5. In Paris

41.5K 2.7K 75
                                    

AKSA menyeret koper hitamnya. Mencari seseorang yang katanya sudah menunggunya.

Ia melepas salah satu airpodsnya. Lalu, menghampiri sepasang insan yang menunggunya di depan bandara.

Wanita dengan pakaian yang lumayan modis serta rambut coklat yang digerai, Aksa menebak bahwa wanita itu yang akan menjadi sekretarisnya.

Tak lupa dengan laki-laki yang mungkin seumuran dengan Aksa. Ia tidak tahu siapa dia.

Sesampainya di sana, Aksa disambut dengan juluran tangan dari gadis yang berpakaian modis.

"Verronica, saya yang akan menjadi sekretaris Anda."

Selama satu menit Aksa memandang juluran tangan itu sebelum menyambutnya. "Aksa."

Gadis yang bernama Verronica itu menunjuk remaja pria di sebelahnya. "Dia Gres Jertio. Gres akan membantu Anda selama masa percobaan memimpin perusahaan," jelas Verronica.

Aksa mengangguk paham dengan penjelasan Verronica. Mereka memasuki mobil berwarna hitam. Mobil hitam melaju membelah jalanan kota Paris. Selama perjalanan Aksa memandang keindahan Paris melalui kaca mobil.

Mereka sampai di gedung yang bertuliskan Tama Crop Company. Gedung yang memiliki 12 lantai dengan lapisan kaca di luarnya, tak lupa kesan mewah yang selalu ada di keluarga Aksa.

Ini adalah cabang baru dari perusahaan sang ayah. Dan, tugas Aksa adalah mencoba untuk memimpin perusahaan ini dibantu Verronica dan Gres.

Mereka memasuki parkiran ruang bawah tanah. Aksa melepaskan jas hitamnya yang kini menyisakan kemeja putih polos dengan dasi hitam yang agak berantakan.

Dengan sigap Verronica membawakan jas Aksa. Aksa cukup terkejut dengan perlakuan Verronica, dia belum terbiasa dengan ini.

Cowok yang bernama Gres menepuk pundak Aksa. "Jangan kaget, dia hanya membawakan jas Tuannya," ucap Gres dengan cengiran menyebalkan.

Aksa tidak menanggapi ucapan Gres. Ia langsung berjalan memasuki kantor. Sebelum menuju Apartemen yang ia sewa untuk beberapa tahun ke depan, ia harus memperkenalkan diri kepada seluruh yang ada di kantor ini. Termasuk dengan suasananya.

Aksa memasukkan tangan kanannya ke saku celananya, berjalan melewati beberapa karyawan yang menatap dengan hormat kepadanya.

•••

Satu minggu kemudian.

Ara menyiapkan beberapa keperluan untuk acara esok hari. Mendekor hiasan di ruangan yang akan digunakan untuk pameran fashion.

Baju yang akan Ara pakai sudah di siapkan, ia akan memakai sebuah dress dari designer ternama. Dan, itu adalah sebuah kehormatan baginya.

Flo datang lalu berdiri di samping Ara. Menatap dekorasi yang terpasang dengan sempurna di atas. "Gue nggak sabar nunggu besok."

Ara menoleh ke arah Flo, lalu tersenyum. "Sama gue juga. Semoga besok lancar."

"Lo gimana sama Dean?" tanya Flo mengalihkan topik.

Ara mengendikkan kedua bahunya. "Nggak tau dan nggak ngerti. Gue udah nolak dia, kenapa Dean nggak pernah mau pergi?"

"Karena dia tulus sama lo, Ra."

Ara menoleh ke arah Flo. "Tapi, gue nggak. Gue nggak ada rasa sama Dean."

"Kenapa? Kasih gue alesan."

Gadis dengan kalung berliontin itu menggelengkan kepalanya. "Nggak ada. Untuk saat ini gue belom bisa nerima Dean."

•••

Lelaki bernama Dean menatap Ara dari kejauhan. Ingin mendekat namun hatinya sudah terlalu sakit, tapi Dean ingin berusaha lebih.

Menatap Ara adalah hal yang paling Dean suka. Apalagi ketika Ara sedang belajar dengan serius, itu sangat menawan baginya.

Dean sadar, bahwa di hati Ara ada seseorang yang hinggap. Dean pernah melihag Ara menatap sebuah foto dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Morning, beautiful," sapa Dean yang ia sudah tau bagaimana reaksi Ara.

Ara hanya menatapnya sekilas tanpa membalas sapaan Dean. Lalu kembali membaca buku.

Dean tersenyum tulus. Ia berusaha untuk mencintai Ara sewajarnya, tidak berharap lebih. Bahkan jika Ara hanya menganggapnya teman itu sudah lebih dari cukup.

Lebih baik dipandang teman dan dianggap ada. Daripada dipandang lebih, namun tidak dianggap. Itu lebih sakit.

Jika perihal teori memang mudah, namun melakukannya yang terbilang sulit.

Cinta itu sederhana dan penuh dengan pilihan serta konsekuensi.

TBC

—haiiii

Aksa calon CEO nii😍

kasian Dean:(

makasih banyak 150k di Aksara

makasih jugaa yang udh baca vote dan komen sampai sini

lavyuuuuu

—see you

Cilacap, 18 April



Aksara 2: Meet me in Eiffel [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang