PART 10

227 157 201
                                    

Beberapa bulan berlalu. Sekarang di SMA Garuda sedang mengadakan pensi, Elvano dan anggota OSIS lainnya sangat sibuk dalam mempersiapkan rangkaian acara.

Sementara itu, Kiya jarang bertemu Elvano. Gadis tersebut juga bertanya-tanya dimanakah Elvano sekarang? Walau satu sekolah, Kiya jarang melihat kelas Elvano atau sekedar bertegur sapa dikantin.

"Rasanya tuh orang kaya hilang ditelan bumi," gumam Kiya pelan.

"Siapa yang hilang, Ra?" Tanya Lili. Kiya langsung terlonjak kaget, kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Biasa si Kiya mah tukang bengong," cibir Diki. Kemudian, Tio malah memperlihatkan deretan giginya yang tertata rapi "Parah banget lu Dik, nanti ditatar sama Delvin baru nyaho."

"Apa sih, Yo. Nyengir-nyengir nggak jelas banget deh. Padahal nggak ada yang lucu." Ucap Raina.

"Anjir, tega lu Ra!" Gerutu Tio. Seketika seisi kelas malah menertawai Tio.

Kelas 10 IPA 1 sekarang sedang sibuk membuat hiasan kelas, karena dalam memeriahkan pensi. Ada juga lomba untuk kelas yang terbersih dan kreatif. Bagi kelas yang menang, tentu akan ada hadiahnya.

"Males banget deh, nggak kelar-kelar." Gerutu Lili. Aurel melirik sekilas Lili lalu kembali fokus dengan pekerjaan menggunting kertas origami.

"Sumpah deh, Rel. Si Lili berasa ngomong sama batu. Dikacangin mulu." Cibir Sean. Teman sekelas mereka.

"Gua kalau ditanya ya jawab, kalau nggak mah diem aja." Jawab Aurel.

Seketika orang-orang disekitar Aurel langsung hening seketika. Mereka kemudian fokus kembali dengan pekerjaannya masing-masing.

"Yaelah, lakban segala abis." Gerutu Tio. Kiya lalu melihat pekerjaan Tio dan Diki yang sebenarnya hampir selesai. Kedua laki-laki itu disuruh menempelkan berbagai kertas karton yang berisi hiasan.

"Mau gua aja yang beli?" Tawar Kiya.

"Emang nggak ngerepotin, Ra? Nanti gua ditatar Delvin lagi gara-gara nyuruh lu." Sahut Diki. Tio mengangguk paham.

"Takut amat ditatar sih, heran gua." Gerutu Sean. Tio seketika melirik sinis Sean yang berbicara seenaknya.

"Udah kita aja yang beli, Ra aku ikut ya!"  Ujar Raina. Kiya mengangguk senang.

"Sekalian sama lem kertas, Ra. Udah mau habis nih dikit lagi." Ucap Lili. Raina dan Kiya langsung mengacungkan jempolnya.

***

Kiya dan Raina berniat membeli lakban dan lem di koperasi sekolahnya. Namun, sebelum sampai ke koperasi sekolah. Mereka berdua melewati lorong kakak kelas yang sedang sibuk bekerja seperti mereka barusan.

 Mereka berdua melewati lorong kakak kelas yang sedang sibuk bekerja seperti mereka barusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ra, itu Kak Dim sama siapa ya?" Tanya Raina sambil berbisik pelan.

"Mungkin temennya, Rara jangan suudzon dulu." Sahut Kiya.

"My Love" [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang