the boy's journey

5.3K 855 54
                                    

jaemin sedang duduk berdua dengan haechan, menikmati secangkir teh chamomile di teras rumah haechan. menikmati bagaimana rasa pahit dari cairan coklat itu mengalir di tenggorokan mereka.

"sudah lima tahun ya jaemin", ucap haechan yang sekarang memandangi bunga krisan yang tumbuh di pekarangannya.

jaemin tersenyum lembut, sudah lima tahun dan hatinya terasa semakin berat karena menanggung rindu yang begitu besar. mungkinkah yang ditunggunya juga merasakan hal yang sama?

"iya, kau merindukan sepupumu haerstion?"

"sangat, tapi tentu tidak sebesar rasa rindumu. jeno anak yang baik, dia pasti akan menjadi raja yang baik jika sudah pulang nanti."

jaemin mengusap wajahnya, selama lima tahun ini ia melanggar janjinya kepada jeno untuk menjadi anak manis yang pandai menari. yunani membuatnya berubah.

"kau mau membicarakan apa jaemin?"

"tugas kita berdua, roma."

haechan melirik kepada yang lebih tua, tidak merasa nyaman atas misi yang harus mereka kerjakan. entahlah, semuanya terasa begitu tidak mungkin untuk dilakukan.

"kau gila jaemin, tolak saja permintaan si tua konyol itu. misi ini terlalu sulit untuk kita lakukan."

"tidak bisa haechan, ini adalah kemitraan. kau pikir ini juga untuk siapa? tanah air yunani.", jaemin menjawabnya dengan tegas.

terkadang haechan tidak habis pikir, yang asli yunani itu dirinya tetapi pemuda di sampingnya ini jauh terlihat lebih nasionalis.

"yang akan kita temui adalah kaisar romawi gila jaemin, caligula tidak akan melewatkan kesempatan untuk menidurimu saat itu juga."

"aku punya taktik, doyoung-hyung punya rencana. hanya temani aku selama disana, lalu kita akan menikmati kesuksesannya nanti."

jaemin lalu mengeluarkan gulungan papirus dari tas yang ia bawa, menunjukkan serentetan rencana yang sudah sangat rapi. asli buatan doyoung.

"ini adalah rencana kita, selain kita berdua aku akan mengajak temanku dari alexandria dan satu wanita dari rumah bordil. kau tahu, untuk berjaga-jaga.", jaemin meyakinkan haechan untuk percaya pada keputusannya karena semua ini sangat penting untuk kelangsungan ekonomi kerajaan.

haechan menghela nafasnya kasar, ia takut tidak mampu mengemban janjinya pada jeno untuk menjaga jaemin. dulu dia kira jaemin akan menjadi pria lembut yang akan menghibur semua orang dengan wajah serta badannya yang elok, ternyata semua itu diluar dugaannya. pria manis itu berbakat merayu dan itulah yang membuatnya direkrut militer macedonia.

"jaemin, kau yakin dengan ini? satu-satunya yang harus dikhawatirkan disini adalah keselamatanmu, kau tahu sendiri kan kabar yang beredar tentang kaisar itu? jeno tidak akan senang jika miliknya terluka."

"aku yakin, ini semua juga untuk jeno. jika kerajaan ini nanti semakin stabil dan diambil alih oleh jeno, nenek tua itu tidak akan pernah mengganggu paman jungryiad dan jeno."

haechan meneguk minumannya, menghabiskan cairan itu dengan tenang, berusaha menerima keputusan yang sedang bergejolak di kepalanya. terima atau tidak.

"baiklah, jemput aku disini besok pagi.", putus haechan final.

'roma, kami datang'

'roma, kami datang'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Great Palace | Nomin☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang