine.
'BESOK AKU KAN KESINI LAGI, DIAM KAU!' Benjamine memutus mindlink agar Noah tidak dapat protes lagi.
Reese berjalan kearah pintu dan membuka pintu, dia tersebyum melambaikan tangan pada Benjamine sebelum masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (Completed)
RomanceApakah yang kau lakukan jika takdir yang tak kau sangka menghampirimu? Jika bersamanya membuatnya terluka akankah kau tetap bersamanya? Reese, seorang penyihir wanita yang juga seorang designer, diputuskan oleh pacarnya dan sekarang malah ingin memb...