Pulang

4.7K 521 52
                                    

Akhirnya bisa update :") . Enjoy~





Sudah seminggu Jeno belum kembali kerumah. Mingyu yang pada saat itu dimintai tolong oleh Jeff untuk membawa Jeno ke rumahnya bilang kalau Jeno menolak dibawa pulang, malah dia memohon untuk diantar ke rumah paman dan bibinya jadi disanalah Jeno sekarang. Handphone Jeff tidak berhenti berdering sejak hari pertama Jeno pergi dan itu dari pamannya, tapi sama sekali tidak Jeff gubris jadi mungkin di hari ketiga paman menelpon Jess karena dia sama sekali tidak menemukan panggilan beruntun dari pamannya lagi.

"Paman J bawa Jeno buat tes narkoba kemarin, hasilnya keluar hari ini katanya" Jess yang datang dari dapur langsung duduk disebelah Jeff, melihat Jeff yang lagi lagi menatap tv dengan pandangan kosong. Saat Jeno pergi dari rumah, Jess yang menangis paling keras menentang keputusan Jeff yang seenaknya mengusir Jeno dari rumah,  tapi itu hanya terjadi dalam semalam. Dan dihari berikutnya justru Jess melihat Jeff merasa paling kehilangan, Jeff mengambil cuti bulanannya hanya untuk diam di depan tv dengan pandangan kosong, menggenggam gelang yang pernah Jeno berikan di hari ulang tahun mereka.

"Gue keterlaluan banget ga sih Jess ?"

"Kita berdua Jeff, bukan cuma lu. Yang sepakatin peraturan ini bukan cuma lu doang, ada gue juga. Kita berdua yang secara ga sengaja menutup akses Jeno untuk mengenal dunia luar. Dia penasaran. Bukan cuma lu yang ngerasa bersalah disini, gue juga." Jess kembali menangis

"Sekarang makan ya, gue yakin Jeno pasti ngerti."

"Gue... Gue takut Jeno benci gue Jess" tanpa sadar Jeff menangis, dengan keras. Jess tersenyum, lega rasanya melihat Jeff menangis daripada melihat dia yang hanya berdiam diri. Jess bawa Jeff pada pelukannya. "Jeno pasti paham Jeff"

"Nih sarapan dulu"


.
.
.
.
.


"Jeno ga mau pulang Om"

"Kenapa ? Hasil tes kamu kan negatif, kalau soal Jeff nanti Om yang ngomong."

Selama perjalanan dari rumah sakit menuju rumah Kalvin bersaudara hanya diisi keheningan, pikiran pikiran negatif tentang reaksi Jess dan Jeff berkeliaran di kepala Jeno. Apa Jeno lompat aja ya dari mobil pamannya ini ? Demi tuhan, daripada takut Jeno lebih ke malu. Dia malu banget buat ketemu sama dua saudaranya yang lain. Apa Jeff masih mau anggap dia adiknya ? Apa Jess masih akan bicara padanya ?.

"Jess sama Jeff ga mau kamu jadi anak yang nakal, cuma caranya aja yang salah. Peraturan yang mereka buat tanpa sadar menjauhkan kamu dari segala hal berbau remaja. Akibatnya kamu penasaran, sesekali minum ga apa Jeno, asal jangan pakai benda haram itu."

Jeno terdiam mendengar omongan pamannya. Benar, dia hanya penasaran. Kampus menjadi dunia baru yang Jeno jajaki, circle pertemanan yang sangat berbanding terbalik dengan masa SMA membuatnya sedikit panik. Teman pertama di kampusnya adalah seorang perokok berat, karena penasaran dia pun mencobanya. Teman yang lain dengan hobi minum dan juga clubbing, Jeno penasaran jadi dia mencoba. Pertama kali menghisap rokoknya Jeno tersedak, matanya memerah tapi rasa manis yang tertinggal di bibirnya membuat Jeno ketagihan. Sama seperti alkohol dan club, rasa pahit dari alkohol dan suara bising club tidak membuat Jeno berhenti, dia ketagihan.

Tapi Jeno bersumpah, narkoba adalah satu satunya barang yang tidak pernah mau dia coba. Selain karena efek samping dari obat laknat tersebut, faktor lainnya adalah Jess dan Jeff. Jadi dia benar-benar sangat ketakutan saat Jeff menemukan obat itu dalam saku jaketnya. Menggunakan obat terlarang tidak pernah terlintas dalam pikiran Jeno. Uang satu juta yang dia ambil dari dompet Jess waktu itu bukan untuk foya foya melainkan untuk ganti rugi seseorang yang dia tabrak saat belajar mengendarai mobil. Salahnya yang tidak cerita pada Jess, padahal kalau Jeno minta pun pasti akan Jess kasih. 

Kalvin ZiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang