destiny four

408 100 37
                                    

mohon maaf temen-temen baru bisa update. aku habis publish cerita baru, silahkan di cek bagi yang mau<3 , judulnya love divide two. temanya txt - itzy marriage life.

 temanya txt - itzy marriage life

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Lia mengintip Soobin yang sudah tertidur di sofa ruang tamu. Perempuan itu pun berinisiatif mengambilkan Soobin selimut agar lelaki itu tidak kedinginan.

Perempuan itu merasa tak enak hati pada Soobin karena tak dapat membantu banyak. Namun Lia akan berusaha semampunya untuk menolong lelaki itu.

Karena Lia tahu persis rasanya putus asa itu seperti apa.

Lia memang tidak tahu menahu tentang permasalahan Soobin. Akan tetapi ia rasa lelaki itu kabur dari rumahnya karena tertekan oleh keluarganya. Apalagi saat ditemukan oleh Lia, Soobin sedang dikerumuni para bodyguard bertubuh kekar.

Perempuan itu memakaikan selimut miliknya untuk Soobin. Tidak apa dia tidak berselimut, yang penting lelaki itu tidak kedinginan.

Namun Lia menangkap gestur aneh dari Soobin. Ia tampak gusar dan nafasnya terengah-engah.

Lia mengernyitkan keningnya, apakah Soobin sedang bermimpi buruk?

Lia menjadi panik saat Soobin meracau pelan. Seperti dugaan perempuan itu benar. Soobin mengalami mimpi buruk.

Lia segera duduk di samping sofa dan menepuk wajah lelaki itu. “Soobin? Soobin? Kau tak apa?”

Lelaki membuka matanya yang terlihat sayu dengan takut. Soobin terkejut dengan kehadiran Lia namun sepersekian detik kemudian ia memeluk erat perempuan itu.

“Aku takut,” ucap Soobin di dalam pelukan Lia.

Lia yang khawatir pun membalas pelukan Soobin dan mengelus punggungnya untuk menenangkan lelaki itu.

“Ada aku sekarang. Jangan cemas,” Lia meyakinkan Soobin.

Soobin mengangguk, ia merasa lebih baik dari sebelumnya. Lia melepaskan pelukan itu perlahan.

“Kau mau minum?” tawar Lia.

Soobin menggeleng. “Tidak, terimakasih.” tolaknya.

Lia menggenggam tangan Soobin. “Aku akan menemanimu tidur disini. Untuk berjaga-jaga kalau kau kembali mengigau.”

Lia segera menggelar sleeping bag untuk ia gunakan tidur.

Soobin tersenyum. “Aku sangat berterimakasih padamu. Aku sudah banyak merepotkanmu,”

“Tidak sama sekali. Aku akan merawatmu sampai kau kembali pulih,” Lia membaringkan tubuh Soobin dan menyelimutinya.

Tanpa disangka Soobin menarik Lia dan mendekap tubuh perempuan itu. “Tidurlah di sofa bersamaku,”

Melihat air muka Soobin yang masih tampak ketakutan membuat Lia menjadi tidak tega untuk meninggalkannya tidur sendirian.

Perempuan itu akhirnya mengangguk. “Baiklah, aku akan tidur disini.” ucapnya.

Kini posisi mereka berdua sekarang berbagi sofa untuk berbaring bersama. Tangan kekar Soobin mendekap punggung Lia agar perempuan itu tidak terjatuh.

Lia menatap wajah Soobin yang hanya berjarak beberapa sentimeter darinya.

“Soobin, bolehkah aku bertanya?” Lia meminta izin pada Soobin.

Lelaki itu membalas tatapan Lia dengan ekspresi penasaran. “Apa?”

Perempuan itu menghela nafas sebentar. “Apa alasanmu kabur dari rumahmu?” Lia melontarkan pertanyaan.

Terlihat raut wajah Soobin terkejut mendengar pertanyaan itu. Mulutnya terkunci rapat seakan menolak untuk menjawab.

“Tidak apa jika kau belum mau menceritakannya. Tapi apapun masalahmu, jangan pernah merasa putus asa. Akan selalu ada orang yang bersedia menolongmu,” kata Lia dengan memasang senyum simpul di bibirnya.

Lia melanjutkan perkataannya. “Aku pun pernah merasakan yang kini kau rasakan. Melarikan diri dari rumah akibat dipekerjakan paksa dan dieksploitasi oleh orangtuaku. Aku berjalan tanpa tujuan seperti hidupku akan berakhir hari itu juga. Namun setelah seseorang menyelamatkanku, aku merasa hidup kembali.”

“Sejak itu, aku memutuskan untuk membantu orang yang kehilangan asanya agar mereka kembali bersemangat menjalani hidup. Dan salah satunya adalah kau,” Lia menutup perkataannya.

Soobin tertegun mendengar penuturan perempuan itu. Ternyata dia pun pernah merasakan kejadian pahit seperti dirinya. Tapi tiba-tiba terlintas pertanyaan yang mengganjal di hati.

“Siapa yang menolongmu?” tanya Soobin yang sedetik kemudian ia menyesali kelancangannya.

Lia tersenyum. “Besok kau akan tahu. Sekarang kita harus beristirahat,” ucapnya.

Tangan Lia mengelus-elus perlahan rambut kepala Soobin. “Tidur yang nyenyak.”

Soobin menelan ludahnya. Sungguh, ia takkan tidur terlelap sebelum mengetahui siapa sosok pahlawan bagi kehidupan Lia.




 Sungguh, ia takkan tidur terlelap sebelum mengetahui siapa sosok pahlawan bagi kehidupan Lia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Yuhuu akhirnya aku update juga...
Kira-kira siapa ya penolong Lia?
Clue = kelahiran 2000



Unread Destiny [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang