"Kamu gapapa?"Pertanyaan itu sederhana, namun sangat menyentuh permukaan hati Soobin yang sudah lama tak teraba perhatian meski sekecil apapun.
Tatapan perempuan di hadapannya itu tampak iba padanya saat melihat kondisi Soobin yang jauh dari kata baik-baik saja. Luka tertoreh hampir di seluruh tubuh lelaki itu, dengan lebam di sekujur wajah.
"Aku obatin di rumahku ya?"
Soobin menggeleng. Jangan, jangan. Tidak perlu menolongnya, manusia tanpa tujuan sepertinya tidak perlu hidup.
Namun perempuan itu bersikeras membopong soobin menuju rumahnya.
"Jangan takut. Aku cuma mau nolong kok," ujar perempuan itu pada soobin.
Soobin menggeleng, ia bukan takut. Ia hanya tidak mau hidupnya yang sia-sia ini dipedulikan oleh orang lain. Perempuan ini seharusnya tidak usah repot-repot menyelamatkannya. toh ya bentar lagi dia akan-
"Rumahmu dimana? kalau tidak punya, tinggal denganku saja ya? Aku akan sangat senang jika kamu tidak menolak,"
-mati.
choi lia
choi soobin
next? yes or no?
hmm draft paling awal sebelum pluviophile tapi baru kupublish sekarang :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unread Destiny [✓]
Fanfictiontakdir memang sudah tertulis bahkan sebelum suatu insan diciptakan. namun beberapa jiwa tak dapat membaca takdirnya. ft soobin, lia