Eleven

3.4K 277 5
                                    

Reese POV

Hari ini aku cukup disibukan dengan banyaknya klien yang datang dan yang lebih parahnya Benjamine terus ada disini, didalam ruang kerjaku memperhatikan ku terus menerus dari pintu kaca.

Besok dia akan pergi dan dia bersih keras untuk menghabiskan waktunya hari bersama ku hari ini.

Aku menarik napas saat klien terakhirku pulang, aku terduduk di sofa lemas. Sampai tiba-tiba ada suara lonceng pintu utama terdengar, itu berarti ada satu tambahan klien yang tidak membuat janji sebelumnya.

Aku melihat ke arah pintu utama, Ruby berdiri disana.

"Hi, Ruby" sapa ku mengendalikan efek kejut dari datangnya dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hi, Ruby" sapa ku mengendalikan efek kejut dari datangnya dia. "Sudah siap mengambil gaunmu?"

"Hi, Reese" dia berjalan ke arah sofa dan duduk dengan menyilangkan kakinya. "Ya akan ku ambil, apakah aku perlu mencoba dulu?"

"Boleh, Emma akan membantumu untuk mencoba di ruang ganti" jawabku sambil tersenyum.

Emma mempersilakan Ruby untuk mencoba gaunnya diruang ganti, dia menutup tirai ruangan itu.

Aku baru sadar, Benjamine ada disini. Kulihat kearah ruang kerjaku. Dia sedang sibuk dengan handphonenya, lihat saja katanya dia mau menghabiskan waktu dengan ku seharian. Tapi yang kulihat dari tadi dia sibuk menelfon Ethan untuk membicarakan pekerjaan.

Ruby keluar membuka tirai ruang ganti itu, Emma membantu merapikan gaunnya.

"Wow, fantastic" pujiku sambil menyilangkan tangan didepan dada. "Aku yakin kencan mu pasti akan berhasil" aku penasaran, maka aku menyinggung masalah kencannya.

Ruby menimbang sejenak, dia ragu untuk menceritakan tentang kencannya padaku atau tidak. "Calon suamiku akan pergi ke New York, jadi kencan kami diundur" aku tersenyum palsu. "Aku sangat menyukai gaun ini, gaun ini sangat... 'Ruby'"

Aku mengangguk setuju dengannya, Emma pun tersenyum puas.

"Aku akan mengganti bajuku lagi, tolong siapkan gaunnya untuk kubawa ya, Emma" katanya sambil menutup tirai ruang gantinya.

Aku merasakan nafas seseorang di telingaku, Benjamine memelukku dari belakang. Kebiasaannya. Aku tidak mendengar suara pintu dibuka. Mungkin karena terlalu fokus pada Ruby.

Ohya, bagaimana jika Ruby melihat. Aku berusaha melepaskan pelukannya.

"Kenapa, sayang?" Bisiknya.

Aku melihat ke arah ruang ganti, Emma menggeleng-geleng tidak percaya aku bisa melakukan tindakan mesum saat ada klien.

"Aku masih ada klien, Ben. Setelah yang satu ini i'm yours" kataku meyakinkan.

Ben melepas pelukannya sambil cemberut. "You always be mine".

Aku tersenyum berusaha menghiraukannya, tiba-tiba Ruby sudah membuka tirai ganti bajunya memberikan gaun itu pada Emma untuk disiapkan.

Ruby terkejut melihat Benjamine disebelahku. "Ben, kau mencariku?" Tanya Ruby senang bercampur kaget.

Destiny (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang