XII. A confess.

111 18 2
                                    

Tepat pukul sembilan, Mingyu sampai di depan rumah Nara. Naas bagi Mingyu, ternyata ayah dan Haru sudah menunggu di beranda rumah.

Niat baik Mingyu untuk bertemu dan berpamitan dengan ayah Nara, ditolak.

Ayah menyuruh Mingyu langsung pulang saja karena takut lelaki jangkung itu memiliki aktivitas di pagi hari.

"Park Nara."

Nara mengangkat tatapannya begitu mendengar panggilan tegas dari sang Ayah.

Nara sudah hafal, jika Ayah sudah memanggil nama lengkap, maka ada sesuatu yang serius.

"Iya, Yah?" Ayah duduk disampingnya.

"Bagaimana kabar Minhyun?"

"Baik, sepertinya."

"Kita sudah tidak terlalu sering mengobrol."

Tatapan serius mulai terpancar dari Ayah. "Ada apa dengan kalian berdua?"

"Ayah, waktu kerja kami sudah berbeda. Wajar kan, kalau jadi jarang bertemu?"

"Apa ada hubungannya dengan Mingyu?"

Nara terdiam. Pandangannya berpaling ke sebuah mainan milik Haru yang berada di samping belakang Ayah. Ia hanya ingin menghindari kontak mata.

"Park Nara."

"Bukankah kau tidak ingin berhubungan lagi dengan selebritis?"

Nara memejamkan matanya sembari menghembuskan nafas yang terasa lebih berat.

"Kau tidak ingat kejadian beberapa tahun lalu? Siapa yang stress melihat anak kesayangannya disakiti oleh pria brengsek? Ayah."

"Ayah ... Mingyu tidak seperti itu,"

"Kau juga berkata seperti itu saat masih awal-awal si brengsek mendekatimu. Kau pikir Ayah bisa diam saja kalau hal itu terjadi dua kali?"

"Yah, aku bahkan belum membuka hati untuk siapapun termasuk Mingyu. Mingyu sudah tahu kalau aku belum siap berkomitmen."

Ayah menghela nafasnya. "Kau tidak pernah berubah dari dulu, Nara." Beranjak dari duduknya.

"Ayah tidak pernah ikut campur urusanmu dalam memilih pasangan."

"Tapi untuk memilih mana lelaki yang baik untukmu, itu urusan Ayah juga."

Nara menyenderkan badannya ke senderan sofa sambil menghela nafas yang lebih berat begitu suara tapak kaki Ayah terdengar di tangga menuju lantai dua.

Nara memang belum membuka hatinya untuk Mingyu, tapi tidak tahu jika Mingyu masih bersikukuh untuk terus 'mepet' padanya.

Kelemahan Nara itu gampang luluh.

Ting!

Nara mengambil ponselnya yang tergeletak.

Yep, panjang umur.

Yep, panjang umur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

yuchiwon teacher.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang