🐸 7 🐸

3.4K 146 22
                                    

Waktu berjalan dengan cepat. Sekarang bel sudah berbunyi.

"Akhirnya" ucap Xaquila.

"Kita jadi petik mangga?" tanya Zellin.

"Jadi lah gas"

Guru mulai meninggalkan ruangan.

"Ayo cepet"

"Kuy"

"Lo jalan duluan, gue mau jailin si Putra"

"Lo ada-ada aja" ucap Zellin. Lalu Zellin berjalan meninggalkan Xaquila.

Xaquila mendekat ke arah Putra.

Plakk, Xaquila memukul punggung Putra.
"Anjir sakit" ucap Putra.

Xaquila sudah berlari sekecang-kencangnya.

"Woi jangan lari lo!"

"Pecicilan tu cewe tapi jadi demen gue"

"Zellin tunggu"

Zellin yang merasa dirinya dipanggil Xaquila pun diam.

"Heh lama bener lo" ucap Zellin.

"Haha maaf dah maaf" ucap Xaquila.

Mereka berjalan ke taman belakang.

"Nahh kan banyak mangga nya" ucap Xaquila.

"Wih iya, lo tau-tau aja ada mangga disini"

"Tau lah, minggu kemaren gue sendiri kesini ngambil nih mangga"

"Lo bisa manjat?"

"Kecil" Xaquila lalu ia memanjat.

"Bisa ternyata lo haha"

"Bisa lah apa sih yang gabisa gue lakuin"

"Ada turunan Qil?!"

"Turunan apa?"

"Turunan monyet haha"

"Kampret lo"

"Zellin, awas nanti pala lo kena ni mangga"

Zellin pun agak ke pinggir.

Bugh bugh, 2 mangga matang jatuh.

"Qil, yang kanan dikit tuh mateng dari sini"

"Iya bentar mau gue petik" ucap Xaquila.

Bugh, 1 mangga berhasil dijatuhkan Xaquila.

Sekarang mangga yang ditanah sudah ada tujuh.

"Udah aja Qil"

"Bentar nanggung"

"Heh, kalian denger ga ada suara cewek?" tanya Ansell.

"Iya anjir di taman belakang" ucap Reza.

"Apa kunti lagi maen?" tanya Aksa.

"Masa iya kunti siang-siang" ucap Louis.
Mereka mencek ke sumber suara.

"Wah ada Zellin" ucap Reza.

Mereka mendekati Zellin.

"Hai Zell lagi ngapain? Sendiri aja?" Tanya Reza.

"Gue ga sendiri kak" Jawab Zellin.

"Lo indigo Zell?" tanya Ansell.

"Gue ga indigo" jawab Zellin.

"Tuh Qila" tunjuk Zellin ke arah Qila yang sedang sibuk memetik mangga.

"Gila, bisa manjat dia" ucap Reza.

"Heh, lo ngapain?" teriak Aksa.

Xaquila tetap fokus dengan mangganya.
Aksa mendekati pohon.

"Quil hehh!" teriak Aksa.

"Ngapain disini kak?" teriak Xaquila.

"Lo disini ngapain pake manjat segala" ucap Aksa sedikit teriak.

"Mau mangga" teriak Xaquila.

"Turun lo sekarang" teriak Aksa.

"Gamau kak, gue mau mangga" teriak Xaquila.

"Daleman lo keliatan dari bawah" teriak Aksa.

"Heh lo jangan liat daleman gue! Tutup mata lo!" titah Xaquila.

"Makanya turun, cepet gue tutup mata" ucap Aksa.

Xaquila pun turun dengan terpaksa.

"Udah nih" ucap Xaquila.

"Lo kurang kerjaan apa?" tanya Aksa.

"Gue cuma pingin mangga" ucap Xaquila.

"Ya ga gini caranya! Daleman lo kaliatan! Lo apa gapunya harga diri? Udah pecicilan, tukang marah, galak lagi" ucap Aksa spontan.

"Yaudah bilang aja ga boleh, silakan ambil ini punya keluarga lo, gue pake celana inget gue pake karena gue punya harga diri dan masalah pecicilan emang gue orangnya kayak gini, marah emang bawaannya gini. Sorry karena udah petik mangga punya lo. Gue gaada hak, gue punya harga diri yang gabisa lo injek dengan omongan lo yang sesuka hati" ucap Xaquila penuh amarah.

Xaquila mengambil tas yang ada ditangan Zellin, lalu menarik tangan Zellin.

"Ayo pulang aja, ada yang punya" sindir Xaquila.

Zellin tak menjawab ia hanya sedikit berlari ketika Xaquila menarik tangannya.
Louis, Ansell dan Reza hanya melongo.

"Gue salah Sell?" tanya Aksa kepada Ansell.

"Mulut lo salah ska, udah tau cewek gitu" ucap Ansell.

"Menurut buku yang gue baca ya ska, biasanya kalo cewe yang punya sikap gitu bakal ngambek selama-lamanya" ucap Liouis menakut-nakuti.

"Masa anjir. Gue cuma bilang ke dia biasa" ucap Aksa.

"Tadi gue udah bilang kan dia lagi PMS" Ucap Reza.

"Anjir gue ga maksud gitu" ucap Aksa.

"Gue cuma gamau dia ga lakuin kek gitu lagi bisa lukai dirinya sendiri" ucap Aksa.

"Lo ngomong baik-baik harusnya" ucap Louis.

"Gue ga paham harus gimana sikap gue, dia cewe ter pecicilan yang pernah gue kenal. Beda sama Nesya" ucap Aksa

"Lo jangan samain dia sama Nesya. Dia beda" ucap Ansell.

"Kenapa lo pada nyalahin gue?" tanya Aksa.

"Ya maaf, gue juga shock liat ada yang berani marah sama lo" ucap Ansell.

"Terus ni mangga kemanain?" tanya Reza.

"Biarin aja, siapa tau dia cuma pura-pura marah" ucap Aksa.

Mereka ke parkiran.

"Gue ngerasa salah banget sama si Quil" ucap Aksa.

"Lo kenapa tiba-tiba peduli sama cewe?" tanya Ansell.

"Gue buka peduli, tapi arghhh udah lah kuy ke rumah gue" ajak Aksa.

"Qil, lo tenangin dulu hati lo Qil" ucap Zellin.

"Males gue Zell, gue pengen mangga" ucap Qila.

Mereka sedang di mobil Qila.

Memang Xaquila berteman sejak kemarin Zellin jadi murid baru. Dia akan mengantar Zellin ke rumahnya karena Zellin belum difasilitasi kendaraan pribadi.

"Entar ke pasar dulu ya, beli mangga" ucap Qila.

"Iya terserah lo qil. Lo kenapa ngebet bener sama mangga?" Tanya Zellin.

"Gue lagi pengen aja Zell. Apalagi kalo mangga hasil petik sendiri" Jawab Xaquila.
Mereka berlalu ke Pasar.

AKSA -(end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang