Alexa menatap Arga yang tertidur lelap di atas kasur. Wajah pria itu tenang. Aura lugu memancar dari sana. Tadi, Arga tertidur di dalam pelukan Alexa.
Ada keinginan untuk menyentuh wajah pria itu, wajah yang dulunya selalu mampu membuat ia merasa tenang dan terjaga. Rahang yang tegas, juga hidung Arga yang mancung selalu mampu membuat Alexa betah berlama-lama menatap wajah pria itu.
Arga, kenapa harus seperti ini jadinya? Kamu tahu aku mencintaimu. Dan, aku juga tahu kamu mencintaiku. Tetapi, kenapa seperti ini? Apakah ada sebuah kesalahan yang ku perbuat?
Alexa memalingkan wajahnya. Dia tidak boleh seperti ini. Dia tidak boleh terpesona pada wajah tampan Arga yang selalu mampu membuat dirinya tenang. Arga sudah menjadi milik orang lain. Arga sudah menjadi suami Tania.
Tapi, kenapa sesulit ini melupakan pria di hadapannya ini?
Alexa menenggelamkan kepalanya di pinggir kasur. Dia tidak dapat berpikir jernih.
❄️
Aroma makanan lezat menyentil hidung Alexa. Matanya perlahan terbuka. Alexa menatap sekeliling kamarnya dengan bingung. Kenapa dia bisa tidur di atas kasur? Jelas-jelas yang tidur di atas sini tadi malam adalah Arga.
Alexa menatap ke sebelah-tempat di mana Arga semalam terbaring. Tidak ada Arga di sana.
Jangan-jangan?
Alexa melompat dari atas kasur. Buru-buru ia berlari ke arah dapur. Bodo amat dengan wajahnya yang mungkin masih terdapat iler ataupun rambutnya yang masih acak-acakan. Dia harus memastikan sesuatu.
Alexa mengerang saat mendapati Arga sedang memasak di dapurnya dengan apron berwarna biru muda miliknya.
Menyadari keberadaan Alexa, Arga berkata, "Kamu duduk aja. Semua udah hampir siap. Aku masak cumi kuah pedas kesukaan kamu." Arga berucap dengan tenang.
Kenapa pria ini bisa setenang itu, seolah yang terjadi saat ini adalah sesuatu hal yang wajar. Tetapi, Alexa menurut saja. Dia duduk di kursi makan. Matanya terus mengawasi Arga yang sangat lihai dalam hal masak memasak.
Tangan kemeja milik pria itu digulung memperlihatkan urat tangan yang terlihat maskulin. Akh, kenapa di saat seperti ini Alexa masih bisa berpikir jika Arga sangat seksi ketika memasak.
Arga menghidangkan makanan yang baru saja ia masak ke hadapan Alexa. Kemudian, pria itu ikut duduk di sampingnya.
"Kamu enggak laper?" tanya Arga yang melihat Alexa masih diam tanpa menyentuh makanannya. "Kamu enggak suka makanan yang aku masak. Padahal, dulu kamu suka banget kalau aku masakin makanan buat kamu."
Alexa menelan ludah. Ucapan Arga itu cukup membuat Alexa mengingat masa lalu.
"Arga?" panggil Alexa lembut. Dia menatap Arga lekat.
"Iya." jawab Arga dengan senyuman tipis.
"Ini enggak benar." ucap Alexa mencoba menyadarkan Arga. Rahang pria itu sedikit mengeras mendengar ucapan Alexa.
"Kamu enggak seharusnya di sini. Tania pasti nunggu kamu di rumah kalian." ucap Alexa. Entah mengapa ada sesuatu yang terasa menusuk di hatinya saat ia mengucapkan itu.
"Aku enggak tau alasan kamu yang tiba-tiba datang ke sini dan bersikap seolah-olah semua baik-baik aja di antara kita. Aku pikir, kamu sedang bertengkar dengan Tania. Tapi, aku bukanlah orang yang tepat untuk kamu jadikan pelarian disaat kamu bertengkar dengan istri kamu." Sungguh Alexa merasa sangat sakit sekarang. Setelah ditinggalkan, kemudian dijadikan pelarian. Apakah Alexa tidak seberharga itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Possessive Ex {TAMAT}
ChickLitRomantic Comedy Demi mimpinya menjadi perancang busana hebat, Alexa pergi ke Paris untuk belajar selama satu tahun. Ia berpesan kepada Tania, sahabatnya, untuk mengawasi Arga, tunangannya. Siapa sangka saat Alexa pulang, ia dikejutkan dengan kabar...