# 10

168 20 4
                                    

Di pagi senin yang indah terlihat seorang anak laki-laki sedang bersiap untuk sekolah, namun entah kenapa wajah anak tersebut sangat tidak sesuai dengan cuaca yang begitu bagus hari ini. Yap benar, anak itu adalah Boy. Dia sekarang sedang merayu mommynya untuk tidak mengantarnya ke sekolahnya.

“ommy, oy ga mau cekola ommy. Oy takut. Oy mau di umah aja ama ommy hiks…hiks…”  ( mommy, boy ga mau sekolah mommy, boy takut. Boy mau dirumah aja sama mommy) ucap boy sambil menangis dan mengucek kedua matanya yang berair

“boy sayang, sekarang dengar mommy ya nak, sekolah itu penting bagus untuk kamu biar kamu jadi pintar dapat teman juga yang banyak, sekarang kamu sekolah ya nak?” ucap laras penuh perhatian kepada boy sambil memegang pundaknya

“oy ndak au ommy…oy akuttt hikss…hikss…” (boy gak mau mommy, boy takut hiks…hikss)  ucap boy sesenggukan

“begini saja, mommy janji kalau boy sekolah nanti biar mommy yang mengantar sambil nanti setelah boy pulang sekolah kita makan ice cream di taman, mau ya sayang?” ucap laras sambil mengelus kepala boy

“ommy anji ya?” (mommy janji ya?)  ucap boy berhenti menangis dan menatap penuh harap ke laras

“iya  sayang mommy janji. Sekarang ayo pakai baju sekolahnya ya sayang, kita harus cepat atau nanti kita terlambat” ucap laras

“ocee ommy” (okee mommy) ucap boy setelah mengecup kedua pipi milik laras.
Boy pun berlari kearah kamarnya, karena disana sudah ada nanny-nya yang sudah menunggunya. Sepeninggalan boy, laras menatap sendu kearah pintu rumah yang tidak ada tanda-tanda akan dibuka. Ya, dia menunggu suaminya, Dika. Apakah masih bisa ia menyebut dika sebagai suaminya? Ntahlah. Sudah dari 2 hari yang lalu dika tidak pulang kerumah bersama diandra, laras pun tidak tau tujuan mereka kemana, Karena saat laras menelfon dika, nomornya tidak aktif. Berkali-kali dia menelfon tapi tetap mendapatkan jawaban yang sama.

*****

“sayang, apa kita tidak pulang? Apa kau tidak rindu dengan putra kita?” ucap seorang wanita yang tidak lain adalah diandra sambil mengelus dada dika dengan gerakan sensual dengan seringaian di bibirnya yang khas

“tenang saja, dia aman bersama laras” ucap dika seperti membanggakan laras dihadapan diandra. Diandra tidak suka itu. Dia merasa seperti diduakan, ntahlah. Hanya dia yang tau.

“kau yakin? Aku merasa dia memiliki niat jahat kepada keluarga kita, kapan kau akan menceraikannya? Kau sudah berjanji padaku sayang” ucap diandra melihat kearah mata dika

Dika terdiam sejenak memikirkan ucapan diandra, ntah apa yang ada dipikirannya sekarang, tapi entah kenapa masih ada yang tidak wajar dengan keadaan yang sekarang, tapi dia tidak tau pasti apa itu.

“tenang lah, semua ada waktunya, kau hanya perlu menunggu saja. Semua  akan aku selesaikan dengan beres, mengenai laras biarlah itu menjadi urusanku, kau hanya perlu focus ke boy, kurasa dia membutuhkan mu didalam hidupnya, berusahalah mendekatinya” ucap dika sambil mengelus kepala diandra yang tidur diatas dadanya yang bidang.

“kau berjanji tidak akan jatuh cinta dengan laras kan?. Untuk masalah boy itu gampang, diberi mainan sedikit sudah luluh juga itu anak” ucap diandra membalas

“jangan merasa sepele dengan itu, kau tau boy lebih memilih hal yang disukainya seperti kasih sayang contohnya dibandingkan dengan mainan seperti yang kau sebutkan tadi” ucap dika merasa kesal dengan ucapan diandra

Diandra yang mendengarnya memutarkan matanya “baiklah..baiklah, intinya kau hanya milikku sekarang, hanya milikku” menatap penuh arti kedepan sambil menyunggingkan senyuman mautnya.

Duda Keren (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang