Ku kira hanya untukku.
Senyuman manis, sapaan selamat pagi dan ajakan makan di kantin, ternyata semua yang kamu temui selalu kau beri itu.
Ku akui kau sungguh pandai dalam memainkan kata, sehingga banyak yang terjebak dalam kata-kata hangatmu.
kata-kata mu sungguh lihai menari masuk ke relung hati, hingga membuat siapa pun bisa terjebak dalam rayuan manismu dengan kegoisan hati yang tidak mau disadarkan.
ku kira aku yang teristimewa, nyatanya ada banyak wanita yang kamu perlakukan sama denganku.
ya benar, benar hatiku terlalu egois untuk disadarkan bahwa kamu memang bukan untukku. dan kini aku mersakan efek dari kegoisan hatiku sendiri.
seharusnya dari awal aku harus sadar, siapa aku dan siapa kamu. kita ada dalam satu dunia dengan atmosfer yang berbeda. tak seharusnya aku memasaksakan agar kita se atap.
kamu memang rumah, tapi rumah yang banyak biliknya, dan gak semua orang bisa hidup saling berbagi bilik.Juni,
Malinda Lena
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan di akhir November
Teen FictionCinta dan hujan.. Dua hal yang sama sama tidak pernah bisa ditebak kapan datangnya dan kapan bisa redanya. Aku pikir hujan ditahun ini tidak akan datang, namun ternyata aku salah. Dia datang begitu deras melebihi hujan yang dulu. Bahkan sang...