🐸 52 🐸

2.6K 177 114
                                    

Gundukan tanah merah menjadi bukti bahwa ada hati sosok malaikat di dunia ini. Sosok itu suci, niatnya sungguh mulia namun dibalik kepergiannya ada orang yang kecewa yaitu Xaquila.

Tepat tujuh hari setelah pemakaman, Xaquila mengunjungi makam pahlawan bagi dirinya. Xaquila baru sembuh, sebenarnya Xaquila dulu ingin ikut mengurusi jenazah. Namun sayang, raga nya belum baik.

Xaquila sangat terpukul setelah tau orang yang disayangi lebih dulu meninggalkannya.

"Maafin gue hiks hiks" tangis Xaquila sambil menggenggam tanah merah.

Xaquila tak bisa menahan tangisnya.

"Ila udah, jangan nangisin orang yang sudah engga ada. Ikhlaskan dia dan percaya sama kakak, dia udah di surga" ucap Kinara.

"Gamau kak gamau, andai dulu gue langsung aja dicabut nyawa pasti dia ga bakal gini hiks hiks" balas Xaquila.

"Ini keputusan dia, sekarang kita hanya bisa berdo'a. Kehendak yang maha kuasa tak bisa kita elakkan" ucap Ansell.

"Tapi hiks hiks" ucap Xaquila.

"Dia udah pergi, tapi separuh hatinya ada di hati lo Qil" ucap Ansell.

"Mending gue yang gaada Kak" ucap Xaquila sendu.

"Biarin dia tenang Ila, keputusan dia udah bulat. Dia bakal sedih kalo lo sedih" ucap Louis.

"Ini gara-gara gue hiks hiks gue payah, gue lemah, gue cuma pura-pura so kuat, so ga sakit hiks hiks arghhhh" ucap Xaquila frustasi.

Kinara, Ansell dan Louis semakin sedih melihat Xaquila. Mereka membiarkan Xaquila larut dalam kesedihan dulu, biarkan dia capek.

Xaquila memeluk batu nisan pahlawanya. Tak berhenti menangis itulah kegiatan Xaquila. Perkataan demi perkataan yang diucapkan Xaquila sangat menyayat dan mampu menghipnotis Kinara, Ansell dan Louis untuk mengeluarkan air mata.

"Ayo pulang" ajak Kinara.

Xaquila menggeleng.

"Terus mau apa Ila?" tanya Kinara.

Xaquila menggeleng lagi.

Langit semakin mendung, awan hitam datang lalu hujan turun. Xaquila masih enggan beranjak dari sana.

Hujan semakin deras, tangisan Xaquila menjadi menyatu dengan hujan.

"Lihat, langit ikut berduka" ucap Xaquila mengelus batu nisan.

Xaquila kembali memeluk batu nisan dan Xaquila memejamkan matanya. Xaquila masih mendengar hujan, namun diri Xaquila rasanya tak dijatuhi air hujan. Xaquila mendongkan ke atas dan terlihat ada payung untuk mencegah air hujan menembus badan Xaquila.

"Kak Ska" ucap Xaquila. Ya, yang melindungi Xaquila ada payung yang dipegang Aksa.

"Udah sayang, ayo pulang. Eca udah tenang di Surga" ucap Aksa.

"Ga kak hiks Qila masih mau ketemu Zellin hiks hiks" ucap Xaquila.

Aksa ikut berjongkok di sebelah Xaquila. Aksa memberikan bunga untuk ditaburi atas makam Zellin.

"Taburin, maaf lama tadi gue beli bunga sekalian beli payung dulu" ucap Aksa.

Xaquila mengangguk.

Tadi mereka berlima pergi sama-sama untuk berziarah. Niat hati ingin membeli bunga di dekat TPU tapi sayang sudah habis. Aksa memutuskan untuk membelikan bunga yang diminta Xaquila. Xaquila, Kinara, Ansell dan Louis duluan ke makam sementara Aksa pergi membeli bunga.

Xaquila mengambil bunga yang dipegang Aksa, lalu Xaquila menaburkannya.

"Gue jahat sama Zellin hiks" ucap Xaquila.

AKSA -(end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang