Aisyah

6.2K 439 0
                                    

Setelah kejadian beberapa lalu saat soffi mendapat surat dari ustadz yassa. Sikap aisyah jauh lebih cuek dan jutek seperti menghidar dari Soffi. Ia bingung harus berbuat apa, pasalnya sudah lama sekali ia tak pernah bertengkar karena laki laki.

"Pitt, Aisyah kenapa ya?"

Mendengar ucapan Soffi, pipit langsung menutup kitab yang sedang ia baca dan menggelengkan kepala pertanda tidak tahu apa apa. .

"Masa kamu ga sadar sikap dia beda ke aku semenjak ustadz yassa ngasih surat itu loh" soffi memang merasa sikap Aisyah beda sejak saat itu.

Pipit sedari tadi hanya mengangguk anggukan kepala dan menggelengkan kepala menjawab pertanyaan soffi, hal itu membuat soffi geram.

"Pit jangan kacangin gue elah" pipit langsung melirik ke arah soffi

"sok bilang lagi sok sop, pipit bilangin ke ustadzan keamanan".

"Bilangin apa hah? Baperan amat idup lu pit".

"Tuh tadi bilang gue lu gue lu, kita tuh santri sopi ga boleh ngomong kasar harus ngomong baik baik"
Soffi dan pipit terus berdebat, tak menyadari kehadiran aisyah dan silla yang dari tadi memperhatikan mereka.

"Heh kalian udah jam segini masih berisik gimana kalau dipanggil ustadzah"

shilla duduk diantara pipit dan soffi. Mereka berhenti berdebat karena jam sudah larut.

"Eh aku laper nih" pipit memegangi perutnya yang memang lapar dari tadi.

"Tenang, ada stok makanan di lemari soffi"
soffi yang tadinya diam langsung melirik shilla, dari mana dia tau lemari soffi penuh makanan jangan jangan dia ngintip.

"Sof, ayolah jangan pelit nanti...". "Nanti apa hah? Apa?" Soffi memotong ucapan pipit dengan nada ngegas.

"Ya udah deh, ambil dulu yaa. Tunggu" soffi pergi ke lemari dan mengambil beberapa makanan untuk mereka dan dirinya tentunya.

"Soffi baik banget nih, gilaa pantes ustadz Yassa suka soffi"
Shilla mengangguk anggukan ucapan pipit.

"Ustadz Yassa suka tapi monmaap aku udah punya pacar" kekeh soffi.

Mana ada santri yang bisa menolak ketampanan ustadz yassa, baik hati, pintar mengaji, calon kiyai ah tentunya mereka mengantri untuk ustadz yassa.

"Eh aisyah mana? Ko ga ikut" soffi melirik lirik sekitar mencari aisyah.

"Di ranjangnya mungkin" ucap pipit sambil memakan kripik tersebut.

Soffi yang mendengarnya lansung menghampiri ranjang Aisyah

"sya, sya sini ikut makan. Sya yu turun" aisyah melirik tak suka pada soffi, entah kenapa aisyah pun bingung terhadap sikapnya.

"Bisa diem ga sof? Kalau aku mau aku juga turun" shilla dan pipit yang mendengar aisyah membentak soffi langsung menghampiri mereka

"ya udah kalau ga mau. Bisa ga bicaranya baik baik sya. Aku juga nawarinnya baik baik ga ngegas".

"Kamu ga mikir sof, aku lagi belajar kamu ganggu terus" jawab aisyah tak mau kalah.

"Aku panggil kamu ga nyaut salah siapa, kamu juga akhir akhir ini kenapa sama aku. Ngejauh? Setiap ada aku kamu pergi, kalau ga ada aku kamu gabung. Kamu kenapa sya?"

Shilla dan pipit terus memperhatikan mereka dan tidak bicara apa apa.

"Kita ini temen sya, kalau ada apa apa cerita bukannya ngejauh" aisyah merasa bersalah pada soffi tapi ia hanya bisa diam.

"Ya udah, mending bicarain di bawah. Aku ga enak liatnya. Aisyh ngomong di ranjang atas, soffi di tangga ranjang. Kita rundingin dibawah"

soffi dan aisyah pun menurut lau pergi ke tempat mereka tadi makan.

"Jadi kenapa sof?"

Karena diantara mereka shilla lah yang paling dewasa dia mencoba menyelesaikan permasalahan diantara soffi dan aisyah.

"Aisyah suka ustadz Yassa" ucap pipit dengan santai dan wajah tak berdosanya. Aisyah kaget dengan ucapan pipit.

"Stt, pipit jangan suudzon" ucap shilla.

"Lah emang suka sama ustadz Yassa prasangka buruk shil? Kan sama ustadz berarti husnudzon"

shila terlalu malas menghadapi pipit, ia memutuskan mengabaikan pipit.

"Ana ga suka ke ustadz yassa" ucap aisyah menunduk.

"Trus kenapa kamu jauhin aku sya?" Aisya melirik pada soffi, mana mungkin ia mengaku jika ia suka pada ustadz Yassa.

"Gapapa, mungkin ana lagi kangen rumah, ga mau diganggu sama siapa pun. Ana capek ana tidur dulu, ana ga marah ko ke anti sof" aisyah pergi meninggalkan soffi dan yang lainnya.

"Gimana sof, udah yakin?" Soffi mengiyakan ucapan shilla dan pipit.

"Ga papa sof, bukan salah kamu kalau ustadz Yassa suka ke kamu". Soffi pun pergi ke ranjangnya.

Update yeayy, monmaap gajee:))

Jodohku anak Kiyai - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang