11. Olahraga

42.1K 2.8K 149
                                    

Just let me love you.

HARI ini adalah akhir pekan Aksa memutuskan untuk ke rumah Ara untuk mengganti janjinya yang kemarin.

Aksa sudah bersiap dengan celana training serta kaus hitam polosnya. Mungkin, ia akan datang secara tiba-tiba di rumah Ara. Karena mereka belum bertukar nomor telepon.

Ia segera mengunci pintu Apartemennya lalu menaiki sebuah lift.

Sesampainya di parkiran, Aksa langsung mengendarai mobilnya menuju rumah Ara.

Hanya butuh sekitar 15 menit untuk sampai di depan rumah Ara. Untuk sementara Aksa duduk di dalam mobil terlebih dahulu.

Lalu, gerbang putih rumah Ara terbuka menampilkan seorang perempuan dengan rambut di cepol asal menggunakan baju olahraga.

Aksa tersenyum tipis dan bersegera menghampiri Ara.

"Eh!" Ara menoleh ke arah Aksa ketika cowok itu menyegahnya untuk pergi.

Ara melepas genggaman Aksa, ia kembali melanjutkan langkahnya.

"Maaf buat yang kemarin." Aksa menyusul Ara yang sedang berlari pelan.

Ara tidak menjawab Aksa seolah ia menganggap bahwa ucapan cowok itu adalah angin lalu.

"Ara," panggil Aksa lembut.

Gadis itu berdecak. Ara paling tidak bisa jika mendengar suara Aksa yang memelas.

"Buat apa minta maaf? Toh, lo juga bakal lakuin hal yang sama lagi. Kalo nggak bisa nepatin janji nggak usah janji." Ucapan Ara sangat menusuk hati Aksa.

Aksa langsung menahan tangan Ara hingga langkah gadis itu terhenti. Ara menatap Aksa dengan malas.

"Kenapa lagi? Gue mau jogging!" Ara menatap Aksa dengan malas.

"Plis, dengerin gue dulu," pinta Aksa.

"Dengerin apa lagi sih?" jawab Ara.

Aksa membawa Ara ke mobilnya.

"Mau ke mana?" tanya Ara.

"Taman kota."

•••

Sesampainya di taman kota yang ramai ini, mereka gunakan untuk berlari mengitari taman kota terlebih dahulu.

Sesekali Ara menatap Aksa yang berada di sampingnya.

Duh, nggak tega gue.

Mereka berjalan sejenak sebelum memilih duduk di kursi berwarna putih. Aksa mengusap keringatnya dengan telapak tangan, karena ia tidak membawa handuk kecil.

"Jangan pake tangan, itu kotor." Ara membersihkan keringat Aksa yang bercucuran di pelipisnya menggunakan handuk kecil yang ia bawa.

Aksa merutuki Ara dalam hatinya.

Untung gue sayang lo, Ra. Kaget gue.

Jantung Aksa berdegup kencang karena perlakuan dari Ara yang menurutnya sangat mendadak. Semoga saja, Ara tidak mendengar suara jantung Aksa.

Perhatian kecil dari Ara membawa pengaruh besar bagi Aksa.

"Thank you."

Ara mengangguk lalu menatap ke arah depan.

"Oh iya, tadi mau ngomong apa?" tanya Ara membuka percakapan.

Aksara 2: Meet me in Eiffel [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang