Rindu itu Kembali

312 34 4
                                    


2 bulan sudah hari ku terlewati tanpa ada namanya lagi. Rindu...? Tentu. Tak ada lagi tawanya, senyumnya, candanya dan tatapan lembutnya.

Setelah pagi itu tak pernah lagi ku dengar kabarnya. Meskipun dia sudah menyelesaikan KKN aku tidak pernah bertemu dengannya. Jangankan bertemu, bertukar kabar ditelfon saja tidak pernah. Sepertinya dia mengganti nomer telfon. Ahh kenapa tiba-tiba aku memikirkan dia lagi. Dia yang bayangnya saja sudah serasa hilang ditelan bumi.

Kita masih satu kampus. Tapi karna dia semester akhir dan sudah mulai skripsi, intensitas dia kekampus jadi sangat berkurang. Ingin ku bertanya kabar tentang dia pada mas ola tapi aku mengurungkan niat itu. Aku tidak memiliki hak untuk selalu tau kabarnya. Memangnya kamu siapa Tiara?

"Dorrrrr.." tiba-tiba suara berat yang sangat ku kenali terdengar mengagetkan ku.

"Astaghfirullah..." kaget ku dan reflek menoleh kesamping.
"Mas ola.. kebiasaan deh.." gerutu ku

"Hahaha.. iyaa maaf nduk. Habisnya mas liat kamu bengong aja dari tadi. Mikirin apa sih?"

"Gak lagi mikirin apa-apa mas" aku menjawab dengan nada malas tanpa mengalihkan pandangan ku yang terfokus pada deretan sepeda yang terparkir dengan rapi.

"Beneran nihh?" Mas ola mengangguk-anggukkan kepalanya.
Yang ku balas dengan senyuman tipis.

Kita berbincang banyak hal ditangga sambil menikmati sore yang sebentar lagi akan memperlihatkan indahnya senja diujung taman sana. Tanpa kita sadari ada sosok tinggi berdiri disamping mas ola yang tengah duduk asik dengan ku. Laki-laki itu menepuk pundak mas ola.

"Hayyy bro" sapanya membuat mas ola dan aku menoleh pada sumber suara tersebut bersamaan.

"Hallo bangg.. How are you?" Tampak mas ola yang begitu bersemangat membalas sapaan laki-laki yang sudah duduk disebelahnya.

"Alhamdulillah sangat baik mas. Kamu gimana? Kelihatannya sibuk banget ni?" Laki-laki tersebut tersenyum manis. Sangat manis. Terlampau manis. Dan masih sama.

"Masih kalah sibuk sama kamu lah, bang nuca"

Iyaa.. laki-laki itu adalah mas Nuca. Sosok laki-laki humoris dengan tatapan teduhnya, senyum manisnya dan kharisma yang tak ada duanya. Sosok yang selama ini diam-diam bersemayam dihati ku. Sosok yang diam-diam aku rindukan. Tanpa ku sadari mata ku sama sekali tak beralih menatapnya semenjak kehadirannya tadi. Aku terlampau kaget.

"Mas ola, itu kenapa gadis cantik samping kamu diem aja dari tadi, ekspresinya udah kayak liat hantu aja" mas nuca terkekeh membuat mas ola menoleh pada ku.

"Nduk.. hey nduk" mas ola mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajah ku. Aku terkesiap. Aku benar-benar terkejut dengan kehadiran mas nuca.
"Iy-yaa mas kenapa?" Aku sedikit gelagapan.

"Kamu kenapa bengong, disapa tu sama bang nuca"
Terlihat mas nuca tertawa kecil melihat ekspresi kaget ku. Ya ampun, malu banget. Mau ditaruh mana muka ku ini. Bodoh.

"Hallo dek, gimana kabarnya?" Mas nuca mencoba menyapa ku

"Ba-baik kok mas, alhamdulillah" aku masih gelagapan dan memberikan senyum kaku ku padanya.
Mas nuca melebarkan senyumnya pada ku.

"Bang gimana skripsinya lancar?"

"Alhamdulillah lancar sih"

"Lancar lah orang dibantu lini" tiba-tiba seseorang ikut nimbrung dalam percakapan mas nuca dan mas ola.

"Woyy bang jakfar, apa kabar?" Sambut mas ola menyalaminya.
Iyaa orang itu mas jakfar. Masih ingatkan? Itu lohhh teman satu kontrakannya mas nuca.

Dia yang menyakitiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang