Ngga akan rugi juga, kalo gue ngga ada temen
- Riana
Riana masih bersungut-sungut dengan Syila, atas dasar apa ia melibatkan nilainya dengan hobynya yang tentu saja berkelana di dunia internet yang semuanya terasa dekat.
Bukan tanpa alasan seorang Riana mau sehari penuh untuk berdiam diri di depan benda mati nan pipih yang biasa disebut handphone oleh kaum awam.
" Aduuuuuh!!! Batlow lagi. Sial banget, mana ketinggalan bus, pulang paling akhir, lah ini lagi! Batre abis. " Riana menekuk kedua tangannya di depan dada. Ia sesekali merapalkan kata-kata yang tidak senonoh untuk ukuran murid sepertinya.
Karena kebanyakan kata-kata yang Riana ucapkan adalah segala sesuatu yang ada di kebun binatang.
" Untung aja si depan sekolah gue ada halte, jadi neduh dikit " gumamnya kembali.
Riana kembali dengan pikirannya sampai ia tak sadar ada seseorang yang duduk di samping kirinya.
" Lo belom pulang? " Riana menoleh, dan menatap sinis orang yang ada di sampingnya.
" Ya lo liat aja sendiri! Punya mata kan? " jawabnya sinis melebihi tatapannya.
Orang yang baru saja duduk di samping Riana hanya tersenyum paham. " Udah berapa lama si kita bareng-bareng? " tanya orang itu yang tidak lain adalah Syila. Gadis yang beberapa jam yang lalu ribut dengan Riana.
Riana sendiri tak memiliki niat untuk menanggapi, ia sama sekali tidak melirik.
" Udah empat tahunan kan ya? " lagi-lagi tidak ada tanggapan. " Gue minta maaf " setelah mengucapkan tiga kata tersebut Syila pergi. Ia merasa lebih baik, pundaknya serasa lebih ringan. Ia paham sekali dengan sifat Riana, gadis yang sama sekali tidak mau disalahkan walaupun ia salah.
" Sopan banget lo? Datang ngga diundang, perginya nyelonong lagi. Ke kucing nyolong ikan asin tau gak! " Syila menoleh pada Riana, ia melihat Riana yang sudah menatapnya intens.
" Kalo lo pergi sekarang, kayanya lo bakal ketinggalan bus. Mending tunggu aja di halte, dan sorry sorry aja nih! Gue ga punya maksud buat ngajak lo nunggu bareng. " Syila terkekeh geli, sama sekali tidak berubah. Seperti itulah sifat Riana, yang lebih mengutamakan gengsi.
Syila kembali duduk di halte bersama Riana, keduanya canggung. Namun keduanya juga merasa ada yang menghangat di dalam dada mereka.
" Bus nya dateng. " ucap Syila memberitahu.
" Ya gue liat kali, nih gua ada dua mata juga! "
Ya walaupun sedikit terdengar ngegas tapi itu yang unik dari Riana.
Kuduanya masuk secara bergantian, Syila memilih masuk setelah Riana. Mereka duduk berdampingan di kursi paling belakang, dan entah karena kesialan atau apa. Bus yang mereka tumpaingi berhenti.
" Pak! Ini busnya kenapa? Mogok? " tanya Syila sopan.
" Iya neng, maklum neng akhir-akhir ini sering banjir. Air pada masuk ke mesin gitu. " Jelas kenet bus itu.
" Hadeh, gue laper. Mogok pula ini bus " racau Riana sembari mengelus perutnya.
" Emmmm. Kita ke mall dulu aja, udah deket juga. " tawar Syila.

KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA MAYA
FantasyBukan hal biasa jika seorang gadis yang sudah memiliki ketergantungan dengan sesuatu yang bernama ponsel. Ponsel adalah benda canggih yang dibuat untuk orang-orang yang jauh jadi merasa dekat. Namun itu semua disalah gunakan oleh Riana, gadis mungi...