PART 7

302 227 108
                                    

Dua minggu telah berlalu, Kiya tidak pernah melihat Elvano atau Elvino. Ia berpikir, mungkin kedua kakak kembar itu sedang disibukkan oleh tugas. Ketika Kiya melamun sendiri di bangku taman sekolah, tiba-tiba ada seseorang yang duduk disebelahnya.

"Betah banget bengong sih neng perasaan." Ucapnya dengan wajah tengil.

"Apaan sih Kak Dim. Ngapain coba disini, emang Kakak enggak ada kelas ya?" Sungut Kiya.

"Yah diusir, enggak boleh ya? Yaudah deh Kakak balik ke kelas dulu."

"Ih enggak jelas!" Ketus Kiya.

Sementara Dimas malah senyum-senyum sendiri melihat wajah Kiya yang memerah karena ulahnya, lalu berbalik untuk kembali ke kelas. Delvin sedari tadi hanya mengamati Kiya dan Dimas dari kejauhan, karena Delvin masih ada jam pelajaran. Sedangkan kelas Kiya sedang free, tetapi Kiya malah kelayapan kemana-mana.

Kiya yang semula berniat kembali ke kelas, dikejutkan dengan seseorang yang berdiri dihadapannya. Karena badan gadis itu pendek, ia lalu mendongak ke atas untuk melihat wajah orang yang menghalanginya.

"Astagfirullah, Kakak ngapain sih ngalangin jalan aku. Aku mau balik ke kelas." Ucap Kiya.

"Lah, gua kan mau lewat sini. Lu kalau mau balik ke kelas ya balik aja." Jawabnya datar.

Namun, ketika Kiya melangkah ke kanan untuk melewatinya dia juga menyamai langkah Kiya. Ketika Kiya melangkah ke kiri, dia juga mengikuti langkah Kiya lagi.

"Ih Kak Elvin! Minggir coba, aku mau lewat." Omel Kiya.

"Iya-iya ampun dah, gebetan Elvano galak amat." Ledek Elvino

"Aku bukan gebetannya, apa-apaan coba kakak tuh sok tau."

"Eh, kirain. Habisnya pas itu liat lu berdua didepan api unggun malem-malem."

Seketika pipi gadis tersebut langsung memerah menahan malu, ketika mengingat momen singkatnya dengan Elvano. Dikenal dengan sifat yang ketus, dingin, tapi sebenarnya ia baik hati.

"Udah deh, jangan dibahas. Malu aku kalau nginget-nginget."

"Dasar aneh, lu kok enggak ngejenguk dia sih? Dia lagi sakit tuh dari kemarin enggak masuk sekolah." Jawab Elvino.

"Sa-sakit? Kak Elvano sakit apa kak? Jangan bercanda deh."

"Ngapain gua bohong, ya gua cuma mau ngasih tau itu aja ke lu. Lu yang namanya Rani kan?" Tanya Elvino.

Kiya langsung menatap tak suka ke arah Elvano. Karena Elvano saja yang berhak memanggilnya dengan 'Rani' . Kiya langsung menggeleng-gelengkan kepalanya ketika tiba-tiba wajah Elvano terlintas dipikirannya.

"Nama gua Kiya, cuma Kak Elvino yang manggil gua Rani. Lu enggak boleh ikut-ikutan!" Ketus Kiya.

"Lah terus gua manggil lu apa dong? Sayang gitu?" Ujar Elvino sambil menunjukkan smirk andalannya.

"Najis, ogah Kak."

"Anjir, lu emang mau kemana?"

"Ya mau ke kelas lah, pake segala nanya lagi. Gua timpuk pake sepatu nih lama-lama."

"Owh, yaudah gih. Lagian lu ngapain masih berdiri disini?" Cibir Elvino.

Ya Allah untung Kiya sabar. Jangan toxic. Nanti dikira enggak sopan lagi sama si tengil ini. -Batin Kiya

"Ih aku juga mau balik kak dari tadi, kakak ngalangin mulu sih!"

"Maaf-maaf, udah mulai ngegas ah serem." Ucap Elvino dan berbalik badan meninggalkan Kiya yang masih melongo.

"My Love" [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang