caution!this chapter contains implicit sex scene.
apakah kalian pernah berpikir tentang bagaimana rasanya tidak pernah bisa menjadi yang pertama?
ketika seluruh usaha, pikiran, serta perasaan telah dicurahkan hanya untuk mengejar satu hal yang sangat diimpikan tetapi terhempas begitu saja oleh takdir. semua yang berakal tahu rasa sakit dan kecewa, termasuk juga ratu briseis.
briseis lahir dari keluarga bangsawan di kota naxos, sebelah timur athena dan merupakan daerah penghasil susu terbesar di yunani. ayahnya adalah kepala bagian keuangan daerah itu, sedangkan ibunya anak pemilik sebuah peternakan sapi terbesar di kota tersebut.
seperti gadis bangsawan pada umumnya, ia mengenyam pendidikan yang cukup. gadis cantik itu mampu membaca, mahir dalam matematika, dan tentu saja etiketnya patut diacungi jempol. para gadis di naxos jelas mengagumi sosoknya yang dianggap begitu beruntung dan sempurna. sedangkan mereka tidak pernah tahu, luka besar menganga yang selalu briseis simpan sendirian.
gadis itu adalah anak pertama dari dua bersaudara, si adik laki-laki terpaut usia 3 tahun dengannya. seperti budaya yunani kuno pada umumnya, seorang laki-laki akan menempati kasta tertinggi di segala macam keadaan, meninggalkan para wanita tetap dirumah dan mengurus anak.
briseis jelas tidak setuju dengan hal ini, adik laki-lakinya itu lemah dan tidak cocok memimpin aset keluarganya yang begitu besar. nerus lebih menyukai sastra dan bahasa daripada moneter dan fiskal, bagaimana bisa ayah dan ibunya membuang briseis dan memilih adiknya?
"ayah, nerus tidak tertarik dengan asetmu. dia hidup untuk seni yang tidak ada nilai jualnya, berikan padaku dan kekayaanmu akan terjaga sampai habis generasi kita.", ucap briseis di tengah acara minum tehnya bersama sang ayah.
felixos yang mendengar penuturan putrinya mengernyit heran, sebenarnya bingung apakah ada sedikit saja rasa sayang briseis kepada adiknya sendiri? gadis dengan mata hijau dan rambut cokelat terang itu selalu menyerang nerus sejak dulu kala.
"nerus pintar dan jelas tidak congkak seperti dirimu, ayah tidak tahu sebenarnya sifatmu ini datang darimana tapi hilangkanlah. celaka dirimu jika menyerang saudaramu sendiri, kita adalah hamba milik dewa olympus, jangan kau kecewakan mereka."
briseis menatap tajam sang ayah, apa fungsi dari dirinya yang begitu rajin belajar dan sekolah jika akhirnya dipandang sebelah mata begini. ia tidak mau menjadi orang terbuang jika adiknya telah menguasai seluruh harta benda yang ada, dirinya tidak ingin hidup miskin dan susah.
nafasnya ia atur setenang mungkin, salah satu yang menjadi ajaran milik guru etiketnya adalah, ketenangan menang diatas segalanya. orang-orang menyukai keanggunan dan benci kesombongan.
"lalu apa yang akan kau berikan kepadaku, ayah? anak perempuanmu ini juga membutuhkan uang untuk hidup."
"apalagi? kalian wanita jelas ditakdirkan untuk menikah dan menghasilkan keturunan. aku berikan dirimu calon suami yang kaya raya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Palace | Nomin☆
Fiksi Penggemarnomin ancient greek content! jeno kecil tahu, rasa aneh menggelitik ketika melihat jaemin tersenyum itu salah. tapi jeno dewasa tidak mau tahu, selama ia masih bernafas, selama ia belum ditarik kranos ke neraka, ia akan tetap menjaga laki-laki itu d...