Chapter 20: Derita Batin

3.7K 213 3
                                    

Malam itu terlihat seorang gadis tengah terbujur lemas dan sadarkan diri di dalam kamar bernuansa putih.

Irisnya terbuka, kemudian menyusuri setiap sudut dari ruangan itu. Ditebaknya dirinya saat ini telah berada di rumah sakit. Tapi... Siapa yang membawanya kemari?

Pintu masuk terdengar di dorong. Memperlihatkan seorang pria dengan rambut khasnya yang berwarna kuning. Pria itu berjalan mendekati Sakura.

"Syukurlah kau sudah sadar." ujar Naruto lalu menghembuskan nafasnya lega.

Sakura yang mendengar hal itu, terlihat tersenyum.

"Syukurlah Naruto."

Detik selanjutnya, Naruto menatap Sakura dengan iris yang menyiratkan sebuah kekhwatiran. Mata sayunya, menatap Sakura seolah-olah telah terjadi hal yang tak diinginkannya.

Sakura yang menyadari tatapan Naruto pun terlihat memudarkan senyum indahnya. Dengan mudah dirinya dapat mengetahui apa yang akan disampaikan Naruto untuk ke depannya.

"Sakura keadaanmu saat ini sudah stabil." Naruto mencoba mengatakan perihal kondisinya kepada gadis yang memiliki warna rambut sama persis dengan bunga khas Jepang itu.

Sakura tersenyum kecut.

"Kau berbohong!" Kini Sakura menatap Naruto dengan iris mata sayu.

Naruto yang mendengar penuturan Sakura, tampak terkejut.

Kemudian Naruto mengulas senyum. Mencoba menatap iris kehijauan itu dengan tatapan serius.

"Aku tak bohong Sakura. Sungguh." Tangannya mencoba meraih pundak Sakura. Dan berharap, itu dapat membuat gadis itu mempercayainya.

Gadis itu kini menatap iris Dokter yang tengah membujuknya saat ini dengan seksama. Mencoba mencari sebuah kebohongan yang berusaha disembunyikan oleh sahabatnya itu.

Setetes air mata sukses jatuh dari mata sayu itu.

"Kau bohong Naruto!" ucap Sakura dengan suara seraknya. Gadis itu tampak menunduk.

Naruto yang melihat perilaku Sakura mencoba menenangkan gadis itu. Diraihnya pucuk kepala Sakura, kemudian mencoba mengelus kepala itu dengan lembut. Untuk saat ini dirinya memang tak bisa membohongi sahabatnya itu.

"Naruto..." Panggil gadis itu dengan suara kecil. Sakura terlihat gemetaran memanggil itu.

"Separah apa kondisiku saat ini? Sehingga membuat kau harus membohongiku." Sakura sudah tak dapat menahan tangisnya lagi.

Ia menangis sejadi-jadinya. Dalam hatinya tersirat sebuah harapan besar yang sangat ingin dicapainya. Namun... Tuhan sepertinya memiliki keputusan yang berbeda.

Naruto menghembuskan nafasnya kasar.

"Kondisimu.... Semakin memburuk, Sakura."

Bagaikan diterjang ribuan kilat, Sakura tertegun mendengar pernyataan sahabatnya. Kekecewaan besar menyelimuti hatinya, dan seketika pikirannya menjadi kacau.

Gadis itu terlihat diam. Ia menatap kosong ke arah depan. Tak sekalipun iris hijaunya berkedip.

Setetes air mata pun jatuh menuruni pipinya. Sakura masih saja diam. Nafasnya semakin melambat.

"Sakura.... Tenang lah. Aku akan selalu mengusahakan yang terbaik untukmu." Naruto terlihat khawatir melihat kondisi Sakura.

Sakura masih tak bergeming. Entah apa yang sedang ada di pikirannya saat ini. Ucapan Naruto seolah-olah hanya menjadi angin lalu baginya. Tatapannya masih sama seperti sebelumnya, terlihat kosong.

Such A Regret (SASUSAKU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang