Lelaki...
janganlah kamu memandang wanita itu dengan nafsu, Pandanglah seorang wanita itu dengan impian untuk membimbingnyaKini Adiba sedang berada di dalam mobil bersama anak yang hilang ini,
Namun sudah dua puluh lima menit dari mall , mobil ini belum sampai juga ke rumah tuanya Leon , ah mungkin memang jarak mall dengan rumah tuannya lumayan jauh pikir Adiba.Akhirnya setelah tiga puluh menit, mobil itu berhenti , namun bukan dirumah tuanya Leon, tapi rumah yang berukuran besar juga seperti tuannya,Adiba bingung kenapa dia kesini apa dia diculik, ah sudahlah Adiba selalu berfikir positif.
"Ah lebih baik aku tanya supir nya saja" batin Adiba.
"Maaf pak kok kesini ya, bukannya Tuan Leon sudah memberikan alamat rumahnya" tanya Adiba.
"Hmm, tenang nyonya , silahkan masuk anda tidak usah takut ini perintah tuan" ucap supir itu.
Iya supir itu mengucapkan Tuan, entah tuan siapa apa mungkin yang dia maksud Tuannya Leon, ah sudahlah yang terpenting aku aman, aku ikuti saja instruksinya.
Adiba pun berjalan mengikuti supir itu ke dalam, masih dengan menggendong anak ini, aduh rasanya Adiba bingung menyebutnya apa, masa iya dia harus memanggil anak ini dengan sebutan anak rasanya aneh, sepertinya Adiba harus memberi nama untuk anak ini, iya nama sementara mungkin selama anak ini bersamanya, agar memudahkan ia saat memanggil anak ini.
"Aduh aku bingung manggil kamu apa, aku kasih kamu nama Leo aja deh, Leo kan singa, sedangkan nama tuan Leon juga artinya singa, jadi sama sama singa heheheh, singa kan galak eh maksudnya disegani , pemberani seperti tuan Leon, dan menggemaskan seperti kamu" ucap Adiba mencubit pipi gembul anak itu, lalu anak itu tertawa menampakan deretan gigi nya yang baru tumbuh empat itu.
Akhirnya Adiba sampai di depan halaman rumah itu.
Rumah besar nan mewah, rasanya ia lelah melihat rumah rumah seperti ini, matanya lelah melihat rumah rumah mewah dan besar, pusing sendiri heheheh.
"Mari nyonya" ucap supir itu
"Jangan panggil saya nyonya pak, panggil Adiba aja hehehe" ucapan Adiba langsung ditolak oleh supir itu.
"Maaf nyonya tidak bisa itu tidak sopan"
"Pak saya juga cuma pembantu ko, jadi jangan panggil saya nyonya saya risih mendengarnya, panggil Adiba aja ya" pinta Adiba akhirnya di angguki oleh supir itu.
"Mari" ucapnya menuntun untuk masuk ke dalam rumah.
"Pak barang belanjaan saya dimana" tanya Adiba.
"Ada masih di mobil, nanti akan disimpan oleh pembantu disini, ayo silahkan masuk" ucap supir itu lalu Adiba masuk.
"Mammm, mammah, u u u" ucap anak itu ,dari tadi dia tidak mengeluarkan suara akhirnya mengeluarkan suara, setelah melihat ada patung berbentuk Macan yang besar, Adiba sendiri kaget bertatapan dengan wajah macan itu kirain hidup heheheh.
"Iya Leo, kamu suka ya, awas nanti digigit" Adiba tertawa sambil menggigit kecil lengan Leon, yang mungil, montok dan putih bersih itu.
"Aaa, mammah maah, akal huuh" ucap Leo pada Adiba lalu Leo memanyunkan bibirnya, tingkah justru membuat Adiba semakin gemas untuk menggodanya , Adiba menyentil bibir mungil itu pelan, namun Leo sudah menurunkan bibirnya kebawah membentuk lengkungan kebawah, yang tandanya akan menangis, sebelum membahas Adiba mencium Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
RandomTerkadang aku merasa kau pun memiliki rasa yang sama sepertiku namun terkadang aku juga merasa bahwa kau tak mencintaiku, Sesungguhnya Allah menciptakan manusia berpasang pasangan untuk saling melengkapi satu sama lain bukan? 16+