Bagian 2

196 82 14
                                    

Berada dipelukan pria saat bangun tidur bukanlah hal yang di inginkan Lovata. Ia terkejut setengah mampus menyadari pinggangnya dipeluk erat oleh lengan kokoh dan membuatnya tak bisa berkutik. Dengan tangan yang berada didada bidang, wajahnya didaerah lekukan leher, dan kakinya berada diantara kaki pria itu.

Ia menggigit bibir bawahnya tak kuasa menahan getaran didada ketika melihat lelaki itu adalah Arkana.

Lovata bukanlah tipe cewek yang gampang membenci lelaki ataupun menyukainya. Ia hanya tidak peduli atau masa bodo pada manusia yang berbeda gender dengannya kecuali akan ayah Ika.

Tetapi Arkana berhasil membuatnya membenci lelaki itu pada pertemuan pertama, dikarenakan Arkana menatapnya tajam yang membuat Lovata berpikir bahwa lelaki ini tidak pernah menghargai perempuan.

Secepat itu ia membenci Arkana, tetapi secepat itu pula ia mengagumi sosok pria yang bertubuh tinggi besar dengan mata tajam, rahang yang kokoh, bibir tipis dan hidung yang mancung itu.

Dari segi wajah Arkana memang sangat mirip dengan Kelvin, mereka hanya sedikit berbeda pada bentuk mata. Mata Arkana bulat dan tajam sedang Kelvin bermata sipit. Tetapi Kelvin memiliki eyesmile ketika tersenyum seakan memperlihatkan keramahan dalam diri bocah tengil itu.

Mereka juga memiliki sifat yang timbal balik. Kelvin lebih terlihat lembut dan ramah, tetapi kakaknya seperti banteng yang siap menanduk siapapun yang berada disekitarnya. Wajah pemarah dengan mata tajam itu begitu menakutkan.

Tetapi jika dilihat saat lelaki ini tidur, wajahnya seperti bayi baru lahir dan tanpa dosa. Terlihat lembut tetapi terkesan seksi. Arkana juga memiliki tahi lalat yang berada dipucuk hidung mancungnya, sama seperti dirinya.

Menyadari itu entah kenapa ujung bibirnya sedikit tertarik. Tetapi tiba-tiba saja Arkana menarik napas dalam, menghembuskan tepat diwajah gadis itu. Seakan menambah kekagumannya, nafas lelaki ini sangat harum. Aroma mint yang menguar begitu menyenangkan.

Masih dengan senyum simpul sembari memperhatikan wajah Arkana, ia mulai mengangkat tangannya untuk menyentuh alis tebal itu. Ketika akan sampai tetiba saja mata Arkana terbuka lebar, membuat tangannya menggantung didepan wajahnya.

Bersusah payah menelan ludah, kemudian menurunkan tangannya perlahan dengan senyum kaku persis kingkong kehilangan makanan karena dicuri binatang lain.

Arkana menarik pinggangnya, tidak memperbolehkan adanya jarak diantara mereka padahal sebelumnya mereka sudah saling menempel. Menurunkan wajah perlahan dengan menyunggingkan senyum, Arkana mencium puncak kepalanya.

"Udah bangun?" Tanyanya serak khas orang bangun tidur kemudian mencium puncak kepalanya. Lagi.

Lovata mengangguk.

"Dari tadi?"

Lovata menggeleng.

"Kenapa?" Karena Lovata menjawab pertanyaannya hanya dengan kode kepala.

Melarikan matanya ketempat lain, karena demi tuhan ia juga bingung mau menjawab apa. Lagi pula, kenapa lelaki itu gemar sekali mencium pucuk kepalanya. Apa ia tidak takut Lovata berkutu?Ketombe? Rambut bercabang? Apaan sih. Intinya, Lovata sudah dua hari tidak keramas. Apa lelaki ini tidak mencium bau apek?

"Gue mau mandi, minggir" Kemudian menyesal karena bertingkah sok jual mahal. Ia bisa melihat Arkana mengernyit, tapi tidak bertahan lama. Karena setelahnya kakak dari Kelvin itu malah tersenyum seakan tidak terpengaruh ucapannya.

"Wangi"

"Emang"

"Trus kenapa mandi?"

"Emang kalo masih wangi gak boleh mandi?"

Let Me Go [Home]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang