Akankah ini yang terakhir?

309 29 4
                                    

Waktu bergulir begitu cepatnya, tak terasa aku telah menghabiskan banyak waktu bersama mu. Menikmati setiap harinya dengan penuh canda, tawa, emosi, tekanan karna persoalan PKM. Hari ini menjadi hari terakhir PKM yang kita kerjakan, entah apa yang aku rasa, berat, sedih, lega, semua bercampur aduk. Banyak pikiran yang memenuhi kepala ku. Dan semua terisi tentang kamu. Akankah ini jadi hari terakhir aku berada dekat dengan mu? Akankah ini jadi hari terakhir menikmati canda tawamu? Akankah ini menjadi hari terakhir aku bisa menatap teduhnya sorot matamu? Akankah ini benar-benar menjadi hari terakhir kita untuk bersama? Semua berputar-putar dalam otak ku. Yang coba ku terka jawabannya dalam angan-angan ku. Tak akan pernah ku temui jawabannya. Namun yang ku tau, aku benar-benar candu padamu.

"Dek.." suara mu menyadarkan ku dalam lamunan.
"Iya mas nuc?"
"Kok bengong sih? Lagi mikirin apa?"
"Nggak kok mas, gak lagi mikirin apa-apa" aku memberikan senyuman tipis padanya.
"Pasti kamu lagi mikirin, kita bakalan bisa deket lagi apa nggak kan?" Mas nuca mencoba sedikit menggoda ku.
"Idihhh PD banget" aku memutar mata ku malas.
"Hahaha. Udah kebaca kali dek."
Mungkin mas nuca cenayang sampai bisa membaca pikiran ku.
"Minggu depan aku udah mulai KKN dek"
"Hmm. KKN dimana mas?"
"Didaerah lumajang" dia mengalihkan pandangannya kedepan.
"Ohh. Semangat ya mas. Semoga lancar, cepat skripsi, cepet lulus, trus cepat nikah sama mbak lini" aku memberikan senyumku.
"Aamiin. Tapi kayaknya yg terakhir gak bisa deh"
"Kenapa?" Tatap ku heran.
"Iyaa karna aku sama lini udah putus"
Aku sedikit terkejut.
"Lohh. Padahal smean sma kak lini tuh goals couple banget tau"
"Memang bukan jodohnya dek. Kadang yang menurut kita itu sempurna, belum tentu sempurna menurut Allah kan" dia tersenyum pada ku.
"Iyaa sih mas. Semoga menemukan jodoh yang terbaik ya mas"
"Contohnya kamu gitu?"

Degh

Aku tertegun. Jantungku berdetak lebih cepat. Mas nuca memang gak aturan nih bercandnya. Pipiku mulai memerah. Mas nuca hanya tersenyum menatapku yang sudah salah tingkah.

"Apaan sih mas, gak lucu tau" aku berusaha menyembunyikan rasa malu ku.
"Idihh.. gak usah salting gitu kali. Hahaha"
"Siapa juga yang salting. Biasa aja tuh. Wleeekk"
"Iya tah? Pipinya kok merah?"
Aku memegang pipiku untuk menutupinya dari mas nuca. "Tau ahh.. aku mau keziva aja. Byeee. Wleekk"
"Gemess banget sih dek" teriak mas nuca ketika aku melangkahkan kaki ku meninggalkan dia sendiri yang masih setia dengan senyuman manisnya.

"Kenapa sih tii, mas nuca teriak-teriak?"
"Tau tu mas nuca, udah ziv gak usah ngomongin mas nuca" aku cemberut karena rasa malu ku.
"Iyaa iyaa"

Setelah semua kerjaan dan tugas selesai kita memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing.

1 minggi kemudian

"Tii, kekosan gak?" Lyodra membuyarkan lamunan ku.
"Hah, kenapa lyo?"
"Kamu kenapa sih ti? Akhir-akhir ini kamu sering banget bengong. Kamu lagi ada masalah?" Terlihat raut wajah lyo yang khawatir.
"Gak pa-pa kok. Cuma mikirin tugas aja"
"Gak usah bohong deh tii. Kalau ada apa-apa tu cerita sama kita. Jangan dipendam sendiri" keisya ikut menimpali.
"Aku beneran gak pa-pa kok zeyengggg" aku mencubit pipi keisya gemas.
"Tiara lagi galau genkss" ucapan ziva membuat ku menatapnya tajam.
"Hahhh.. galau kenapa tii? Cerita dongg cerita" keisya terlihat penasaran.
"Nggak.. bohong ziva tu. Apaan sih ziv. Siapa juga yang galau"
"Bohong dosa lohh tii. Kamu lagi galau gara-gara mas nuca kan!" Kata-kata ziva benar-benar membuat ku shock dan membungkam mulutnya.
"Seriuss tii. Kok gak pernah cerita sih" lyo cemberut.
"Cerita apa sih. Orang aku sma mas nuca gak ada apa-apa kok" aku mengelak
"Gak ada apa-apa kok galau?" Ziva benar-benar kompor.
"Beneran aku gak ada apa-apa sama mas nuca kok. Ziva aja kompor. Dasar lambe turah" aku mencibirnya.
"Hahaha. Kalian percaya aku apa tiara genkss?"
Lyo dan keisya saling bertatapan. Lalu dengan kompak mereka berkata "ziva lah"
"Bagus" ziva terlihat menang dan mereka pun tertawa dengan puas.
Aku hanya bisa cemberut karena mereka yang mulai menggoda ku. Ditengah candaan kita, tiba" pintu kelas terbuka.

"Tiara...."

Sontak kita menoleh kesumber suara.

Maaf baru up lagi. Lagi banyak kerjaan.😭

Tapi semoga kalian gak kecewa dengan cerita ku ya.. jangan lupa kritik dan sarannya. Semoga bisa lebih baik lagi.

Enjoy the story💕

Dia yang menyakitiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang