01 : Pertama kali bersamanya

349 26 1
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Jika dia jodohku tolong dekatkanlah tetapi jika dia bukan jodohku tolong hilangkanlah rasa ini❤

🌸
🌸

"Kamu tenang aja, kamu bisa duduk di belakang." ucap Adam seakan akan tahu isi pikiran Zulfa.

"Baik pak kalau begitu." ucap Zulfa akhirnya. Setelah itu iya membuka pintu mobil bagian belakang.

Selama perjalanan di dalam mobil tak ada satu pun yang berbicara hanya ada lantunan sholawat yang menemani perjalanan mereka.

Hingga akhirnya Adam bertanya pada Zulfa.
"Alamat rumah kamu dimana?." tanya Adam ragu.
"Di pertigaan pak terus belok kanan."sahut Zulfa.

''Terimakasih ya pak." ucap Zulfa ketika sampai di depan rumahnya.

Zulfa bingung harus mempersilahkan pak Adam masuk atau tidak, dia takut jika Ayah dan Bundanya mempertanyakan dia membawa laki-laki yang bukan mahram kedalam rumahnya.

"Eh Zulfa kamu sudah pulang nak?." tanya Bunda Farida.
"udah Bunda." jawab Zulfa sambil mencium punggung tangan orangtuanya.

Adam tak enak jika ada orang tuanya Zulfa tetapi ia tetap di dalam mobil. Akhirnya ia keluar dan salaman dengan orangtua  Zulfa.

"Assalamualaikum tante." ucap Adam
"Waalaikumsalam, kamu temennya Zulfa?" tanya Bunda.

"Saya Adam dosennya Zulfa tante, sebelumnya saya minta maaf telah mengantarkan anak tante pulang, karena tadi saya lihat motor anak tante bocor, waktu juga sudah sore dan waktu magrib akan tiba, jadi saya antarkan pulang, sekali lagi maaf ya tante." ucap Adam meminta maaf.

"Tidak apa-apa nak Adam tante mengerti." ucap Bunda sambil tersenyum.

"Yasudah kalo begitu saya pamit pulang tante." pamit Adam.

"Loh loh... Ko pulang? Mampir dulu nak Adam." ucap Bunda.

"Iyaa pak mampir dulu saja." imbuh Zulfa dengan ragu.

"Sudah mau magrib saya pamit pulang saja tante, tidak enak dengan tetangga." tolak Adam dengan sopan, bukannya ia tidak mau silaturrahmi, hanya saja tidak baik buat jantungnya yang saat ini sedang meronta-ronta.

"kalo begitu saya pamit tante Assalamualaikum." pamit Adam.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." ucap Bunda dan Zulfa bersamaan.

"Itu siapa nak, ko keliatannya baik yah ganteng pula" ucap Bunda sambil tersenyum ketika di dalam rumah.

"Baik dari mana Bun, dia yang ngehukum Zulfa pas telat kemarin." adu Zulfa pada Bunda.

"Salah siapa kenapa kamu telat masuk kampus." Ucap Bunda.

"Ihhh Bunda kok jadi belain dia sih, bukanya belain anaknya sendiri." rengek Zulfa seperti anak kecil tidak di belikan mainan.

"Tau ah Bunda jahat ga sayang lagi sama aku." ucapnya pura-pura marah sambil berjalan menuju kamarnya.

"makanya cepet-cepet cari suami biar di sayang." ledek sang Bunda pada putri semata wayangnya.

Di dalam kamar Zulfa teringat dosen barunya itu, sebenarnya pak Adam baik, orangnya sholeh dan sangat menghormati orang yang lebih tua darinnya, walaupun sikapnya dingin terhadap perempuan.
Eh Astagfirullah! Zulfa beristighfar atas kesalahannya telah memikirkan laki-laki yang bukan mahramnya.

Zulfa pun langsung membersihkan diri dan mempersiapkan sholat magrib karena adzan sudah berkumandang.

🌸🌸🌸

setelah sholat magrib di kediaman rumah Abi Rahman tepatnya di ruangan keluarga tengah di hadapi suasana yang mencekam pasalnya Adam tidak biasanya ingin berbicara serius kepada Umi dan Abi nya.

"Apa yang ingin kamu bicarakan pada Abi nak?." tanya abi rahman.

"Emm.. Aku ingin mengkhitbah seorang perempuan Bi." ucap Adam dengan was was.

"Siapa yang ingin kamu khitbah nak.?" tanya Umi Maryam.

"Insyaallah wanita sholehah dan baik akhlaknya Mi." ucap Adam sambil tertunduk.

"Maaf Abi tidak merestuinya karena Abi telah menjodohkan kamu dengan anak sahabat Abi." ucap Abi Rahman tegas.

"Tapi Bi, Adam sudah dewasa, Adam berhak mencari pendamping hidup Adam sendiri."

"Keputusan Abi sudah bulat, kamu harus menikah dengan anaknya sahabat Abi." ucap Abi Rahman dengan menahan amarahnya.

"Sudah lah Bi, nanti darah tinggi Abi kumat lagi, mungkin Adam butuh waktu buat semuanya." ucap Umi Maryam menegahi suami dan anaknya.

Adam hanya bisa pasrah, mau bagaimanapun Adam membujuk Abi nya tetap saja, jika Abi sudah membuat keputusan siapapun tidak bisa mengelaknya.

"Adam pamit ke kamar dulu, soal itu akan Adam pikirkan terlebih dahulu." pamit Adam

Setibanya di kamar, Adam duduk di sofa yang ia siapkan untuk bersantai.

"Ya Allah harus bagaimanakah aku menghadapi ini semua? Apa aku harus menuruti kemauan Abi? Tapi aku tidak mencintai wanita lain,selain Zulfa. Tapi jika aku tidak menuruti kemauan Abi, aku tidak mau menjadi anak yang durhaka kepada orang tua." guamamnya dalam hati.

Allahuakbar allahuakbar...

Setelah mendengar adzan Adam segara mengambil wudhu karena ia akan pergi ke masjid untuk sholat berjama'ah.

🌸🌸🌸

"Apa yah? Zulfa mau di jodohin sama anak sahabatnya Ayah!?" jawab Zulfa dengan kekagetannya.

"Iyaa dia seorang dosen masih muda akhlak nya juga baik." ucap Ayah Hamdan.

"Zulfa gamau Yah, Zulfa belum siap untuk menikah, lagi pula kan Zulfa belum lulus kuliah." tolak Zulfa pada Ayah

"Ayah gamau tau kamu harus mau karena minggu depan sahabat Ayah akan kesini." ucap Ayah tegas.

"Bunda..." rengek Zulfa pada Bundanya agar bisa membantunya untuk tidak di jodohkan.

"Sudah nak kamu coba dulu, Ayah seperti ini bukan karena Ayah ngga sayang sama kamu, tapi Ayah mau kamu ngga salah nyari pasangan suami." nasehat Bunda sambil pengusaha usap punggung anaknya.

Zulfa hanya bisa terisak di pelukan Bundanya. Dia tidak tahu harus bagaimana.

" lebih baik kamu sholat, terus minta petunjuk sama Allah, Bunda harap kamu bisa mengambil keputusan sesuai yang Ayah kamu inginkan." ucap Bunda.

Bundanya pun tak tega melihat anaknya seperti ini, tapi mau gimana lagi dia tidak bisa membantah perkataan suaminya.

🍃🍃🍃

Penasaran sama cerita selanjutnya?apakah Zulfa dan Adam tidak berjodoh?

Assalamualaikum gimana kabarnya?
Maaf yaa kalo ada kesalahan kata😊
Jangan lupa vote dan coment❤

Follow ig : @lindaaa_wm
Wp : lindanurlillah

pasangan halal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang