_____¤♡¤_____
Malam itu di Mansion Haruno. Terlihat Naruto yang sedang memeriksa keadaan gadis gulali yang terlihat gelisah dengan raut wajah seolah-olah khawatir, pemeriksaan itu berlangsung cukup lama.
Naruto pun memperlihatkan raut wajah yang sulit diartikan oleh Sakura, tapi yang pasti dilihat dari ekspresi itu Sakura sudah jelas tau hasil pemeriksaan kali ini pastinya tidak lah sesuai harapan. Seusai memeriksakan keadaan gadis itu Naruto pun duduk pada salah satu kursi dan mulai membuka pembicaraan yang tampak serius.
"Aku benci mengatakan ini Sakura, tapi kondisimu semakin memburuk seiring berjalannya waktu. Aku menyarankan dirimu untuk memilih meninggalkan pekerjaan kemudian fokus menjalani pengobatan." Ucap Naruto seusai memeriksa kondisi tubuh Sakura.
"Kau gila! Aku tak akan meninggalkan pekerjaan ini." Ucap Sakura yang langsung menolak saran dari sahabat masa kecilnya itu.
"Pikirkan kondisimu Sakura! Kau tidak boleh egois. Ini juga demi kepentinganmu." Ucap Naruto menasihati Sakura.
"Jika kau berniat memintaku untuk meninggalkan pekerjaan ini. Jangan pernah bermimpi Naruto!" Ucap Sakura yang merasa tak terima dengan ucapan Naruto.
"Sakura! Dengarkan aku. Kau harus fokus menjalani pengobatan untuk saat ini, Sel kanker ditubuhmu semakin lama semakin menyebar." Ucap Naruto mencoba menyadarkan Sakura dari keputusan yang diambil gadis itu.
"Yang sangat aku takutkan adalah hidupmu Sakura, hidupmu tak akan berlangsung lama." Ucap Naruto dengan tatapan yang sayu.
Sakura yang mendengar hal itu pun seketika menatap raut wajah sahabat kuningnya itu. Omongan Naruto memang ada benarnya. Harusnya ia fokus menjalani pengobatan. Tapi entah kenapa gadis berambut pink ini merasa sekalipun dirinya fokus dalam berobat, ia berpikir bahwa pada akhirnya tetap saja hidupnya juga takkan berlangsung lama.
"Aku mengerti Naruto tapi-"
"Besok kau akan berangkat ke Amerika untuk menjalani pengobatan. Untuk saat ini sementara jabatan direktur utama aku yang akan mengurusnya, kau harus memikirkan kondisimu Sakura." Ucap Gaara yang tiba-tiba saja memasuki ruangan itu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Dan berhasil memotong pembicaraan Sakura.
"Tapi aku baru beberapa bulan memegang jabatan ini." Ucap Sakura tak terima.
"Maka dari itu, kondisimu harus mengalami peningkatan. Aku tak mau kau terlalu sibuk mengurus perusahaan sampai kau jadi lupa diri."
"Tapi-"
"Tidak ada penolakan. Semua pakaianmu sudah aku siapkan, kau akan berangkat ke Amerika malam ini." Ucap Gaara tegas kemudian pergi meninggalkan Sakura yang seolah-olah tak terima dengan keputusan yang diambil kakaknya.
"Oh ya, satu lagi. Naruto aku percayakan proses pengobatan Sakura kepadamu. Lakukanlah yang terbaik untuk menyelamatkan adik kesayanganku ini." Ucap Gaara sesaat, kemudian hilang dibalik pintu ruangan itu.
"Kau dengarkan Sakura. Ayo kita berangkat malam ini." Ucap Naruto yang terlihat sudah memegang tas yang berisikan alat-alat medis seolah-olah bersiap untuk pergi.
"Sial. Aku tak pernah menginginkan hal ini terjadi." Ucap Sakura kemudian berlalu pergi mendahului Naruto.
Bandara
"Kak. Kau benar-benar tega melakukan hal ini kepadaku." Ucap Sakura sejenak, kemudian memasuki Jet pribadi milik keluarga Haruno.
Gaara yang mendengar hal itu hanya diam tak merespon, menurutnya keputusan yang diambilnya kali ini sudah tepat, hal ini juga demi kebaikan adik tercintanya yang begitu keras kepala itu.
Semenjak kedua orang tua mereka meninggal, Gaara yang saat itu sedang mengurus Haruno Corporation memutuskan untuk menitipkan Sakura kepada bibinya yang ada di Osaka. Sejak dulu Gaara berusaha menyembunyikan identitas asli adiknya itu dari beberapa orang termasuk suami dari adiknya sendiri Uchiha Sasuke, bahwa sebenarnya Sakura adalah anak dari keturunan kaya, hal itu dilakukannya agar kelak hal-hal buruk tidak terjadi kepada adiknya.
Mendengar penuturan dari adiknya sewaktu diajak pulang dari rumah sakit, membuatnya sadar bahwa dirinya telah berbuat hal yang hanya membuat adiknya menderita. Ia tak menyangka bahwa pernikahan Sakura bersama Uchiha Sasuke hanya membawa dampak yang buruk bagi adiknya. Sebab itulah mengapa Gaara meminta Naruto memalsukan informasi tentang Sakura dari Sasuke, sewaktu adiknya keluar dari Rumah Sakit pada malam itu. Gaara bersyukur bahwa kenyataannya Naruto memang dapat dipercaya.
Dan kini adik kesayangannya itu harus menahan sakit karena penyakit yang dideritanya, meskipun terlihat baik-baik saja Gaara dapat menyadari bahwa Sakura begitu menderita dengan penyakit ini hanya saja adiknya itu selalu menyembunyikan hal itu darinya.
"Sudah cukup ayah dan ibu pergi mendahului kita Sakura. Aku tak ingin kau pergi secepat ini." Ucap Gaara entah kepada siapa. Beberapa menit kemudian pesawat yang dinaiki Sakura dan Naruto pun lepas landas.
Gaara hanya dapat tersenyum paksa melihat pesawat tersebut yang sudah terbang meninggalkan bandara dengan perasaan khawatir.'Semoga ini bukanlah waktu yang terakhir kalinya untukku bertemu denganmu lagi, Sakura.' Batin Gaara.
Aloha gaes,
welcome back to my StoryMenurut kalian gimana chapter kali ini??
Kalau kalian suka sama cerita Such A Regret ini, jangan lupa divote (⭐) yang banyak yaa gaes.
Tengkyuu See you to next chap😘
Follow Akun Wattpad aku juga ya gaes😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Such A Regret (SASUSAKU)
FanfictionDalam sebuah pernikahan pasti akan di dasari rasa cinta dan berakhir bahagia. Tapi berbeda dengan keluarga kali ini!!! Uchiha Sasuke akan mengalami penyesalan besar setelah apa yang selama ini ia lakukan. ____________________________________ "Dan pa...