REMBANGAN

313 16 2
                                    


Hari ini terlihat begitu cerah, Jember salah satu kota terpadat dijawa timur namun masih terasa kesejukannya karna dikelilingi oleh beberapa gunung yang lumayan terkenal diindonesia salah satunya gunung yang sedang kupandangi pagi ini dari atas balkon rumah ku. Gunung Argopuro, gunung yang membentang panjang hingga 3 kota, Bondowoso, Jember, dan probolinggo. Ku hirup aroma teh yang berada digenggaman tangan ku. Benar-benar kenikmatan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Selagi aku menikmati pemandangan yang ditemani dengan secangkir teh, terngiang sosok yang akhir-akhir ini memenuhi kepalaku. Senyum ku tiba-tiba mengembang tatkala mengingat kejadian beberapa hari yang lalu. Malam dimana aku mendapat semburan maut dari lelaki yang sekarang memenuhi otak ku. Astaga, kenapa ada orang sekonyol ini😂 benar-benar langka.

"Aunty, kenapa senyum-senyum sendiri?"
Aku tersadar dari lamun dan melihat sosok yang sekarang berada disamping ku.
"Dafa, kok belum berangkat sekolah? Nanti telat loh" aku tak menjawab pertanyaan ponakan tampan ku ini melainkan menanyakan balik padanya.

"Ini mau berangkat, nunggu papa masih ngangetin mobil katanya".
Aku mengangguk padanya lalu mengusap lembut puncak kepalanya.

"Dafaaa, ayok berangkat, papa sudah siap ini"
Terdengar teriakan dari teras rumah yang tak lain suara dari mas bazz.
"Iyaa paa"
"Cepetan, papa sama dek aufa tunggu dimobil ya"
Dafa menoleh pada ku
"Aunty, dafa berangkat dulu ya, aunty jangan senyum-senyum sendiri, dafa takut" tegurnya sambil menyalami dan mencium punggung tangan ku.
Aku tersenyum dan mencium puncak kepalanya. "Siappp bos" sahut ku. Dia berlari kecil menuruni tangga lantai 2 sambil melambaikan tangannya yang ku balas dengan lambaian tangan ku juga.
Setelahnya kembali pada posisi ku, aku kembali memandangi gunung indah didepan ku, hingga beberapa menit kemudian, terdengar deringan ponsel. Aku melirik siapa yang menelfon sepagi ini, mengganggu konsentrasi lamunan ku saja. Ku raih ponsel yang terletak dimeja sebelah, terdapat nama yang membuat ku mengembangan senyuman.

Samsul😈

"Assalamu'alaikum sam"

"Wa'alaikumussalam ti, ntar lagi aku jemput jam 8 ya, siap-siap gih"

"Hmm, emang kamu udh diJember?"

Aku bertanya sedikit bingung karena seperti yang ku bilang, sam pergi menemani ibunya berlibur dan dia bukan asli dari kota Jember, dia ngkos seperti halnya ziva, lyo, dan keisya.

"Iyaa, aku baru balik tadi habis subuh dari rumah. Ini baru nyampek kosan"

" ohh, okey. Minggu ini dirembangan aja ya sam, aku lagi pengen kesana"

"Siapp tuan putri. Ya uadah kalau gitu kamu siap-siap dulu, biar ntar lgi bisa langsung berangkat"

"Ya udah, hati-hati dijalan, Assalamu'alaikum"

"Okeyy, wa'alaikumussalam"


Aku beranjak untuk bersiap-siap. Aku memang tidak mandi, hanya mencuci muka dan berganti pakaian saja, toh nanti mandi lagi. Aku dan sam akan pergi berenang pagi ini. Seperti rutinitas tiap hari kamis pagi kita selalu pergi berenang bersama, kadang berdua atau bersama teman-teman yang lain, karna hari kamis kita tidak memiliki jadwal kuliah. Aku dan sam sangat menyukai olah raga ini.

30 menit berlalu

Kulihat mobil sam sudah berada didepan rumah hingga mbak ku memanggil

"Dek, sam udah dateng tuh" semua keluarga ku sudah sangat mengenalnya, tidak hanya sam sih, tapi juga ziva, keisya dan lyo. Mbak ku sudah hafal rutinitas hari kamis ku, jadi aku tidak perlu repot-repot untuk meminta ijin lagi.
"Iyaa mbak bentar lagi aku turun"
Aku bergegas menuruni tangga rumah hingga sampai diruang tamu, sudah kulihat sam duduk dengan santai disofa sambil memainkan ponselnya.

"Hai samsul. Yukkk" aku menyapanya agar mengalihkan perhatiannya pada ku.
"Samsul samsul enak aja" dia protes dengan muka kesalnya yang hanya kubalas dengan ketawa.

Membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk sampai kerembangan. Sesampainya kita langsung berganti pakaian dan berenang. Tak terasa 1 jam sudah kita berenangan diselingi dengan canda dan tawa seperti biasanya. Setelah kita rasa cukup puas berenang dan badan ku juga sudah mulai menggil kedinginan karena kolam Renang ini terdapat dilerengen gunung argopuro yang pastinya membuat suasana didaerah ini sejuk dan dingin.
Setelah kita membersihkan badan dan berganti pakaian, kita memutuskan membeli sarapan dicafe sekitar rembangan langganan kita. Tempat ini menjadi salah satu tempat favorit ku. Aku sangat sering pergi ketempat ini bersama sam atau yang lain. Suasanya sangat sejuk dan pemandangannya juga sangat indah, apa lagi kalau malam, kita bisa melihat kerlap kerlip lampu kota dibawah sana dan kerlap kerlip bintang diatas langit. Benar-benar pemandangan yang menakjubkan dan menenangkan.

Kita menyantap makanan dengan sangat lahap sambil sesekali berbincang. Setelah makanan habis dan puas menikmati pemandangan ini, kami memutuskan untuk pulang.
Didalam mobil, aku hanya terdiam sambil menatap pohon-pohon dipinggir jalan yang tergolong sepi ini.

"Tii.." suara sam membuyarkan lamunanku

"Iyaa sam?"

"Kamu kok bengong sih? Lagi ada masalah?" Terlihat ada sedikit kekhawatiran diwajahnya.

"Nggak kok sam, aku cuma lagi mikirin ziva aja" aku menatap sam yang masih konsentrasi menjalankan mobil sambil sesekali menoleh pada ku.

"Ziva? Memangnya ziva kenapa?"

"2 hari yang lalu aku liet ziva curhat sama mas ola dan dia nangis, kira-kira dia kenapa ya sam? Aku kepikiran, apa dia lagi ada masalah? Gak biasanya dia kayak gitu. Dia selalu cerita kan kalau lagi ada apa-apa sama aku" Aku melihatkan raut khawatir.

"Mungkin dia lagi pengen nyelesaian masalahnya sendiri ti. Kamu sudah coba tanya dia?"

"Belum sih, aku gak enak mau tanya. Takutnya malah dikira kepo lagi. Apa ini ada hubungannya sama aku ya sam?"

"Hmmm.. kok bisa mikir gitu?"

"Gak tau. Terlintas aja dipikiran ku kayak gitu"

"Udah gak usah dipikirin, mungkin nanti kalau sudah tepat waktunya ziva bakalan cerita sama kamu" sam mengusap puncak kepala ku seperti biasanya.
Iyaa itu kebiasaan samuel saat menenangakan ku. Dia selalu bisa menjadi sandaran buat ku, saat aku sedih, senang, semua bisa kuceritakan padanya. Dia selalu ada disampingku. Bahkan beberapa orang menganggap kita memiliki hubungan special. Banyak yang beranggapan kalau kita pacaran, padahal kita hanya sebatas bersahabat, kalaupun lebih perasaan sayang itu hanya sebatas saudara saja. Kita memiliki komitmen bahwa gak boleh ada cinta-cintaan diantara kita. Sampai kapan pun kita akan bersama dan saling mengutkan sebagai seorang sahabat, tidak lebih. Dia selalu bisa menenangkan seperti hari ini. Tak terasa kita sudah sampai dirumah ku. Sam menghentikan mobilnya dan menoleh pada ku.

"Tii, kamu percaya kan kalau aku akan selalu ada buat kamu?"

Aku tersenyum dan menganggukkan kepala ku.

"Jangan pernah berubah ya. Aku mau kita tetap seperti ini sam, aku gak mau kehilangan sahabat yang paling aku sayangi" aku menatap sahabat dihadapan ku ini dengan mata yang berkaca-kaca.

"Percaya sama aku tii, aku gak bakalan ninggalin kamu sampai kamu benar-benar menemukan orang yang bisa menggantikan posisi ku buat ngejaga kamu" dia tersenyum dan mengusap air mata yang perlahan turun membasahi pipiku.

"Terimakasih ya Allah, telah mengirimkan sosok sahabat sebaik ini" batin ku.

"Gak usah cengeng. Akù balik dulu ya. Habis ini langsung sholat dhuhur terus tidur"

"Iyaa sam" aku keluar dari mobilnya, melambaikan tangan hingga mobil sam benar-benar pergi dari halaman rumah.

Aku masuk kedalam rumah yang kudapati sangat sepi. Mungkin mbak lagi keluar. Aku langsung masuk kekamar, membersihkan badan dan mrngambil wudhu, sholat dhuhur lalu bergegas untuk istirahat siang. Tanpa terasa, mata ku mulai terpejam dan aku terlelap dengan cepat.

*******

Seperti yang sebelumnya sudah saya infokan bahwa semua tokoh disini aku jadikan seagama ya. Karena ini memang diangkat dari kisah nyata.

Terima kasih atas dukungannya
Enjoy your reading💕

Dia yang menyakitiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang