#5

338 13 0
                                    

Ini semakin aneh !

Bukan hanya mahluk kadal tak kasat mata saja . Mahluk bertentakel , suara misterius , penglihatan monochrome yang bisa kulihat saat aku menutup mata dan kayu aneh yang bisa mengeluarkan 3 petir sekaligus !?

Aku sudah berasa seperti Harry Potter . Jika aku tau itu kan terjadi , aku akan mengucapkan mantra . Jadi agak mirip mirip lah .

Aku menodongkan kayu itu untuk memastikan apakah yang kelihat itu benaran atau tidak. Hm... Tidak terjadi apapun. Tidak... Tidak ada suara gagak lewat seperti di film-film .

Firasatku mengatakan jika ini hanya berfungsi jika aku dalam bahaya. Bahkan suara itu juga mengatakan itu padaku . Kayu ini jangan sampai hilang jika itu terjadi mungkin aku sudah di makan oleh mahluk kadal itu.

Aku kembalikan lagi kayu itu ke saku jeansku. Handphone ibu juga masih ada dan batrainya sisa 76% . Tidak ada sinyal seperti biasa .

Aku ingin tau aku sudah mendaki seberapa jauh . Kurasa tidak terlalu tinggi karen tanah ini tidak terlalu menanjak .

Well... I'm stuck it here

Ada tebing besar menghalangi jalanku . Saat ku lihat sekitar tidak ada jalan setapak . Tanah di sini tidak menaik jadi hanya datar.

Aku tidak mungkin memanjat tebing ini. Tebing ini terlalu tinggi dan aku bisa jatuh apalagi aku tidak punya tali . Aku juga tidak tau bahaya apa yang ada di atas sana . Sebaiknya aku duduk di sini dulu.

Aku menyandarkan diri di tepi kaki tebing itu. Kaki ku sangat lelah jadi aku harus memijatnya sendiri sedikit saja untuk menghilangkan rasa pegal. Aku menarik nafas secara berlahan agar lebih tenang.

Udara disini semakin dingin. Bernafas juga semakin sulit karena aku masih kelelahan dan kurasa tekanan udara di sini semakin rendah.

Semakin lama aku semakin mengantuk. Tapi aku sudah berjanji dengan suara itu untuk mencari Jeniffer hingga fajar tiba. Aku tidak tau apa yang terjadi jika aku melanggar janjinya. Ini sudah jam 01.47 malam. Semakin lama aku semakin mengantuk .

"Suara ? Apa kau ada di sini ?"

Aku mencoba menganggil suara itu tapi tidak ada jawaban. Angin berhembus dengan pelan . Terdengar suara lonceng yang entah dari mana . Tapi aku mengabaikannya.
Suara gemuruh seperti petir dan awan yang sudah menghitam seperti mendung. Keadaan semakin gelap dan dingin . Aku benci situasi ini. Aku juga tidak percaya jika mendung di atas gungun bisa segelap ini .

"Aku mencariku ?" Suara itu pun muncul . Tapi aku hanya terdiam tidak bertanya apapun .

" Aku ingin memberitaumu sesuatu. Ini sebuah kesempatan"

"Kesempatan ? Baguslah . Apa itu ?"

"Sepertinya kau tidak akan bisa mencari adikmu dalam satu malam . Apalagi saat ku lihat kau kesulitan menghadapi mahluk mahluk itu"

" Iya itu sudah di luar batas kemampuanku...sebenarnya"

" Aku akan memberikan mu waktu 2 hari lagi untuk mencari dia . Karena aku tau kau sangat lelah. Beristirahatlah , Jeremy "

Suara itu menghilang. Seketika ada sebuah daun pisang yang jatuh dari atas tebing itu. Apa suara itu memberikan ini untukku ? Ini bisa di jadikan alas untuk aku tidur.

Aku harap tidak akan hujan. Aku tidak mau kehujanan.

Aku menuju pohon besar di sebrang tebing itu agar aku bisa tidur dibawahnya. Aku tidak mungkin tidur di dekat tebing,kan ? Aku takut jika ada batu besar atau sesuatu yang jatuh dari atas sana dan menimpaku. Itu mengingatkan ku dengat karakter di anime Naruto.

The Talking MountainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang