Dan hari yang telah dinantikan oleh Soobin pun tiba, hari dimana bisnis investasi villanya rilis perdana di pulau Jeju. Tentu saja dengan skenario tersembunyi, hari ini pula akan menjadi hari yang penting untuk melumpuh lemahkan ayahnya yang sudah berlaku semena-mena terhadap dirinya dan telah merugikan banyak pihak yang menjadi korban penipuannya.Hari ini adalah titik balik dari semua alur takdir yang telah ia persiapkan.
Dengan setelan jas rapi yang melekat pada tubuhnya, serta tatanan rambut yang formal, Soobin terlihat tampan dan berkharisma. Begitu pula dengan Heejin yang tampak anggun dengan gaun merah pilihan Hyunjin kemarin.
Soobin mengusap pundak Heejin, lantas tersenyum tipis. “Kau sangat cantik hari ini,”
Heejin ikut tersenyum, tak ada bekas sakit hati dari kejadian kemarin malam. “Bukankah setiap hari aku juga cantik?”
Soobin menanggapinya dengan terkekeh pelan. “Hari ini lebih cantik lagi.”
Kini senyuman Heejin memudar, tergantikan oleh seringaian yang terkesan sinis. Sorot matanya mulai menajam, manik matanya menyelidik ke arah Soobin, membuat lelaki itu terheran dengan perubahan sikap Heejin yang aneh.
“Ada apa?” tanya Soobin cemas.
“Apa rencana yang akan kau lakukan hari ini?” Heejin balas bertanya tanpa basa-basi, membuat lelaki itu tertegun terkejut mendengarnya.
Bagaimana perempuan itu bisa tahu tentang rencananya yang terbilang rahasia dan diam-diam ini?
Soobin menarik nafas perlahan. “Kau akan tahu nanti.” jawabnya.
Heejin menatap nyalang ke arah lelaki itu, menuntut meminta jawaban.
“Katakan sekarang!” titah perempuan itu tak bisa diganggu gugat.
Soobin tak juga menjawab pertanyaan Heejin, memilih untuk diam seribu bahasa, membuat perempuan itu geram bukan main.
“Aku akan mendukungmu Soobin! Aku akan membantumu! Sekarang katakan, apa rencanamu hari ini?” bentak Heejin.
Kini Soobin mencengkram kedua bahu Heejin, mengintimidasi perempuan itu dengan tatapan tajamnya dan membuatnya langsung menciut takut.
“Jika kau ingin membantuku, maka cukup berdiam tanpa berbuat ulah. Mengerti?”
“Tapi aku ingin tahu—”
“Kau akan tahu nanti, Jeon Heejin. Jangan mendesakku atau kau akan mendapatkan akibatnya!” tukas Soobin penuh penekanan.
Bahu Heejin bergetar setelah mendapat gertakan dari Soobin. Ia tak menyangka jika lelaki itu akan membalas perkataannya dengan ancaman . Heejin mendongakkan kepalanya, berusaha menahan airmatanya agar tidak tumpah ke wajahnya.
Soobin melepas cengkramannya pada Heejin, lantas membuang mukanya ke sembarang arah.
“Jangan menangis, orang-orang akan curiga padamu.” ujar lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unread Destiny [✓]
Fiksi Penggemartakdir memang sudah tertulis bahkan sebelum suatu insan diciptakan. namun beberapa jiwa tak dapat membaca takdirnya. ft soobin, lia