Nineten

5.6K 680 47
                                    

Aku dan kapten Jaehyun hanya duduk dan pasrah mendengar ocehan bang Yuta yang lumayan memekakan telinga, yah gak beda jauh lah dengan ibu ibu yang lagi omelin anak nya karena nilai anaknya turun yah kurang lebih gitu lah bayangkan saja ini sudah satu jam tapi bang Yuta masih betah dengan omelannya yang bahkan kini merambat kemana mana, bahkan kini aku sudah menatap jengah ke arahnya kapan sih mau berhenti mengomelnya?

“ Kamu tuh daripada kebablasan lebih baik nikah aja lah” Aku langsung melotot tak percaya kepada bang Yuta dengan bicara nya yang asal itu

“ Abang apa sih kok jadi ke nikah nikah?” Tanyaku dengan nada yang tidak bersahabat

“ Ya daripada gini nanti kebablasan, emang kenapa sih umur udah cukup juga” Balas bang Yuta dengan nada sinisnya
Aku mendelik lalu melemparkan keripik kentang yang memang ada dihadapanku

“Abang tuh yang harus nikah!” Aku pun meninggalkan dua lelaki itu lalu beranjak menuju kamar

Aku pun menutup pintu kamar dengan kencang kesal dengan usulan bang Yuta yang terdengar santai padahal kan nikah bukan hal yang main main ketika kita harus berjanji dihadapan tuhan apalagi aku merasa masih muda untuk menikah dalam waktu yang dekat ini walaupun sebenarnya lumayan banyak teman teman seangkatanku yang sudah menikah malah sudah beranak

Sebenarnya aku memiliki komitmen untuk menikah pada umur dua puluh delapan tahun dimana aku sudah bisa membuka praktik sendiri, yah walaupun pasti aku akan dikatai perawan tua oleh teman temanku tapi bodo amat lah aku tidak terlalu mendengarkan perkataan orang lain yang penting apa yang aku inginkan segera terwujud

Setelah membanting diri ke ranjang yang empuk aku pun mencari kontak mbak Nayeon untuk curhat semoga saja ia tidak sibuk jadi aku bisa curhat sepuasnya kepada dokter bedah syaraf itu

Akhirnya di dering ketiga mbak Nayeon menjawab panggilanku

“MBAKKKK” Teriakku heboh, dapat ku pastikan sekarang mbak Nayeon sedang menjauhkan handphonenya dari telinga

“ Mbak lagi sibuk gak? Aku mau curhat nih” Aku memelas kepada mbak Nayeon pokoknya sekarang aku cuman mau curhat!

“Kenapa lagi sih bentar mbak masih ada satu pasien nih jangan di matiin gak akan lama kok” Kata mbak Nayeon

Dapatku dengar percakapan antara mbak Nayeon dengan pasiennya, ah rasanya aku menyesal dulu tidak memilih bedah syaraf hanya karena papa tidak setuju jadi aku tidak memilih bedah syaraf.

“ Halo, mau curhat apa ni?” Tanya mbak Nayeon dengan nada menggodanya

“Mbak mbak masa aku disuruh nikah sih sama bang Yuta mbak aku belum siap, mbak kan tau aku pengen dulu buka praktik sendiri terus  mbak aku juga belum siap menikah mbak aku masih mau sendiri menikmati kejombloan yang udah aku sandang selama aku hidup sampe segede gini mbak” Cerocosku tanpa henti

“ Kenapa emang nya kakak kamu minta kamu nikah?” Tanya mbak Nayeon membuat ku gugup ya masa aku akan mengatakan dengan jelas karena aku kepergok ciuman sih? Nanti pasti mbak Nayeon akan tertawa dan menjahiliku
“eum—ya gitu mbak gak tau  deh ah bang Yuta ribet amat” Dumalku

“ Saran mbak sih ya kalau kamu belum siap bicara baik baik takutnya kalau kamu ngambek gini kapten Jaehyun malah mikir yang enggak enggak jelasin aja secara perlahan kalau kamu belum siap untuk berkeluarga pasti kakak kamu bakal ngerti kok, selain itu kalau kamu ngambek gini kesannya kayak nolak secara kasar gitu ke kapten Jaehyun nya” Bijak nya mbak Nayeon keluar nih

Aku menghela napas dengan dalam ada benarnya juga sih apa yang dikatakan mbak Nayeon aku jadi merasa bersalah kepada kapten Jaehyun padahal tadi muka kapten Jaehyun udah keliatan sumringah saat bang Yuta meminta kami untuk menikah tapi aku malah menolak secara kasar begini pasti kapten Jaehyun juga tersinggung

Mas JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang