Twenty Four

4.5K 673 64
                                    

Aku duduk disebelah kapten Jaehyun yang masih memegang baret merah miliknya itupun karena dipaksa oleh kapten Jaehyun dan spam line dari bang Yuta, ternyata makhluk itu memperhatikan kami dari jauh katanya sih takut aku nyobek mulut kapten Jaehyun dengan pisau bedah padahal sih mana ada. Emang dapar ya bang Yuta alasan nya gak pernah masuk akal

Semenjak aku duduk di sini kami berdua malah saling berdiam diri malah bergelut dengan pikiran masing masing dan posisi ini juga membuat ku deja vu, kalian ingat tidak saat aku dan kapten Jaehyun mengajak ku ke cafe dan berakhir dapat teguran dari dokter Winwin? Ah rasanya seperti deja vu bukan karena kami hanya saling diam

"Sebenernya aku mau minta maaf sama kamu" Ucap nya memecah keheningan
Sementara aku hanya diam, berniat untuk mendengarkan perkataan selanjutnya dari kapten Jaehyun

"Waktu itu aku bener bener kesel karena kamu deket sama dokter Fahmi, kamu tahu kan semenjak kalian pertama ketemu dokter Fahmi udah tertarik sama kamu terus yang bikin aku tambah kesel kamu gak mau diajak nikah sama aku" Kapten Jaehyun menatap ke arah ku "aku bener bener nyesel banget setelah ngucapin kata putus" Lanjut nya dengan nada bicara yang lirih

Aku menatap mata kapten Jaehyun rasanya sudah lama sekali tidak menatap mata ini, mata yang berkilau dan mata yang selalu menatapku dengan penuh kasih sayang
Aku mengalihkan pandangan ku karena tak kuat menatap mata kapten Jaehyun lebih lama lagi, aku bingung dengan perasaanku apakah aku harus memaafkan atau mengakhiri?

Notifikasi adanya pesan dari bang Yuta mengalihkan atensi ku

Bang Yuta

Gue rasa ini urusan lo berdua, gue pergi aja ya. Pikirin baik baik jangan sampe salah
12.45

Untungnya bang Yuta mengerti keadaan kami dengan memberi ruang bagi kamu membahas hal yang lumayan privasi ini

"Gimana kamu mau balikan sama aku? " Tanya kapten Jaehyun tiba tiba, sedangkan aku hanya dia karena belum menemukan jawaban yang tepat lagi lagi bingung apakah harus kembali apa mengakhiri?

"Enggak maksud aku kamu mau gak nikah sama aku? Aku tahu aku keliatan banget ngebet pengen nikahnya tapi aku rasa di umur aku yang udah matang untuk berkeluarga rasanya udah gak perlu lagi yang nama nya pacaran. Kita udah dewasa bukan lagi anak remaja makannya aku lebih baik ngajak kamu nikah daripada pacaran kayak waktu dulu" Lanjut kapten Jaehyun makin membuatku bingung, diajak balikan aja aku bingung apalagi diajak nikah kan makin bingung

"Euhm-- boleh kasih aku waktu gak? " Tanyaku kemudian

Kapten Jaehyun menganggukan kepalanya

"Kamu boleh jawab kapan aja, aku gak maksa kamu untuk cepat jawab kok tenang aja" Katanya lalu tersenyum sangat manis

"Nanti kalau aku udah siap aku bakal hubungin kamu, sekarang aku harus pulang ke Bandung" Aku pamit kepada Kapten Jaehyun karena baru saja dapat line dari pak Retno karena kami akan pulang ke rumah sakit

"Hati hati ya" Ucapnya dengan senyum yang sangat manis sebelum aku kembali ke aula

__

Hari Kamis ini menjadi hari yang lumayan sibuk untukku, selain banyak nya pasien yang rawat jalan aku juga sempat dapat pasien gawat darurat di IGD ditambah dengan jadwal operasi yang sudah ku jadwalkan dengan beberapa pasien
Aku memasuki IGD untuk yang kesekian kalinya dalam hari ini karena menurut beberapa laporan para perawat dan dokter residen ada pasien yang baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas di dekat rumah sakit

Aku menghampiri salah satu dokter residen yang sedang memeriksa pasien menggunakan stetoskop

"Dokter, pasien ini tertabrak motor lalu jatuh ke arah kanan dan membentur trotoar dengan keras" Lapor Mark -- dokter residen yang tadi menelponku

Mas JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang