the second step

4.4K 761 79
                                    

'caressius, ayahmu meninggal di medan perang.'






'nero akan menggantikannya  sampai kamu sudah pantas dinobatkan nanti.'








'nero tewas, ditusuk oleh orang tidak dikenal.'







'caligula akan bertahta.'






'roma akan ambruk oleh neraka.'








'bertindak! bertindak!'










"hei bangun! kita sudah sampai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"hei bangun! kita sudah sampai."

megara membangunkan jaemin dan yunseong, kedua pemuda itu tadi sibuk tidur setelah keluar dari trajanus. sebuah pasar di perbatasan romawi dan yunani.

setelah melalui perjalanan selama tiga hari penuh, akhirnya mereka sampai di ibukota romawi. rumah bagi para kaisar, pimpinan republik pertama di eropa.

haechan memperhatikan keadaan sekitar, netranya menelisik setiap detail jalanan serta bangunan. saudara yunseong merekomendasikan sebuah tempat untuk mereka beristirahat dan bersiap, rumah seorang mantan gladiator.

chanyeol bilang rumah temannya ini dekat dengan sebuah kuil, sebuah bangunan sederhana dengan taman depan yang luas. memiliki ciri khas bunga tulip kuning yang hampir memenuhi segala sisinya.

tangan cekatan haechan mengendalikan kuda di depan untuk berbelok mendekati sebuah tugu. sebuah bangunan di tengah perempatan kompleks tempat tinggal.

"tadi sepupu yunseong bilang kita harus belok kemana?", tanya haechan kepada satu-satunya perempuan yang ada disana.

megara nampak berpikir, mengingat-ingat instruksi yang diberikan oleh pria berlengan satu.

"lurus saja, kata tuan chanyeol disana semuanya masih berupa lahan kosong. hanya ada satu rumah yang berdiri."

kereta kuda itu lalu melesat sesuai instruksi si wanita, benar apa kata chanyeol, disini hanya ada satu rumah yang berdiri. nampak sangat mencolok oleh warna kuning di halamannya, walaupun begitu, memang terlihat sebuah kuil romawi dan gelanggang pelatihan di belakang sana.

si kusir menghentikan keretanya, keluar dari dalam kereta dan berjalan menuju depan pintu rumah tersebut, diikuti juga oleh ketiga temannya. jaemin mengetuk pintu kayu dengan simbol matahari besar di tengahnya.


















tok tok tok






















diketuknya pintu kokoh itu, suaranya terdengar menggema hingga kembali ke arah luar. keempatnya mengernyit heran, mungkinkah rumah ini sedang kosong?

namun sebuah suara langkah kaki dari dalam menyapa telinga mereka, berjalan mendekati pintu depan. seorang lelaki tinggi dan tegap dengan wajah angkuh serta kerasnya keluar dari dalam rumah.

The Great Palace | Nomin☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang