#9

213 13 2
                                    

"Lihatkan ? Kayu ini bisa menyelamatkan ku"

Max terpelongo kearahku dengan badanya yg sedikit gemetaran. Aku mendengatinya menyakini bahwa ini tidak apa apa.

"Kau... Dapat dari mana kau itu?"

"Aku cuma iseng ambil saja di dekat jurang. Awalnya aku tidak tau kayu ini punya sesuatu yang special saat aku memelawan kadal tranparan"

Max menghela nafasnya. Dia melirik ke arah kayu yang ku pegang.

"Sebaiknya kamu berhati hati dengan kayu itu. Siapa tau itu milik mahluk lain. Cepat atau lambat dia pasti akan mencarinya. Sebaiknya kau buang saja"

"Kenapa harus ku buang jika ini bisa berguna?"

"Kau tidak tau mahluk apa yang akan melawanmu nanti. Bisa saja dia sekarang mencari kayu nya dan mengejar kita !" Ucap Max lantang.

"Bisakah kau percaya padaku sedikit saja ? Semua akan baik baik saja"

"Kau saja yang berfikir baik baik saja. Kau baru di sini dan belum pernah melihat betapa kejam nya gunung ini. Hal buruk akan terjadi dan kau tidak akan pernah mengetahuinya"

Dia terlihat tidak tenang. Bagaimana mendapatkan kepercayaannya.

Sudahku duga ini akan terjadi. Max akhirnya menyuruhku untuk membuang kayu ini. Tapi suara itu memerintahkanku untuk menjaganya.

Tidak mungkin aku bilang kepada Max bahwa kayu ini di berikan oleh suara misterius. Karena itu akan membuatku seperti pembohong di hadapannya.

"Max.... Ku mohon. Jika ada mahluk itu pun. Aku janji akan ku kembalikan padanya"

Max mulai berfikir. Membalikan badannya dan menggenggam erat kepalanya dengan kedua tangannya sembari menghela nafas dan berteriak kesal sekali.

"Arg ! Baiklah. Tapi itu akan menjadi urusanmu dengan mahluk itu"

"Baiklah"

Setelah perdebatan itu. Aku dan Max memencar untuk mencari Jeniffer di desa zombie itu. Semua zombie di sini sudah mati. Tapi kata Max mereka bisa muncul lagi entah darimana.

"Jeniffer !!"

Percuma
Selama setengah jam mencari tidak ada tanda tanda atau petunjuk dari Jeniffer. Bahkan Max sudah jauh di sana. Aku harus menyusulnya.

Sambil menoleh ke kiri dan ke kanan. Ada sesuatu yang menarik perhatianku.

Sebuah pohon yang terlilit oleh kawat.
Di bawah pohon itu tersusun batu batu kecil yang melingkarinya. Apa ini untuk persembahan ?

Saat aku memperhatikan pohon tersebut. Max tiba tiba menarik tanganku dan membuat menjauh dari sana. Aku melepaskan genggamannya.

"Ada apa sih ? Tiba tiba main tarik ?"

"Jangan dekati pohon yang seperti ini"

"Kenapa ? Hal buruk akan terjadi ? Mahluk aneh? Apa lagi alasanmu , Max ?"

"Aku mencoba membuatmu agar bisa lebih berhati hati. Itu saja. Sifatmu itu tidak sopan bagi penunggu di gunung ini, kau mengerti ?"

Uh baiklah.
Aku tidak mengerti
Dia melarangku untuk melakukan banyak hal. Ada sesutu yang dia sembunyikan atau apa ?

- - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Perjalanan kami akhirnya berhenti sejenak karena kita hanya berjalan lurus di jalan setapak yang ada.

Tanpa tau arah dan tujuan kami pun berhenti di sebuah batu besar yang berakar.

Ku sandarkan tubuhku begitu juga Max. Dia bersandar di sampingku sambil meminum air yang dia bawa.

Ini sudah jam 2 siang dan kami belum memukan tanda tanda dari Jeniffer.

Sambil menghela aku membuka handphone ibuku. Kebetulan batrai nya awet dan masih 65%. Ku buka galeri dan melihat foto foto yang ada di situ.

Aku melihat muka Jeniffer yang ceria dengan ayah , ibu dan diriku yang sedang berfoto saat di camp . Beberapa isi nya hanya ada foto keluarga karena ini handphone ibuku.

Aku mengelus pelan foto itu. Wajah ceria mereka membuat hatiku tersentak. Terutama Jeniffer. Raut muka nya saat bahagia jika di foto. Aku tidak bisa membayangkan dia ada di tengah hutan sendirian dan kesepian. Dia pasti ketakutan.

Oh adiku yang malang. Aku selalu membentakmu dan menganggapmu pengganggu di dalam hidup tapi meski begitu kau saudari ku satu satunya.

Tanpa sadar air mataku menetes karena hal ini. Uh aku malu sekali karena Max melihatnya. Ku genggam erat handphone ku dan terisak isak kecil.

Max mengulurkan tangan nya dan mengelus ules punggungku.

" Aku . . . Aku seharusnya tidak membiarkan dia pergi berlari ke hutan. Ini salah ku" ucapku tergagap.

"Tidak apa apa. Aku tau rasanya. Saat kau di haruskan untuk menjaga sesuatu tapi kau melanggarnya itulah yang terjadi. Kita akan kehilangan itu jika tidak kita jaga"

Aku menghapus air mataku. Ku pikir Max akan menertawakanku sama seperti teman teman ku yang dulu pernah melakukannya padaku. Dia lebih membuatku merasa lebih baik. Dia memberikan ku air minum agar tidak terisak lagi.

"Kau tau Jeremy. Aku tidak punya saudara , ayah atau pun ibu. Dari kecil aku sudah tinggal di panti asuhan. Dan saat lulus sekolah. Aku bekerja dan meninggalkan panti asuhan lalu memulai hidup sendiri. Tapi ada satu hal yang berharga dari hidupku . Yaitu teman teman ku. Ada beberapa teman ku yang melarangku pergi kesini. Tapi aku membantahnya dan malah pergi dengan teman teman ku yang lain nya.  Karena aku tidak mendengarkan kata mereka. Akhirnya aku tersesat hingga saat ini. Dan aku sangat merindukan mereka. Meski mereka hanya teman"

"Waw  ahaha. Kau punya banyak teman. Akan sangat berat rasanya jika mereka semua telah pergi, benarkan ?" Tanyaku.

"Iya. Aku sungguh menyesal. Tapi akhir nya ada kau disini. Dan kita bisa pergi dari gunung ini bersama sama"

Keadaan hatiku mulai membaik karena Max. Dia bukanlah orang yang buruk. Aku selalu salah menilainya.

Max beranjak dari tempat dia duduk dan melihat sekitar. Sesuatu yang bergetar dari tanah pun muncul.

"Hei Jeremy, kau merasakan nya ?"

"Iya gempa ya ?"

Dengan cepat aku berdiri dan berjalan ke arah Max. Guncangan nya semakin lama semakin besar.

"Kalian benar benar anak yang hebat"

Sebuah suara muncul dari batu besar berakar itu. Dari sisi sisi batu itu keluar 4 kaki yang tampak seperti kaki kura kura.

Batu besar itu pun terangkat dan keluarlah sebuah kepala kura kura raksasa yang seperti batu.

Tak kusangga kami bersandar di seekor kura kura raksasa dan dia bisa berbicara. Aku dan Max terdiam melihat nya.

"Aku mendengar cerita kalian"

[To Be Cobtinued]

Jangan lupa di vote ya , reader ✨✨

The Talking MountainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang