"Move on itu susah! Aku gak mau maksa nyari kebahagiaan." Amara berkata dengan lugas di depan Mesa.
Mesa menanggapi dengan santai, sambil mengunyah nasi dalam mulutnya. Tangan kanannya memegang garpu, lalu menusuk sisa chicken nugget di piring Amara dan melahapnya.
"Jadi maksudnya, kamu mau menikmati rasa sakit hati gitu?" Tanya Mesa.
"Bukan menikmati. Tapi nunggu sampai lukanya bener bener sembuh."
"Coba sini, mana handphone kamu!"
"Buat apaan?" Amara bingung.
"Mau liat IG bentar, pinjem."
Amara membuka password handphonenya. Mesa menyerobot handphone. Amara masih bingung dengan kelakuan Mesa siang ini. Mesa meletakan handphone di meja, membuka jendela Instagram. Lalu ke kolom search, mencari akun instagram Diaz. Mesa menemukan apa yang dia cari. Matanya menatap satu postingan foto Diaz memakai kemeja polos berwarna hitam, celana panjang dengan warna senada dan sneaker warna putih. Foto Diaz yang terlihat simple, hanya duduk di balkon kantor dengan senyum tipis yang terlihat sangat manis.
"Ngapain ngecek IG Diaz?"
"Kamu lihat nih, Diaz itu worth it banget kalau dijadiin pasangan. Secara fisik, mana ada cewek mau nolak dia, Ra! Ganteng, tinggi, apalagi nih badannya atletis!"
Amara hanya senyum tipis dan menggeleng pelan mendengar penjabaran beruntun Mesa tentang Diaz. Mesa kembali ke kolom search, mengetik nama Randi Wirawan. Amara kaget. Sudah beberapa minggu Amara tidak membuka akun instagram Randi. Mesa terlihat sangat serius scroll dari atas ke bawah, meneliti setiap detail foto Randi Wirawan. Mesa tertarik dengan satu unggahan video Randi saat bermain ski di Sapporo Kokusai, Jepang.
"Keren juga si Randi main ski! Lah, kenapa jadi kasih pujian sama ini lakik! Oke, sekarang kita bandingin Diaz sama Randi."
"Gak perlu dibandingin lah!"
"Diem ah! Kalau dari muka emang sih Randi kelihatan lebih oriental tipe kamu banget. Kalau Randi manajer, Diaz producer. Secara finansial kalau kamu sama Diaz, gak bakal kekurangan. Diaz baik, romantis pula!"
"Tapi, aku sayang sama Randi!" Ucap Amara dengan tegas.
"Ini nih, gara gara telpon Randi, jadi kebawa perasaan lagi."
"Hati aku lemah, Sa!"
"Apa sih yang bikin kamu sayang sama Randi, Ra? Kasih aku satu alesan konkrit!"
"Susah buat diungkapin. Randi itu cowok misterius, dingin dan pendiam. Itu yang aku suka. Selama ini, aku coba nyari tau dan memahami cara Randi berpikir dari setiap omongan dan kelakuannya. Semakin hari aku nyari tau, aku paham ternyata Randi cowok yang sederhana."
"Cowok pendiam itu penuh dengan rahasia, Ra!"
"Tapi, nggak tau kenapa, aku makin sayang dan ngerasa Randi adalah cowok yang aku mau."
"Temenku udah jadi bucin ya ternyata. Udah lah, kamu sama Diaz aja. Dia pasti udah siap nikah."
"Aku gak mau Diaz kecewa dipilih karena buat bahan pelarian."
Amara terlalu emosional ketika mengingat Randi. Semuanya tertumpah siang ini. Berminggu minggu Amara menahan kesedihan dan rasa rindu yang bercampur dengan sakit hati. Jika semua rasa itu dituangkan dan dapat di rasakan, pasti sangatlah pahit. Cinta dan rindu yang tidak pernah bisa disampaikan adalah racun!
"Kamu pernah nggak sih diminta untuk terpaksa pergi, padahal kamu pengen stay karena masih sangat sayang?"
Mesa menggeleng, selama ini memang Mesa belum seserius itu menjalin hubungan dengan deretan para mantannya.
"Kamu harus ngerasain dulu, baru bisa tau alasannya kenapa aku berat banget buat ngelupain Randi. Dan sampai saat ini, aku yakin... There must be something..." Sambung Amara.
"Terus, kamu pengen balikan sama Randi?" Kata Mesa yang masih sibuk scroll foto-foto Randi.
"Entahlah! But, if only there is a way." Amara tertunduk pilu.
"Eh si ANJING!" Mesa mendadak berteriak.
Mesa menunjukan sebuah foto dari kumplan photo tagged di instagram milik Randi. Siang ini, seperti petir yang menyambar di siang bolong, panas dan mengejutkan! Amara menemukan jawaban. Randi berdiri di pelaminan dengan pengantin wanitanya. Mereka terlihat bahagia.
Dunia ini sangat kejam. Tidak adil untuk hidup Amara. Di saat Amara sedang bertarung mengobati luka hati karena Randi. Sementara di sudut bumi lain, lelaki yang membuat hati Amara terombang ambing justru sedang berbahagia. Bajingan macam apa Randi ini.
"Ternyata benar, Randi nggak siap nikah sama aku, tapi siap nikah sama wanita lain." Tegas Amara, matanya berkaca kaca. Sepertinya, airmata itu tidak akan malu malu lagi untuk jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
REWIND [ON GOING]
RomanceAmara bertarung dengan rasa cinta dan sakit hati setelah penghianatan besar yang dilakukan Randi. Tapi, lelaki itu kembali! Haruskah Amara membalaskan dendam sakit hatinya atau meluluhkan semuanya demi cinta? "Aku nggak pernah memaksa kamu untuk mem...