#6

290 11 2
                                    

Perjalanan ini sangat sunyi dan sepi meski sudah pagi . Udara di sini sangat dingin. Beberapa hewan kecil juga ada disini. Di antarnya banyak serangga dan burung yang berterbangan di atas kepalaku. Aku melihatnya sesekali burung apa itu. Tidak terlalu jelas karena mereka terbang terlalu tinggi.

Tidak ada percakapan yang terjadi antar aku dan Max . Dia hanya diam saja sepanjang perjalanan . Kurasa dia introvert

" Um.. kita mau kemana ?"

" Aku akan mengajakmu ke base ku . Jika kamu mau beristirahat . Jika tidak mau kau boleh pergi sendirian kedalam hutan dan di makan oleh kadal tak kasat mata itu"

"Tunggu... Kau bertemu dengan mahluk itu juga ?"

"Aku ? Aku bertemu dengan banyak mahluk aneh di gunung ini . Kurasa aku dan kau telah masuk ke dunia lain"

"Sudah berapa lama kau di sini ? Apa kau sendirian ?"

Max tidak menjawabnya . Dia terus berjalan dan mengabaikan pertanyaanku . Dia tidak suka ? Atau ada sesuatu.

Dari perjalan jauh ini kami sampai ke sebuah lokasi di mana semua pohon pohon tampak terbakar. Bahkan asapnya masih mengepul.

"Oh tidak" kata Max sambil mendekati salah satu pohon yang terbakar itu.

"Dia ada di dekat sini . Pohon ini masih terasa panas"

Max segera menyiapkan busur dan anak panah nya dan melihat sekitar. Ada apa ? Siapa ?

"Siapa yang ada di sini ?"

"Jack O'fire"

"Siapa ?"

"Tidak itu hanya sebutan keren yang ku berikan kepada mahluk itu. Mahluk tinggi berbadan kayu dan akar dengan kepala labu serta badannya yang seluruhnya terbakar. Dia tidak bisa mati bahkan di siram air. Satu satu nya cara menghindari dia adalah dengan menyelam ke sungai"

 Satu satu nya cara menghindari dia adalah dengan menyelam ke sungai"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terdengar menyeramkan

Kami berjalan berlahan lahan secara waspada . Berlahan mengendap endap seperti singa yang ingin menerkam mangsanya.

Terlalu banyak asap . Aku ingin batuk tapi aku tidak berani.

Aku ingin tau seperti apa mahluk itu. Sepertinya sangat berbahaya. Dia pasti membakar pohon pohon yang dia lalui. Jejaknya bisa di lihat dari rumput hangus terbakar.

"Lewat sini" Max mengecilkan suaranya sembari melambaikan tangan tanda lewat kesana.

Akhirnya kami pergi menjauh dari hutan yang terbakar itu. Udara kembali jernih . Aku bisa menghirup udara segar lagi.

"Ugh. Aku tidak mau masuk kesana lagi" keluhku.

"Menurutmu itu asap terburuk. Ada yang lebih parah dari asap itu"

Astaga ada lagi . Aku tidak mau dengar lagi sesuatu yang menyeramkan tentang gunung ini. Itu bisa keberanian ku mengecil.

Tapi ada Max di sini dan dia lebih dewasa dariku . Karena ada dia kekhawatiranku menurun. Tapi aku harus berhati hati dengan orang asing. Siapa tau dia orang jahat .

Dia sangat misterius
Apa lagi saat dia tidak menjawab pertanyaanku. Dan dari mana dia berasal ?
Jika aku punya kakak laki laki seperti dia . Mungkin aku akan makin takut karena dia diam saja .

Aku kurang percaya sama seseorang yang kerjaannya hanya diam saja.  Mereka bisa saja melakukan hal aneh . Karena beberapa teman ku di sekolah ada yang diam juga. Tau tau sudah ada kasus kalau dia pakai *ugh maaf* narkoba.

Bukannya bermaksud tapi aku orangnya lumayan skeptis

*Skeptis//kurang percaya atau ragu-ragu*

Ibu bilang aku sama seperti pamanku. Dia skeptis parah . Makanya aku dan paman lebih senang bersama karena pemikiran kita sama ketimbang aku dan orang tau ku. Sayang aku jarang bertemu dengan dia lagi sekarang karena pekerjaan dia sebagai mata-mata . Hebat , kan

Kami akhirnya sampai ke kabin kecil. Kurasa itu milik Max dan tak jauh . . . Maksudku lumayan jauh terlihat desa di sana.

"Hei disana ada desa !"

"Jangan kesana . Itu desa zombie. Seluruh warga di sana adalah zombie . Kita tidak bisa berharap banyak di sana "

Kenapa ya ? Dia mau tinggal di dekat (gak terlalu dekat sih) dengan desa zombie ?
Bukannya itu terlalu berbahaya . Apa yang ada di pikiran orang ini.

"Selamat datang di base ku. Yah tidak terlalu besar juga . Tapi cukup untuk kita berdua"

"Max..."

Max menoleh kearahku sambil bergumam. Itu sama seperti yang di lakukan orang orang untuk bertanya 'apa ?'.

"Kenapa kau membawaku kemari ?"

"Kau sendiri yang mengikutiku . Bahkan kau tidak menjawab pertanyaan ku mau ikut atau tidak. Karena kau mengikutiku jadi kupikir aku mau ikut."

Oh benar juga
Aku merasa bodoh

Aku duduk di di sebuah batang kayu di halaman kabin itu. Ada sebuah api unggun yang sudah mati dan beberapa sisa makanan. Batang kayu ini tidak satu . Ada 3 batang dan ukurannya cukup panjang untuk 3/4 orang duduk di sana.

Tidak salah lagi
Dia ke gunung ini tidak sendirian

"Kau juga belum menjawab pertanyaanku... Apa kau pergi ke gunung ini sendirian ?"

Max mendekati ku dan duduk di batang kayu yang ada di depanku.

"Iya. Aku tidak sendirian" Dengan muka yang menandakan bahwa dia tidak ingin mengatakannya .

"Apa yang terjadi dengan mereka ?"

" Aku dengan 4 orang temanku pergi kemari untuk menikmati pemandangan , awalnya. Salah satu temanku ada yang menghilang saat ingin mencari kayu bakar. Di pencarian itu. Kami semua tersesat dan tidak bisa kembali ke camp tempat kami berawal di sana. Salah satu temanku mendengar suara misterius . Aku baru ingat suatu pepatah soal gunung ini. Kalian tidak boleh menjawab jika ada suara yang kalian dengar tapi tidak ada yang berbicara. Teman ku menjawabnya . Dan akhirnya hal buruk terjadi. Banyak mahluk mahluk aneh muncul. Dan akhirnya satu persatu temanku menghilang. Hanya tersisa aku sendiri."

Max memandangku dan bertanya
"Kau sendiri ? Apa kau mendengar suara itu ?"

"Jangan !" Sebuah suara muncul dari telingaku. Itu suara misterius yang biasa ku dengar .

"Jangan katakan padanya ! Jangan!"

[To be Continued]

The Talking MountainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang