Semua yang sudah diperbuat pastinya akan ada pertanggungjawabannya.
Jika tidak siap, balik badan dan pergi! Jangan lakukan apapun!
" Riiii! Lo dimana si? Jangan kaya gini dong.. Ngga lucu tau ngga? Lo kalo masih kesel sama gue ngga kaya gini caranya, jangan ngumpet. Jangan bikin gempar dong, masa anak segede lo masih ada yang mau nyulik lo?! Riii lo dimana? " teriak Syila lelah mencari keberadaan Riana.
Riana sendiri ingin menyahuti teriakan Syila, namun suaranya teredam. Ia juga merasa bahwa Syila seperti tidak melihatnya, ia ingin menjelaskan bahwa dirinya ada disampingnya.
Beberapa saat kemudian datang seseorang, ia adalah pemuda yang sering Riana acuhkan. Radit. Laki-laki yang sekarang dengan wajah panik, lelah, khawatir itu sedang mencoba menahan Syila sepupunya agar beristirahat. Riana melihat Radit mencoba memberi nasihat pada Syila, namun Syila tak mau mendengarnya.
Lelah sudah keduanya, Radit pun memilih diam. Ia menolehkan kepala kearah dimana Riana berdiri memandangi mereka. Riana mereasa bahwa ia dan Radit saling berpandangan, sampai-sampai Radit mendatanginya. Namun pikirnya salah. Radit menuju tempat dimana Riana terakhir kali berbincang dengan mereka, saat Syila tak sengaja mengingatkan ia untuk pulang.
Dan seperti Syila juga, Radit tak bisa melihat dirinya. Ia merasa bahwa ia seperti arah penasaran. Apakah ini akhir dari semuanya? Apakah arti dari semua ini? Riana sendiri tidak tahu-menau.
" Syila! Radit! Gue ada disini, kenapa kalian ngga liat gue?! " teriak Riana yang percuma, karena mereka benar-benar tidak melihatnya.
Riana tak mau tinggal diam, ia mencoba menyentuh Syila. Berhasil! Ia dapat merasakan jarinya saat ia menyentuh Syila. Syila yang sedari tadi memunggunginya berbalik menatap Riana, namun bukannya membuat Riana senang. Malah itu membuatnya terkejut, wajah Syila yang bukan Syila. Sangat sulit di deskripsikan, tapi itu sangat menakutkan.
" Kyaaaaaaaaa!!!!! " Riana bangun dari tidurnya, ia melihat disekelilingnya. Masih orang-orang yang sama seperti saat ia berada di kamar seseorang.
" Lo ngga papa? " tanya seseorang dengan lembut padanya. Riana mengangguk mengiyakan.
" Lo mau minum? " Riana kembali mengangguk. Seseorang itu pun segera mengambilkan segelas air dan membantu Riana untuk minum.
" Emmm. Fa-ce-book! Ah gue kaku banget yah manggil nama lo. "
" Kenapa? Nama gue emang Facebook, ada yang aneh? "
" Tentu. Gue masih ngga percaya gue ada disini, dan gue- "
" Ya gue tau sih, keliatan banget. Waktu Google jelasin lo didunia kita lo sampe pingsan, sebenernya gue sendiri juga masih ngga percaya sama makhluk jenis lo ini. Maksud gue, lo tergolong aneh dengan bentuk lo? Dengan badan lo yang- "
Riana mengikuti arah pandang Facebook yang melihat seluruh tubuhnya. Sontak ia melipatkan kedua tangannya didepan dada. " Jangan liat yang ngga-ngga ya! "
" Weeeee. Selow dong, jangan ngegas. Ntar yang lain pada kebangun. " tunjuk Facebook pada teman-temannya yang tertidur di kursi dan juga lantai. " Mereka kurang tidur gara-gara lo waktu pingsan kaya orang kesurupan. Ngigo mulu, bangun kaga! " lanjutnya sedikit kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA MAYA
FantasiBukan hal biasa jika seorang gadis yang sudah memiliki ketergantungan dengan sesuatu yang bernama ponsel. Ponsel adalah benda canggih yang dibuat untuk orang-orang yang jauh jadi merasa dekat. Namun itu semua disalah gunakan oleh Riana, gadis mungi...