"Aish.. kan sudah ku bilang kosongkan jadwalmu saat pulang????"
"Aku sudah bilang kan, ti dak a da pe no la kan."
Bahkan hentakan kedua telapak tangan besar Minhyun di depannya pun tidak mengagetkan Nara yang masih sibuk menggoreskan tinta di kertas.
"Berisik. Tinggal buku absen yang belum kutuntaskan."
"Nara yaaa~"
Nah. Kan.
Sekarang dia aegyo depan muka Nara.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nara hanya menatapnya datar.
Tangannya tergerak menangkup kedua pipi Minhyun. Kedua matanya intens menatap mata Minhyun yang seperti rubah.
"Sabar."
Dan kemudian kedua jarinya iseng mencubit pipi Minhyun sampai yang dicubit meringis kesakitan.
"A- akhh! Sakit, bu guru!"
"Suruh siapa baru seminggu pindah kerja udah langsung kayak bapao begini pipinya?"
Minhyun menatap Nara dengan bibir yang agak tertekuk. Ia capek, ingin cepat pulang dan makan tteokbokki di kedai seberang sekolah.
Tangan Minhyun sigap menutup buku absen yang sedang ditulis Nara. "Dah. Nanti aku yang bantu isiin. Aku lapar."
Nara melihat sahabat laki-lakinya keheranan.
Heran pengen nampol juga sih.
Nara langsung memasukan buku absen, smartphone, dan tempat pensil kedalam tas. Minhyun sudah menunggu di dekat pintu sambil melihat mading berisi kreasi anak-anak kelas Tulip, kelas yang diwalikan oleh Nara.
"Pasti kau sedang absen mengajar saat mereka membuat ini semua diajarin guru lain,"
"Kurang ajar. Aku kunciin dari luar ya,"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.