Sepulangnya Samuel dan Kiya dari acara mereka berdua, beberapa minggu berlalu. Sekarang adalah Hari Selasa. Dimana Kiya masih memasuki sekolah, dan bercanda bersama teman-temannya.
"Ara, nanti ke rumah aku yuk!" Ajak Lili.
"Boleh, sih. Tapi nanti aku pulang sama siapa, Li? Si Delvin sibuk lagi soalnya ada eskul." Cibir Kiya.
"Yaelah, si Samuel 'kan ada. Fungsi si Samuel apa coba kalau bukan buat ojek?" Lanjut Lili lagi.
"Astagfirullah, kamu ini berdosa banget." Tegur Aurel.
"Tau nih, Li. Si Samuel lagian udah nggak pernah chatan sama Ara." Keluh Kiya.
"Loh kok? Kenapa tuh?" Tanya Raina.
"Ara juga nggak tau," ungkap Kiya.
"Galau ya, Ra?" Ledek Tio sambil tertawa kecil dan diikuti Diki.
"Apa sih, buat apa juga galauin si Samuel. Enggak jelas lu." Ujar Kiya.
"Bercanda doang tadi mah, Ra. Gurau je." Sahut Diki.
"Iya-iya, btw UAS sebentar lagi. Kita harus rajin-rajinin belajar nih." Tutur Lili.
"Segala diingetin," keluh Aska yang baru memasuki kelas mereka.
Seperti yang kita ketahui Delvin dan teman-temannya beda kelas dengan Kiya, lalu sekarang sudah jam istirahat. Sehingga geng onar tersebut menghampiri Kiya dan yang lainnya.
"Apa sih, gue sebagai temen yang baik ya ngingetin lah. Biar nilainya nggak ada yang remedial." Ujar Lili.
"Ulangan-ulangan amat, selow aja ge hahaha." Canda Farel.
"Selow-selow entar nilainya dibawah kkm." Sindir Aksal.
"Enak aja lu, gua nilainya beda sedikit doang kali. Lagian gua rajin belajar dibanding lu semua." Ledek Farel yang memang benar faktanya.
"Anjay, merendah untuk meroket!" Puji Aska.
"Salah bego, Ka. Yang bener buat si Farel tuh 'merendah untuk meninggal' pas banget!" Sahut Delvin.
"Astagfirullah, punya temen nggak ada akhlak semua." Gerutu Farel.
"Farel bisa istigfar juga ternyata!" Ucap Aksal.
"Dark banget, Sal." Sambung Aska.
"Anjir gua padahal nggak ngerti kalian ngomongin apa, tapi gua ngakak aja hahaha." Seru Tio.
"Enggak diajak ngomong mah diem," ujar Delvin.
"Parah banget lu, sana lu kembali ke habitat!" Tegas Diki.
"Anjay baperan," balas Delvin lagi.
"Vin, please jangan bikin gaduh." Gertak Kiya.
"Iya Ra, iya. Delvin jadi anak baik elah." Jawab Delvin.
"Halah tadi aja lu songong sama gua sama Diki, omelin Ra, omelin!" Lanjut Tio.
"Apaan sih, kalian?!" Kesal Delvin.
"Udah-udah, mending kita jajan kuy, Ra. Tinggalin aja mereka mah ngobrol ngalor-ngidul." Ajak Raina dan diangguki ketiga temannya.
"Ra," panggil Farel. Raina menoleh ke arahnya langsung. Sedangkan Kiya yang sedari tadi tak fokus, ikut menoleh ke arah Farel juga.
"Apa?" Tanya Kiya dan Raina bersamaan.
"Dih, lu ngapa Ra? Si Farel pasti manggil si Raina pea." Sungut Delvin.
"Hih, kok jadi ngegas sih? Mana gue tau." Balas Kiya dengan nada ketus.
"Utututu, anak Bunda marah!" Canda Delvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
"My Love" [ E N D ]
RomanceCerita tentang Delvin dan Kiya yang sudah bersahabat dari kecil. Dimana laki-laki itu selalu melindungi Kiya dimanapun berada, sedangkan Kiya mulai menyukai oranglain. Akan tetapi Delvin malah kesal mengetahui Kiya menyukai cowo lain, karena sudah m...