Mengenal Mu (2)

488 27 2
                                    


Pagi ini kampus terasa dingin karena hujan tadi pagi yang mengguyur sebagian daerah kota Jember. Aku melangkahkan kaki dengan cepat karna waktu sudah menunjukkan kalau aku terlambat masuk hari ini. Ahh sungguh menyebalkan aku harus menghadapi omelan dosen karna kebiasaan ku yang susah sekali diubah meskipun sekuat hati aku mencoba. "Assalamu'alaikum sir" salam ku ketika pintu telah ku buka.
"Wa'alaikumussalam, have you a watch? What time is it?" Tegur dosen ku dengan wajah dinginnya.
"I am so sorry sir, I promise it is the last" ucap ku dengan wajah menyesal.
" oke. I hold your promise. You can sit."
"Thank you sir" aku bergegas duduk disamping keisya. Kuliah pun kembali berlangsung dengan semestinya meskipun sudah terganggu karna kehadiran ku.

Tringg
Aku melirik hp yang berada tepat disamping buku ku. "Mas ola?"
Kuraih hp ku dan membuka pesan whatsapp.

mas ola😈
Ndok jangan lupa nanti sore aku tunggu diwarung pak suci ya. Kasih tau ziva juga.

Okey mas.👍

Kembali ku tutup hp ku. Aku mulai kembali konsentrasi dengan mata kuliah yang sedang diajarkan.

"Akhirnyaaaaa.." teriak lyodra membuat semua teman kelas menatapnya. Dan yang ditatap pun hanya cengar cengir.
"Kumat deh lyo" tegur keisya.
"Pulang yuk. gak ada kuliah lagi kan. Ti kamu pulang apa mau kekos kita?" Tawar lyo.
"Kayaknya aku kekosan kalian aja deh, soalnya nnti masih mau ketemu mas ola bareng ziva juga" ucap ku sambil beranjak dari kursi yang sudah ku duduki selama hampir 1 jam setengah.
"Hmm. Ngapain ketemu mas ola? Kok gak ngajak aku sma lyo juga?" Sambung keisya.
"Mas ola ngajakin kita buat ikutan PKM, emang kalian mau ikut juga?" Jelas ziva. "PKM?" Ucap keisya. "Yaaa NGGAKLAHHHH" sambung keisya dan lyo bersamaan diiringi ketawa mereka. " ya kali kita mau ikutan gitu ziv, udah tau kita kaum rebahan" lyo terkekeh.
"Ya udah yok buruan aku udah laper. Ntar lagi beli makan dulu ya" pinta keisya. Kita pun berjalan kearah parkiran menuju sepeda keisya dan lyo, karna aku dan ziva tidak memiliki kendaraan dikampus. Yaa setiap berangkat kuliah aku diantar oleh mas bazz dan pulangnya diantar sam atau dijemput mas bazz. Begitu setiap harinya. Tapi beberapa hari ini aku harus pulang dengan ojek karna sam tidak masuk, katanya sih lagi nemenin ibunya liburan kebali. Ahh benar-benar dia membuat ku rindu.

2.30 wib
"Ziv yokk kekampus sekarang aja, takut mas ola sama mas nuca nungguin" aku membangunkan ziva yang ketiduran dengan mukenah yang masih dipakainya. "Sekalian sholat ashar dulu ya ti, jadi nanti gak buru-buru." Aku mengangguk menandakan setuju. Ziva beranjak membuka mukenahnya untuk berwudhu lagi, dan aku memakai mukenah ziva yang tadi dilepas untuk menunaikan kewajiban ku sebagai seorang muslim.
Setelah kita menunaikan sholat ashar, kita bergegas kekampus dengan menggunakan baju seadanya. Aku memakai kaos lengan panjang dipadukan rok plisket diatas mata kaki, kerudung yang senada dengan warna kaos dan sepatu yang tadi ku gunakan untuk kuliah. Sedangkan ziva menggunakan celana jeans dan kaos yang dilapisi jaket diluarnya serta kerudung senada dengan jaket yang dia gunakan. "Ti, kita jalan kaki atau mau pinjem sepeda lyo nih?"
"Jalan kaki aja ziv biar gak ngerepotin lyo, takutnya lyo juga mau keluar" saran ku. "Okey deh. Yuk"
Kami pun berjalan melewati jalan pintas yang nantinya akan langsung tembus dipintu kecil samping gedung fakultas ku. Butuh waktu 7 menit berjalan kaki untuk sampai kekampus ku karna kosan ziva dan lyo memang berada disamping kampus dan hanya dibatasi oleh tembok tinggi kampus.

Sesampainya diwarung pak suci yang berada dibelakang gedung fakultas ku, tepatnya disamping parkiran ku lihat mas ola dan mas nuca sedang berbincang-bincang. Hanya ada mereka berdua disana, karna memang warungnya sudah tutup.
"Assalamu'alaikum mas ola" sapa ku mengalihkan perhatian mereka kepada ku dan ziva dan menghentikan perbincangannya.
"Wa'alaikumussalam" jawab mereka serempak diikuti senyum manis mas nuca yang sudah pasti bisa membuat orang yang melihatnya meleleh.
"Sini ndok, ziv. Kenalin dulu ini bang nuca" mas ola memperkenalkan kita dengan mas nuca. Siapa sih yang gak kenal mas nuca, sudah bisa dipastikan semua orang pasti mengenal dia. Tapi bisa dipastikan juga kalau dia tidak mengenal kita😂 apalah kita yang cuma remahan rempeyek ini😭
"Hai, aku nuca" mas nuca mengulurlan tangannya.
"Hallo mas, aku tiara" menjabat tangan mas nuca.
"Aku ziva mas" bergantian.
"Ya udah kita langsung aja ya, sebenernya aku udah punya beberapa rancangan soal PKM ini, tapi kalau kalian ada usulan atau saran yang lain juga boleh, nanti kita diskusikan dan ambil yang paling bagus." Jelas mas ola.
"Kalau aku sih ngusulin rumah baca aja mas. Masalahnya anak sekarang tuh minat membacanya kurang banget" aku mencoba memberikan usulan tentang rencana yang sudah aku pikirkan dari kemaren. Kita saling berdiskusi mengemukakan pemikiran kita masing-masing diselingi dengan tawa dan candaan. Satu yang ku tahu hari ini, ternyata mas nuca orang yang asik untuk diajak diskusi ataupun bercanda. Dia sosok yang dewasa dan serius ketika mengemukakan pendapatnya sampai-sampai aku tidak bisa mengalihkan perhatian ku padanya saat dia menjelaakan rencananya, tapi dilain sisi dia bisa membuat kita tertawa terbahak-bahak. Benar-benar kocak. Dan aku tersadar bahwa laki-laki didepan ku ini pantas untuk dikagumi. Tanpa ku sadari senyum ku mengembang ketika menatapnya.😊

                                                                     

Gimana guys part ketiga ini? Semoga kalian tidak bosan..

Sebelumnya maaf, untuk cerita ini semua pemain aku buat muslim.. karna ini kisah nyata yang memang tokohnya muslim.

Jangan lupa sarannya yaa..
Semoga saran dari kalian bisa membuat ku belajar lebih baik lagi..
Thank you💕

Enjoy the story😊

Dia yang menyakitiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang