9. Kesempatan

45.2K 3K 277
                                    

"I wanna be a good man, just for you."

Aksa Arion Adhitama

AKSA ingin menghabiskan waktu bersama Ara lebih lama. 

Sebuah foto yang menggantung membuat Ara penasaran, ingin melihatnya lebih dekat. Aksa tersenyum tipis ketika tangan Ara mulai menyentuh foto yang Aksa gantung di mobilnya.

"Ini gue?" tanya Ara dengan suara yang pelan.

"Iya. Emang kalo bukan lo, siapa lagi?" Aksa bertanya balik.

Ara berdecak untuk menanggapi ucapan Aksa. Gadis itu sibuk mengamati foto dirinya yang berada di mobil Aksa.

"Kok digantung di mobil lo?"

Aksa menahan senyum tipisnya yang memberontak untuk dimunculkan. Ternyata, Ara tetap menjadi gadis yang cerewet. Dan, Aksa senang akan hal itu walau terkadang Ara menghindarinya.

Cowok itu terkekeh. "Iya, biar gue inget lo terus. Kan ada hati yang harus gue jaga."

Demi apa Aksa bilang kaya gitu? batin Ara.

Ara menatap Aksa dengan tatapan aneh. Aksa merasakan tatapan aneh Ara, sehingga ia mengalihkan pandangannya ke arah Ara. "Kenapa?"

"Lo Aksa bukan sih? Sejak kapan si Aksa yang jutek, kasar, dingin terus tiba-tiba jadi sweet gini?" tanya Ara dengan nada yang membuat Aksa tertawa.

Aksa tertawa karena melihat kerterkejutan Ara akan perubahan dari dirinya. Ia menarik napasnya panjang untuk meredakan tawanya sebelum kembali berbicara. 

"Tenang aja, lagian gue cuma sweet ke lo doang," jawab Aksa.

"Lo nggak cocok jadi cowok sweet, Aksa."

•••

Tidak lama kemudian, Aksa menghentikan mobilnya di parkiran restoran pasta. Ara turun dari mobil Aksa, diikuti oleh Aksa. Aksa menggandeng Ara agar mereka berjalan bersama.

Mereka tampak serasi, terlihat seperti sepasang insan yang sedang menjalin kasih.

Aksa langsung menyebutkan pesanannya sama halnya dengan Ara. Kini, Aksa memilih tempat duduk yang letaknya nyaman dan dapat melihat ramainya jalan raya.

Beberapa menit setelah itu, pesanan keduanya sudah tersaji di hadapannya. Ara lanngsung mangaduk pasta agar bumbunya menyatu, lalu melahapnya.

Sedangkan, Aksa menatap Ara yang sedang melahap makanannya. Terlihat cantik walau ada saus di tepi bibirnya.

"Kenapa?" tanya Ara yang sadar bahwa ia ditatap oleh mata elang Aksa.

"Emang natap lo harus ada alasannya ya?"

Ara berdecak sebal. Aksa kini menjelma menjadi sosok lelaki yang menyebalkan. "Terserah lo deh."

"Gue kangen lo. Itu alasan kenapa gue natap lo," celetuk Aksa.

Ara tersedak ketika mendengar celetukan Aksa yang membuatnya terkejut. Aksa memberikan Ara minum agar dapat meredakan batuknya.

"Nggak usah kaget gitu." Aksa membersihkan noda saus yang berada di tepi bibir Ara menggunakan ibu jarinya.

Aksa sialan!

Aksa memulai melahap hidangannya tanpa rasa bersalah sama sekali. 

•••

"Rumah lo belok mana?" tanya Aksa.

"Kanan."

Aksa memutar stirnya ke arah kanan. Melesat lurus, hingga Aksa menginjak remnya di depan rumah dengan pagar putih yang tinggi.

Aksara 2: Meet me in Eiffel [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang